Pria berinisial SR (43) di Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) tega membunuh pasangan suami istri berinisial IR (24) dan MS (16). Pelaku menghabisi pasutri tersebut lantaran kesal disebut sebagai dukun palsu.
"Betul, pelaku tak terima dan sakit hati karena korban memaki pelaku dengan kata kasar dan dituduh sebagai dukun palsu," ujar Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Erlan Munaji kepada detikcom, Kamis (14/9/2023).
Peristiwa itu terungkap saat seorang warga pertama kali menemukan jasad IR di parit yang tertutup semak belukar di Kecamatan Timpah, Minggu pagi (10/9). Saat itu warga masih belum mengetahui identitas korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usai dibunuh, korban yang merupakan suami ini ditemukan di parit dan masih belum diketahui identitasnya, masih Mr. X," terangnya.
Dua hari berselang usai jasad IR ditemukan, warga kembali dikejutkan dengan temuan jasad wanita pada Selasa (12/9). Saat itu korban ditemukan sejauh 500 meter di rawa-rawa belakang perkebunan sawit.
"Korban ditemukan 500 meter dari jasad pertama dalam kondisi tertutup semak belukar juga dan masih belum diketahui identitasnya, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka di tubuh kedua jasad tersebut. Usai autopsi, kedua korban diketahui pasangan suami istri yang sempat dilaporkan hilang pada 8 September 2023 lalu.
"Pihak keluarga melaporkan orang hilang pada Jumat, 8 September 2023. Dari hasil pemeriksaan autopsi barulah diketahui identitas korban adalah IR dan MS dan terdapat luka akibat penganiayaan," tuturnya.
Dari hasil penyelidikan, diketahui pasutri tersebut dibunuh oleh pelaku SR. Polisi kemudian mengamankan SR pada Selasa (12/9) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.
"Pelaku ditangkap di Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya di barak saudaranya," ungkap Erlan.
Saat ini pelaku telah diamankan di Mapolres Kapuas untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi akan mendalami adanya korban lainnya.
"Mereka (korban dan pelaku) tinggal tidak berdekatan, tetapi satu kampung. Pelaku sudah tinggal di sana 2 tahun, sementara korbannya baru satu dan masih dikembangkan oleh penyidik," pungkasnya.
(hsr/sar)