Awalnya Hetmi dijemput oleh Gepal di rumahnya yang terletak di Kabupaten Mamasa pada Minggu (11/6) sekitar pukul 14.00 Wita. Korban dijemput menggunakan mobil pikap milik pelaku yang biasa digunakan untuk berjualan.
Niatan pelaku menjemput Hetmi sejatinya hanya ingin mengajak pacarnya tersebut bertemu, kemudian berniat mengantar korban pulang ke rumah. Namun korban ternyata tetap ingin terus bersama pelaku dan menolak diantar pulang.
Kapolrestabes Mamuju Kombes Iskandar mengatakan korban yang menolak untuk diantar pulang lantas membuat Gepal naik pitam hingga terjadi cekcok. Sadis, Gepal membunuh pacarnya tersebut.
"Korban ini mau dipulangkan setelah berpacaran. Tapi korban tidak mau, ternyata mau ikut pelaku. Akhirnya terjadi pertengkaran, pelaku emosi dan melakukan kekerasan yang mengakibatkan orang (pacarnya) mati," kata Iskandar kepada wartawan, Selasa (13/6/2023).
Iskandar mengatakan setelah membunuh pacarnya, pelaku kemudian membawa mayat Hetmi dan membuangnya ke muara Pantai Mamuju pada Senin (12/6).
"Dia (pelaku) sudah membunuh pacarnya kemudian bawa pacarnya pakai mobil. Kemudian (mayat korban) dibuang di sungai," bebernya.
Pelaku yang panik setelah membunuh kekasihnya lantas menceritakan kejadian itu kepada saudaranya. Dirinya bahkan meminta bantuan kepada saudaranya agar disiapkan uang senilai Rp 3 juta rupiah demi bisa melarikan diri ke Kalimantan.
"(Pelaku) minta (sama saudaranya) disiapkan uang sekitar Rp 2 sampai Rp 3 juta untuk melarikan diri ke Kalimantan," ungkapnya.
Iskandar menjelaskan saat melakukan penyelidikan, pelaku sempat diketahui berada di Parepare untuk bergerak ke Kalimantan. Namun setelah dilakukan koordinasi dengan pihak kepolisian di Kalimantan, pelaku bisa diamankan di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Selasa (13/6).
"Informasi kita dalami kita kejar ke Lekbeng dia (pelaku) lari ke Parepare bergerak ke Kalimantan. Kita koordinasi ke Kalimantan ya alhamdulillah di Balikpapan kita tangkap," imbuhnya.
Terkait dugaan kekerasan seksual yang dialami Hetmi, Pihaknya belum bisa merinci secara pasti. Pasalnya saat ini masih menunggu pelaku yang dibawa petugas dari Balikpapan tiba di Mamuju untuk dilakukan pendalaman.
"(Terkait pelecehan) kita dalami," tegasnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir mengatakan jika ada dugaan kuat jika Hetmi mengalami pelecehan seksual sebelum dibunuh. Sebab ditemukan bekas lebam di area leher seperti dicekik.
"Sesuai dari dokter (hasil visum) ada pelecehan seksual. Terus meninggal karena dicekik," ujar Herman dikonfirmasi terpisah.
Melihat hasil visum lanjut Herman, ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Di antaranya bekas cekikan di leher, luka di lutut, hingga kemaluan mengeluarkan darah.
"Luka gores di lutut sebelah kiri dan kemaluan mengeluarkan darah, sehingga diduga menjadi korban pelecehan seksual," jelasnya.
Herman menegaskan korban diduga lebih dulu tewas sebelum dibuang ke bawah Jembatan Arteri Mamuju. Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.
"Iya yang disampaikan dokter (korban tewas) jam 8 pagi kemarin. (Kasus) masih lidik (penyelidikan)," pungkasnya.
(afs/hmw)