Kenangan Keluarga Agnes yang Lemah Lembut Malah Dibunuh Teman Pinjam Duit

Kenangan Keluarga Agnes yang Lemah Lembut Malah Dibunuh Teman Pinjam Duit

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Kamis, 18 Mei 2023 06:00 WIB
Gadis asal Tana Toraja tewas bersimbah darah di kamar kos di Morowali, Sulawesi Tengah. Dokumen Istimewa
Foto: Gadis asal Tana Toraja tewas bersimbah darah di kamar kos di Morowali, Sulawesi Tengah. Dokumen Istimewa
Tana Toraja -

Gadis asal Tana Toraja, Agnes Anggraini (25) dikenal sebagai sosok yang lemah lembut. Tapi korban yang tak terbiasa dengan kekerasan itu malah dibunuh sadis rekan kerjanya yang bernama Muh Jufri (33) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Dia (Agnes) itu kasihan tidak pernah tinggi suaranya. Dibentak saja atau dimarah cuma diam langsung menangis, baik sekali dan lembut sama semua orang, bertanggung jawab juga," kata kakak Agnes, Regina kepada detikSulsel, Rabu (17/5/2023).

Agnes juga dikenal sebagai orang yang tidak pernah bermasalah dengan rekan kerjanya. Menurut Regina, Agnes bahkan sering membantu orang lain jika ada yang membutuhkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan saya sama suami tinggal tidak jauh dari Agnes tinggal sama pacarnya. Sudah 3 bulan dia kerja di sana tidak pernah ada masalah dengan karyawan di sana. Kalau membantu seperti meminjamkan uang itu, dia sering tolong orang selagi dia bisa bantu. Jadi adik saya itu wataknya memang sangat polos," ungkapnya.

Keluarga Minta Warga Toraja Tahan Amarah Atas Kematian Agnes

Kematian Agnes di Morowali sempat membuat sejumlah massa membakar mes karyawan PT Panca Pilar Sejahtera, yang merupakan lokasi pembunuhan korban. Atas kejadian itu, keluarga Agnes meminta semua pihak menahan amarah.

ADVERTISEMENT

"Saya lihat di media sosial ada pembakaran mes perusahaan dibakar setelah kejadian yang menimpa adik kami, beredar yang lakukan itu orang Toraja," kata Regina.

"Itu yang kami sayangkan. Saya harap warga Toraja di sana bisa tenang dan jangan terpancing isu-isu tidak benar," lanjut Regina.

Regina menegaskan keluarganya sudah mempercayakan kasus ini ke pihak kepolisian. Dia lantas mengingatkan massa bahwa kejadian aksi pembakaran tersebut justru dapat memperlambat proses penyelidikan.

"Kami tidak pungkiri, kejadian yang menimpa adik kami membuat masyarakat Toraja di sana marah. Kami harapkan masyarakat Toraja di Morowali bisa tahan emosi, kami serahkan sepenuhnya kasus ini kepada polisi, jadi tolong jangan melakukan hal yang justru memperlambat penyidikan," ungkapnya.

Kendati demikian, Regina menegaskan pihak keluarganya mengharapkan pelaku pembunuhan dihukum seberat-beratnya. Kata dia, kejadian yang menghilangkan nyawa adiknya itu dilakukan secara sadis dan keji.

"Semoga kami keluarga dapat keadilan juga. Kami harapkan pelaku dihukum seumur hidup, itu setimpal. Adik saya diperlakukan sekeji itu, kakinya tangannya diikat lalu dibunuh, tidak bisa dimaafkan," ucapnya.

Agnes Sempat Niat Cuti untuk Pemakaman Nenek

Ayah Agnes, Barto Buttu mengatakan putrinya itu sebenarnya berjanji ke dirinya akan mengambil cuti pada 20 Mei 2023. Agnes berencana mengikuti pemakaman neneknya.

"Dia pernah bilang mau ambil cuti tanggal (20/5) nanti mau saksikan pemakanan neneknya," kata Barto kepada detikSulsel, Rabu (17/5).

Namun apa daya, Agnes tewas dibunuh sadis oleh rekannya. Kini Agnes justru akan dimakamkan bersama dengan neneknya.

