Bunker penyimpanan narkoba yang sebelumnya diungkap kepolisian diduga berada di Universitas Negeri Makassar (UNM) Kampus Parang Tambung. Bunker tersebut terletak di salah satu sekretariat lembaga kampus di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM.
"Saya benarkan perihal adanya bunker di dalam kampus FBS," ujar Presiden BEM FBS UNM Rusci Lestari Syam kepada detikSulsel, Sabtu (10/6/2023).
Fakultas Bahasa dan Sastra diketahui berada di kampus UNM yang terletak di Jalan Mallengkeri, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar. Sejumlah anggota Ditresnarkoba Polda Sulsel disebut sudah memasang garis polisi di sekretariat yang menjadi bunker narkoba tersebut, Jumat (9/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana mengatakan pihaknya sudah menangkap 5 orang terkait bunker narkoba tersebut.
"Ada 5 orang yang diamankan dimintai keterangan," ujar Kombes Suartana saat dimintai konfirmasi terpisah, Sabtu (10/6).
Suartana mengatakan penangkapan tersebut berawal dari diamankannya seorang warga. Pihaknya kemudian melakukan pengembangan sehingga total yang diamankan 5 orang.
"Ada informasi masyarakat, diamankan 1. Terus dikembangkan jadi total 5 diamankan," kata Suartana.
Dia mengatakan pihaknya belum bisa menjelaskan lebih jauh. Pasalnya tim Ditresnarkoba Polda Sulsel masih melakukan pengembangan.
"Sekarang masih dikembangkan makanya kita belum berani buka. Karena bisa saja ada hasil temuan yang baru," kata Suartana.
Bunker Narkoba di Kampus Makassar
Keberadaan bunker narkoba di dalam salah satu kampus di Makassar awalnya disampaikan oleh Dirnarkoba Polda Sulsel Kombes Dodi Rahmawan. Dia menyebut bunker itu sempat menyimpan 3 kilogram sabu lengkap dengan catatan transaksi jual belinya.
"(Bunker berupa) ada brankas untuk penyimpanan barang bukti dan transaksi. Pengakuan terakhir sebenarnya sudah masuk 3 kilo karena beredar cukup lama," kata Dodi dalam dalam keterangannya di Mapolda Sulsel, Kamis (8/6).
Namun Dodi belum mengungkap lebih jauh seluk beluk bunker narkoba tersebut dengan alasan pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap sindikat di balik adanya bunker narkoba tersebut.
Dia pun mengaku cukup miris dengan penemuan bunker narkoba di ruang lingkup universitas tersebut. Kampus yang seharusnya menjadi wadah bagi generasi muda berprestasi di dunia pendidikan malah menjadi lokasi jual beli barang haram tersebut.
"Yang jelas inilah mirisnya kondisi yang kita hadapi. Area kampus yang seyogyanya itu untuk pendidikan untuk menunjukkan prestasinya di dunia pendidikan justru dijadikan marketing, market,"tuturnya.
(hmw/ata)