Tiga warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Penembakan maut tersebut terjadi pada momen HUT ke-78 RI.
Kabid Humas Polda Papua Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan peristiwa ini berawal saat personel TNI-Polri menerima laporan terkait keberadaan ketiga warga sipil yang sejak sore berangkat dari Batas Batu menuju Kota Kenyam, Rabu (16/8). Ketiga korban belum sampai di tempat tujuan.
"Personel gabungan TNI-Polri segera merespons laporan tersebut dan melakukan penyisiran," ungkap Benny kepada wartawan, Kamis (17/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat penyisiran berlangsung, para personel TNI-Polri kembali menerima laporan adanya penembakan di Kompleks Yosoma. Aparat gabungan langsung menuju ke lokasi tersebut hingga akhirnya terlibat baku tembak dengan KKB.
"Kontak tembak berlangsung selama beberapa saat antara personel gabungan dan kelompok bersenjata yang diduga sebagai KKB," jelasnya.
Setelah kontak tembak selesai, aparat gabungan menemukan ketiga warga sipil tersebut di lokasi kejadian. Ketiganya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Ketika personel gabungan tiba di TKP, mereka menemukan tiga korban warga sipil dalam kondisi sudah meninggal dunia," imbuhnya.
Ketiga warga sipil yang menjadi korban penembakan KKB itu bernama Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad. Aparat gabungan langsung mengevakuasi jenazah korban ke Puskesmas Kenyam.
"Polisi berhasil mengevakuasi jenazah para korban ke Puskesmas Kenyam untuk pemeriksaan lebih lanjut," terangnya.
Sementara itu, Kapolres Nduga Kompol Vinsensius Jimmy Parapaga mengungkapkan bahwa ada dugaan ketiga korban diduga sempat dianiaya oleh KKB. Hal itu berdasarkan luka yang ditemukan di tubuh korban.
"Selain ditembak, para korban juga dianiaya hingga mengalami luka-luka di tubuhnya yang berawal saat truk yang ditumpangi para korban dihentikan dan dibakar," ujar Kompol Vinsensius Jimmy Parapaga.
Saat ini, Vinsensius mengatakan, pihak kepolisian sedang berupaya untuk mengidentifikasi serta memburu para pelaku penembakan terhadap tiga warga sipil tersebut. Polisi berjanji segera menuntaskan kasus ini.
"Kami menekankan bahwa pihak kepolisian sedang berupaya mengidentifikasi dan menangkap para pelaku yang terlibat dalam insiden ini," tegasnya.
Lebih lanjut Vinsensius mengatakan bahwa saat ini kondisi dan situasi di Distrik Kenyam berangsur normal usai penembakan tersebut. Kendati begitu, aparat gabungan tetap siaga satu untuk mengantisipasi aksi lanjutan.
"Kepolisian Resor Nduga berkomitmen untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengusut tuntas kasus ini untuk membawa pelaku ke pengadilan," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Kapolda Papua Sayangkan Momen HUT RI Diwarnai Penembakan
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan korban jiwa penembakan di Nduga ada yang warga lokal dan ada pula warga pendatang. Dia pun menyayangkan hal ini.
"Tadi pagi saya sudah saya sampaikan kan ada korban jiwa itu yang disayangkan. Ada orang Papua juga yang kena meninggal orang Biak, ada pendatang satu," ujar Irjen Fakhiri kepada wartawan di Jayapura, Kamis (17/8).
Irjen Fakhiri lantas berharap kasus ini tidak terulang kembali, terutama karena hal ini terjadi di momen hari Kemerdekaan Indonesia.
"Kok di tanah kita yang diberkati masih ada menggunakan cara-cara yang kurang manusiawi. Kita ini kan dominannya kristen, masih juga keluar daripada 10 perintah Tuhan, jangan membunuh," katanya.