Polisi sudah menetapkan dokter residen berinisial ARS (32) sebagai tersangka usai menganiaya istrinya, DLP (33) saat dipergoki ngamar bareng mahasiswi koas Universitas Hasanuddin (Unhas). Namun polisi tak melakukan penahanan terhadap tersangka.
"Sudah tersangka, P21 di jaksa," ujar Kapolsek Tamalanrea Kompol Andi Alimuddin saat dimintai konfirmasi detikSulsel, Rabu (25/10/2023).
Alimuddin menyebut ARS yang dilaporkan atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak ditahan. Pelaku disebut tidak melakukan pemukulan, melainkan hanya menarik tangan istrinya hingga memar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nda (ditahan), kan itu masih anu, sebenarnya bukan penganiayaan, cuman ditarik itu tangannya, memar, tidak dipukul," katanya.
Selain itu, Alimuddin mengatakan pelaku ARS tidak ditahan karena masih menjalani pendidikan dokter residen. Selama ini ARS selama ini juga disebut kooperatif menjalani pemeriksaan.
"Kita kan pertimbangkan itu hari, itu bukan dianiaya juga, jadi kita tidak tahan. Baru dia kan masih kuliah. Jadi saya bilang anu (tidak ditahan) saja apalagi kan kooperatif juga," terangnya.
"Seandainya itu hari kan dia juga mau laporkan istrinya, saya bilang jangan mi perpanjang, kita carikan solusi siapa tahu masih bisa kembali tapi istrinya keras toh nda mau," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, penganiayaan berawal ketika DLP mendapatkan alamat ARS di Rusunawa Unhas usai kabur dari rumah. Korban kemudian mendatangi Rusunawa tersebut pada Minggu (13/8) sekitar pukul 23.30 Wita.
Saat itu DLP langsung mengetuk pintu kamar suaminya di Rusunawa Unhas ketika sampai di lokasi. Suami korban kemudian membuka pintu kamar, namun hanya sebagian.
"Kan ceritanya itu saya ketuk-ketuk pintunya. Dia (ARS) buka dengan pintu setengah, dengan badan yang ditutupi," kata DLP kepada detikSulsel, Rabu (25/10).
DLP kemudian curiga sehingga mendorong pintu kamar suaminya dan berusaha masuk. Namun ARS saat itu menarik DLP keluar kamar sehingga menyebabkan lengannya lebam dengan luka cakar. DLP juga menyebut sempat diludahi oleh ARS.
"Saya sudah curiga di dalam (kamar) ini ada perempuan, jadi saya berusaha dorong (pintu) dengan badanku. Dia (ARS) tarik saya keluar dari kamar dan mungkin pakai kekerasan. Akhirnya tangan kanan saya lebam, tangan kiri itu ada cakaran. Nanti di lobi bawah dia sempat ludahi muka saya," tuturnya.
(asm/sar)