Penderitaan Warga Nduga Akibat Teror Mengerikan KKB Penculik Pilot Susi Air

Papua

Penderitaan Warga Nduga Akibat Teror Mengerikan KKB Penculik Pilot Susi Air

Raymond Latumahina - detikSulsel
Jumat, 21 Jul 2023 08:45 WIB
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan.
Foto: Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan. (Raymond Latumahina/detikcom)
Jayapura -

Warga Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan menderita sejak kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air Philip Mark Mehrten. Nyawa masyarakat terancam akibat rentetan teror yang dilancarkan KKB sejak penculikan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan awalnya menyinggung upaya penyelamatan pilot Susi Air. Dia mengatakan Pemkab Nduga masih mengupayakan negosiasi dengan Egianus Kogoya.

"Pemerintah daerah sedang bekerja, kami terus mendorong semua pihak yang terkait untuk mengupayakan pembebasan pilot ini demi masyarakat. Karena akibat penyanderaan ini banyak masyarakat yang menderita," ucap Izak kepada wartawan di Kota Jayapura, Papua, Kamis (20/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Izak melanjutkan warga terpaksa meninggalkan kampung halamannya mencari tempat yang aman. Masyarakat memilih mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

"Kita melihat pengungsi yang ada di Wamena begitu banyak gara-gara ini. Tentu kita ingin mereka bisa kembali ke kampungnya," tegas Izak.

ADVERTISEMENT

Menurut Izak, masyarakat khawatir penyanderaan pilot Susi Air memicu kontak tembak. Situasi ini rawan mengancam keselamatan warga.

"Masyarakat takut ada kontak tembak dengan TNI sehingga terjadilah pengungsian-pengungsian," paparnya.

Dia berharap upaya negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air menemui titik terang. Harapannya warga bisa kembali ke kampung halamannya di Nduga yang menjadi basis operasi KKB.

"Jadi kita berharap pengungsi yang tadinya sudah meninggalkan daerah bisa segera kembali. Nyambung normal kembali di kampungnya," tutur Izak.

Izak mengemukakan segala cara telah ditempuh untuk mengatasi persoalan di wilayah Papua. Menurutnya perkara ini mesti diatasi dengan hati-hati.

"Kami pun dalam bertindak akan melihat permasalahan ini secara luas, lengkap. Karena permasalahan di Papua ini multidimensi. Permasalahan di Papua ini sudah berspektrum luas, sehingga kita tidak boleh asal saja menanganinya," jelasnya.

Izak menegaskan pemerintah menempuh jalur damai agar KKB melepaskan pilot Susi Air dalam kondisi selamat. Operasi militer belum dilakukan karena mempertimbangkan keselamatan warga.

"Tentunya kita mengedepankan pemerintah daerah karena ini kan bukan permasalahan yang harus kita selesaikan dengan operasi militer," tambah Izak.

Baca kondisi terkini pilot Susi Air di halaman berikutnya..

Kondisi Terkini Pilot Susi Air

Sebagai informasi, KKB pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air sejak 7 Februari 2023. Pilot asal Selandia Baru itu disandera usai KKB membakar pesawat Susi Air di Nduga, Papua Pegunungan.

Izak mengklaim pilot Susi Air dalam kondisi sehat sejak disandera KKB dalam 5 bulan terakhir. Izak mengatakan Egianus Kogoya Cs memperlakukan pilot Susi Air dengan baik.

"Pilot kondisinya baik-baik saja. Kita lihat di foto orangnya tidak kurus, orangnya sehat, bajunya rapi terus. Mukanya tidak stres hanya bosan saja," ungkapnya.

Menurut Izak tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan keadaan pilot Susi Air. Dia menegaskan tidak ada masalah selama negosiasi berlangsung.

"Jadi tidak ada masalah dengan pilot ini. Egianus pun menjaganya dengan baik, terus apa yang kita khawatirkan? Tidak ada masalah," tegasnya.

63 Warga Distrik Koroptak Nduga Mengungsi ke Kenyam. Foto: Dokumen IstimewaFoto: Dokumen Istimewa Foto: 63 Warga Distrik Koroptak Nduga Mengungsi ke Kenyam. Foto: Dokumen Istimewa

KKB Biang Kerok Warga Mengungsi

Diketahui, warga dari Nduga mengungsi ke tempat aman secara bertahap. Mereka ketakutan akan teror dan intimidasi KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Terakhir, ada 63 warga Koroptak, Nduga yang diungsikan ke Kampung Kendibam, Distrik Kenyam, Jumat (30/6). Mereka yang mengungsi terdiri dari 11 pria dewasa, 14 perempuan dewasa, 19 anak laki-laki, 10 anak perempuan, dan 9 balita.

"Mungkin ini bagian daripada itu (KKB), ini mungkin ya. Tetapi tentunya kan dengan beberapa kali gangguan terakhir, nah ini juga kan bisa membuat masyarakat kan rasa takut," kata Irjen Mathius kepada wartawan di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Sabtu (1/7).

Mathius juga meminta masyarakat di distrik-distrik yang kerap bersinggungan langsung dengan kelompok KKB agar mengungsi. Hal ini untuk meminimalisir memberi bantuan makanan terhadap kelompok tersebut.

"Ini kan kita minta dibawa ke Kenyam, ada yang lebih dekat ke Wamena, kalau dekat ke Lanny Jaya dibawa ke Kuyawage supaya tidak membantu bantuan makanan terhadap kelompok Egianus," ujarnya.

Mathius menegaskan aparat kepolisian bersama TNI selalu menjamin keselamatan seluruh masyarakat. Apalagi dalam upaya penegakan hukum terhadap kelompok tersebut.

"Tapi tentunya saya juga bisa memberikan jaminan tidak ada pemikiran dari kami aparat TNI-Polri untuk melakukan langkah-langkah penegakan hukum yang tidak terukur," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads