"Dengan adanya isu-isu seperti itu, bahkan adanya penyebaran berita hoax adanya uang tebusan (Rp 20 M)," ujar Mayjen Izak Pangemanan dalam keterangannya, Rabu (13/9/2023).
Menurut Izak, isu itu sengaja dibuat untuk menciptakan kegaduhan di Papua. Bahkan dia menilai isu tersebut membuat proses pembebasan sang pilot dari KKB pimpinan Egianus Kogoya menjadi terganggu.
"Bisa jadi diembuskan dengan sengaja oleh pihak-pihak yang tidak ingin terciptanya kedamaian di Papua, khususnya menghambat pembebasan pilot Susi Air," ungkapnya.
Baca juga: Menanti Kabar Baik Pembebasan Pilot Susi Air |
Izak pun menegaskan proses negosiasi pembebasan pilot asal Selandia Baru itu masih terus dilakukan. Dia menyebut negosiasi melibatkan tokoh agama, masyarakat, adat, perempuan, dan pemuda.
"Kita masih terus mengupayakan negosiasi karena TNI memilih jalan damai dalam menyelesaikan semua permasalahan di Papua, termasuk dalam hal penyanderaan Pilot Philip Mark Mehrtens," ujarnya.
Dia berharap proses pembebasan Philip Mark berjalan aman dan damai. Pasalnya, dia tak ingin adanya korban jiwa dalam proses pembebasan pilot yang disandera kelompok Egianus Kogoya.
"Saya berharap tidak ada korban-korban berikutnya, baik dari pihak sipil maupun TNI Polri, karena semua permasalahan bisa diselesaikan dengan damai," bebernya.
Selain itu, Jenderal TNI bintang dua ini ingin proses negosiasi pilot yang telah disandera sejak 7 Februari 2023 lalu itu bisa segera menemui titik terang. Hal itu agar pilot bisa segera berkumpul bersama keluarganya.
"Saya berharap negosiasi dari semua unsur dapat berjalan dengan baik. Semoga secepat mungkin bisa diselesaikan seperti harapan kita bersama," pungkasnya.
(hsr/asm)