"Rencananya tanggal 26 Mei, nanti dimakamkan bersamaan dengan nenek yang berpulang bulan lalu," ujarnya.

Barto mengatakan jenazah Agnes dan jenazah neneknya, Paulus Sikku' akan dimakamkan secara adat Toraja atau Rambu Solo. Dia menyebut jenazah disuntik formalin agar bertahan lama sampai hari pemakaman.

"Nenek meninggal bulan lalu, karena ada kejadian ini yang menimpa kami jadi sekalian bersamaan dimakamkan. Adat Toraja Rambu Solo, kita melakukan suntikan formalin agar jenazah tahan lama," ungkapnya.

Dia pun mengaku belum percaya putrinya itu meninggal dengan cara yang sadis. Menurutnya pula, Agnes seharusnya sudah pulang ke rumah untuk menyaksikan neneknya dimakamkan.

"Sampai sekarang belum percaya anak saya yang alami kejadian seperti itu," ucap Barto tertunduk menangis.

Simak di halaman berikutnya: Pembunuhan Sadis Agnes....

Pembunuhan Sadis Agnes

Mayat Agnes sebelumnya ditemukan di mes karyawan PT PPS di Desa Bahodopi, Kecamatan Bahodopi pada Sabtu (13/5). Gadis malang itu awalnya diantar oleh pacarnya Desrianto Palulungan ke mes karyawan itu pada sekitar pukul 09.30 Wita.

"Awalnya korban diantar pacarnya bernama Desrianto Palulungan ke kantor tempatnya bekerja untuk memberikan sejumlah uang kepada kedua rekan kerjanya," kata keluarga korban, Henry Desfa Deyanto kepada detikcom, Minggu (14/5/2023).

Sang pacar sebenarnya sempat mengajak korban pulang karena urusan mereka telah selesai. Hanya saja korban menolak dengan alasan dia masih ingin menunggu temannya yang masih di kantor.

Kondisi itu membuat Desrianto terpaksa meninggalkan sang pacar di kantornya. Hingga akhirnya terdapat kondisi di mana hanya ada korban dan rekan kerjanya yang bernama Muh Jufri.

Sementara itu, Kapolres Morowali AKBP Suprianto mengungkapkan pelaku Jufri kemudian meminjam uang Rp 500 ribu kepada korban saat mereka hanya berdua. Namun korban mengaku tidak memiliki uang cash sehingga meminta pelaku menarik sendiri uang Rp 500 ribu menggunakan kartu ATM korban.

"Selesai tarik uang, kembalikan ini ATM dari pelaku ke korban," kata AKBP Suprianto kepada detikcom, Senin (15/5/2023).

Masalah mulai muncul setelah korban curiga pelaku menarik uang melebihi Rp 500 ribu. Saat itu korban langsung menginterogasi pelaku.

"(Korban bilang) 'tidak kau ambil lebih ji itu?'" ujar AKBP Suprianto.

Tudingan itu ternyata membuat pelaku tersinggung. Pelaku dan korban pun akhirnya cekcok hingga saling dorong.

"Karena sempat dituduh, saling dorong juga di situ sampai korban juga jatuh," katanya.

Saat terjatuh, korban langsung meminta tolong dengan cara berteriak. Teriakan itu rupanya membuat pelaku langsung panik.

"Si korban ini teriak minta tolong. Si pelaku ini panik jadi pelaku kemudian menutup kepala dan memukul (kepala korban) pakai batu," bebernya.

Pelaku juga mengikat tangan dan kaki korban usai dipukul. Menurut Suprianto, pelaku takut korban tiba-tiba melarikan diri dan meminta pertolongan ke warga sekitar.

"(Tangan dan kaki diikat karena pelaku takut) kalau dia (korban) lari. Namanya orang panik kita enggak tau. Yang jelas faktanya kita dapat seperti itu," katanya.

Pelaku langsung kabur usai menghabisi nyawa korban. Sementara korban belakangan ditemukan keluarganya dalam kondisi mengenaskan.

Menurut Suprianto, korban dinyatakan meninggal akibat hantaman batu di kepala. Kekerasan itu membuat korban mengeluarkan banyak darah.

"(Korban meninggal) dipukuli di kepala banyak keluar darah dia," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(hmw/ata)

Hide Ads