.webp)
Mantan pemain PSM Makassar, Achmad Hisyam Tolle (29) ditangkap polisi usai menikam seorang sekuriti di tempat karaoke di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hisyam Tolle melukai korbannya saat sedang mabuk menggunakan pecahan botol minuman keras (miras).
Peristiwa tersebut terjadi di sebuah tempat karaoke di sekitar kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya, pada Sabtu (6/5) sekitar pukul 05.30 WITA. Hisyam Tolle yang tengah menikmati minuman kerasnya kemudian terlibat perselisihan dengan seseorang, hingga korban yang bertugas sebagai sekuriti berusaha melerai pertengkaran itu.
"Pelaku Ahmad Hisyam alias Tolle bersama temannya Rio tiba di Di Xiid karaoke dan masuk ke dalam room dan minum minuman keras di temani 4 orang waiters wanita. Namun pada saat minum terjadi perselisihan, sehingga korban sebagai sekuriti menyuruh pelaku pulang," ujar Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando Sambolangi dari keterangan yang diterima detikSulsel, Sabtu (6/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Lando, pelaku yang tidak terima hal tersebut melanjutkan perselisihan ke luar area tempat karaoke. Namun saat perjalanan ke luar, pelaku mengambil botol dan memecahkannya untuk dijadikannya sebagai senjata tajam.
"Pelaku tidak mau pulang dan malah berselisih dengan korban sebagai sekuriti. Kemudian korban dan pelaku keluar, namun pada saat pelaku masih di kasir, pelaku mengambil botol yang ada di kasir kemudian memecahkan botol tersebut dan mendatangi korban yang ada di luar," jelas Lando.
Pelaku kemudian menikam korban dengan pecahan botol tersebut. Akibatnya korban mengalami luka dan dilarikan ke Rumah Sakit.
"(Pelaku) langsung menikam korban dengan pecahan botol yang mengenai leher bagian atas sebelah kiri dan mengenai jari tangan sebelah kanan," pungkasnya.
Untuk diketahui, Achmad Hisyam Tolle merupakan mantan pemain PSM Makassar di kompetisi ISC musim 2016. Pria berusia 29 tahun itu juga pernah memperkuat sejumlah klub besar lainnya, seperti Borneo FC, Mitra Kukar, PSS Sleman, hingga PSIM Yogyakarta.
Penangkapan Hisyam Tolle Dibantu TNI
Petugas dari Polsek Biringkanaya dan TNI dari Koramil Biringkanaya mengamankan pelaku tak lama setelah kejadian. Hisyam Tolle ditangkap dengan melakukan perlawanan hingga tangannya harus diikat ke belakang menggunakan sarung.
Dari video yang beredar, tiga polisi yang hendak menaikkan Hisyam Tolle ke mobil patroli sempat kesulitan. Polisi pun terpaksa mengikat tangan pelaku dengan menggunakan sarung agar dirinya tidak melakukan perlawanan.
Terlihat dari wajah Hisyam Tolle sama sekali tidak ada raut penyesalan. Saat diamankan, pelaku hanya tersenyum saat tangannya diikat tali dan dimasukkan ke dalam mobil patroli.
Hisyam Tolle pun malah bertanya kepada pihak petugas yang mengamankannya terkait dengan aksi penikaman yang dilakukannya.
"Saya salah enggak ? Saya salah enggak ?," kata Hisyam Tolle.
Petugas kepolisian dan TNI lalu menjawab bahwa perbuatan yang dilakukan pelaku itu salah karena melakukan perlawanan saat diamankan dan melakukan penganiayaan kepada sekuriti rumah bernyanyi.
"Salah kau salah kau, polisi kau mau lawan. Itu sana yang kau tikam sekarat," jawab petugas.
Hisyam Tolle Belum Diperiksa Karena Mabuk
Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya Iptu Sangkala mengatakan Hisyam Tolle belum dapat dimintai keterangan kendati telah diamankan. Hisyam Tolle masih mabuk.
"Belum diperiksa karena masih mabuk," ujar Sangkala, Sabtu (6/5).
Korban Alami Luka Robek di Leher hingga Pipi
Korban mengalami sejumlah luka di bagian wajah hingga leher akibat tikaman pelaku menggunakan pecahan botol minuman keras (miras). Korban pun langsung dilarikan ke RSUD Daya Makassar.
"Luka robek di pipi dekat leher sebelah kiri. Lukanya sekitar leher kiri robek panjang kurang lebih 6 sentimeter," kata Kepala Bidang Perawatan RSUD Daya Kota Makassar Hasan dimintai konfirmasi, Sabtu (6/5).
Menurut Hasan, korban mendapat luka tikaman di bagian lehernya. Korban dirawat selama 2 jam hingga akhirnya diizinkan pulang.
"Pasiennya sudah balik sekitar jam 9 pagi. Setelah mendapat perawatan, diberikan obat antibiotik dan anti nyeri oleh dokter pasien boleh pulang," jelasnya.
(ata/hsr)
