Ayah Bripda IDF atau ID, Y Pandi mengaku keluarga sempat berkomunikasi dengan putranya pada malam sebelum insiden tewas tertembak. Keluarga saat itu menganggap tidak terjadi apa-apa terhadap Bripda ID.
Y Pandi menuturkan, komunikasi terakhir dengan anaknya itu dilakukan sang ibu melalui video call pada pukul 08.00 WIB. Bripda ID juga disebut masih sempat teleponan dengan temannya pada pukul 01.00 WIB.
"Kan sebelum kejadian anak saya telepon saya dengan mamanya jam 8 malam masih video call, kemudian sampai jam 1 teleponan lagi sama temannya. Masih bisa, masih ada," ujar Y Pandi saat dihubungi detikcom, Kamis (27/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan, Y Pandi baru mengetahui Bripda ID tewas tertembak. Sebelum itu, kata dia, ada 3 senior yang mendatangi Bripda ID yang diduga dalam keadaan mabuk.
"Kemudian jam 1 lewat itu mungkin mereka dipanggil oleh seniornya yang bertiga itu tadi ke place-nya dalam keadaan mabuk. Kurang lebih jam setengah 3 (dini hari) itulah kejadiannya," tuturnya.
Sebelumnya, Y Pandi mengungkap anaknya sempat cekcok dengan 3 seniornya sebelum tewas tertembak di Rusun Polri Cikeas, Bogor pada Minggu (23/7). Saat itu Bripda ID didatangi 3 seniornya yang diduga dalam kondisi mabuk.
"Anak kami ini didatangi oleh 3 seniornya, datang ke place-nya anak kami ini dengan kondisi sepertinya sudah minum atau mabuk sehingga terjadi cekcok antara mereka dengan anak kami," ungkap Y Pandi saat dihubungi, Kamis (27/7).
Salah satu dari 3 seniornya kemudian mengambil senjata api dari tasnya. Hingga belakangan senjata api tersebut meledak dan mengenai anaknya.
"Dan kemudian si tersangka, salah satu dari bertiga seniornya ini tadi mengambil senjata di tasnya kemudian tidak sengaja, katanya kan, tidak sengaja dalam arti mengambil senjata terus senjata itu meledak," sambungnya.
Y Pandi kemudian merasa janggal dengan kejadian yang menimpa putranya itu. Dia mengaku curiga karena peluru dari senjata api itu mengenai batang leher hingga ke telinga kanan anaknnya.
"Tapi menurut logika kami letusan senjata itu sepertinya tidak mungkin bagi kami dari bawah kok bisa sampai atas mengenai batang leher ke telinga sebelah kanan," jelasnya.
(asm/sar)