UMY Dalami Aktivitas Penelitian Redho soal LGBT Sebelum Tewas Dimutilasi

Yogyakarta

UMY Dalami Aktivitas Penelitian Redho soal LGBT Sebelum Tewas Dimutilasi

Tim detikJogja - detikSulsel
Jumat, 28 Jul 2023 12:00 WIB
Redho Tri Agustian saat aktif pramuka.
Foto: Dok. Pribadi Redho Tri Agustian
Sleman -

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) turun tangan mengusut kasus mutilasi Redho Tri Agustian (20) yang sedang melakukan penelitian terkait kelompok LGBT di Jogja. UMY mendalami kaitan aktivitas penelitian Redho sebelum pembunuhan terjadi.

Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY Achmad Nurmandi menilai ada sesuatu yang tidak wajar dalam kasus kematian mahasiswanya itu. Apalagi pembunuhan sadis itu hanya berdasarkan pengakuan pelaku.

"Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal," kata Nurmandi dilansir dari detikJogja, Kamis (27/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas dasar tersebut, pihak UMY memutuskan ikut menelusuri pembunuhan dan mutilasi yang dialami Redho di Sleman. Nurmandi menyebut Redho tengah melakukan penelitian terkait kelompok LGBT.

"Sehingga kita mencari informasi apa yang dilakukan, termasuk riset. Nah, nanti kita kan sedang cari, mendalami toh, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam," lanjut Nurmandi.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, Nurmandi mengatakan informasi tentang aktivitas penelitian tersebut bisa didalami dari laptop milik Redho. Hanya saja laptop tersebut saat ini masih diamankan kepolisian sebagai salah satu barang bukti.

"Karena laptopnya masih di Polda DIY, jadi kita belum tahu (apa yang dikerjakan Redho)," jelas dia.

Lebih lanjut, Nurmandi mengatakan akan memberi kabar jika ada perkembangan tentang kasus mutilasi ini. Dia menyebut hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut.

"Belum ada perkembangan lagi informasinya," ucapnya.

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi

Sebelumnya, polisi telah menangkap dua pelaku mutilasi terhadap Redho berinisial W (29) dan RD (38). Keduanya ditangkap di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/7).

Polisi menyebut antara korban dan pelaku tergabung dalam kelompok tidak wajar di media sosial. Namun, polisi tidak menjelaskan lebih detail terkait kelompok tersebut.

"Jadi pelaku dan korban saling kenal, mereka kenal di grup yang ada di medsos. Hasil pemeriksaan kita sudah 3-4 bulan (kenal). Ketemu pertama," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi, Selasa (18/7)




(asm/sar)

Hide Ads