KKB Papua Penyandera Pilot Susi Air Terjepit Aparat, Kondisi Kocar-kacir

Papua Pegunungan

KKB Papua Penyandera Pilot Susi Air Terjepit Aparat, Kondisi Kocar-kacir

Tim detikNews - detikSulsel
Minggu, 23 Apr 2023 17:47 WIB
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono (kedua kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Balai Wartawan Puspen TNI, Cilangkap, Jakarta, Minggu (16/4/2023). Konferensi pers tersebut terkait kontak tembak antara TNI dengan KKB Papua pada Sabtu (15/4) yang menewaskan satu orang prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin yaitu kejadian yang merupakan bagian dari operasi penyelamatan pilot Susi Air di Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nym.
Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA
Nduga -

Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan KKB yang menyandera Pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan sudah terjepit. Anggota KKB disebut sudah bubar dan kocar-kacir ketika kontak tembak dengan prajurit TNI di Mugi-Mam.

"Kita tidak lagi bisa percaya mereka (KKB). Mereka yang menyerang loh, yang mendahului mereka bukan kita. Dan sekarang kondisinya terjepit," ujar Julius kepada wartawan, dikutip dari detikNews, Minggu (23/4/2023).

Julius menegaskan prajurit TNI tidak tinggal diam saat diserang KKB di Mugi-Mam, Nduga. Menurutnya, terjadi kontak tembak hingga anggota KKB juga tewas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, bayangkan 36 orang (prajurit TNI) itu kira-kira, menembak nggak dari ratusan peluru yang dibawa. Kan pasti menembak. Nah, dari mereka pasti ada yang mati, tetapi mereka tidak menyebutkan itu, KST tidak menyebutkan," jelasnya.

Di sisi lain, saat jasad Pratu F dievakuasi dari jurang sedalam 140 meter, tidak ada gangguan dari KKB di lokasi. Julius menegaskan jika KKB semakin terjepit hingga meninggalkan lokasi.

ADVERTISEMENT

"Nah, ini tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan. Iya kan benar, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar-kacir," kata dia.

"Indikator lain mereka sebar hoax sebanyak-banyaknya makin masif. Kemudian minta dukungan galangan pihak dalam atau luar. Itu ciri pihak yang sedang panik," imbuhnya.

Julius pun meminta KKB segera lepaskan pilot Susi Air dan menyerahkan diri. Dia juga meminta masyarakat tidak percaya dengan KKB yang ingin selalu menyebar propaganda memisahkan diri dari NKRI.

"Untuk kelompok KST, segera serahkan pilot. Lepaskan senjata kita bangun Papua yang lebih humanis dan bermartabat. Masyarakat Papua yang mencintai NKRI untuk segera memisahkan diri dari kelompok mereka. Karena masih ada kabupaten-kabupaten yang masih cukup aman," pungkasnya.

Panglima TNI Perintahkan Siaga Tempur

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan ditingkatkan menjadi siaga tempur. Yudo menegaskan peningkatan status operasi itu diperlukan usai 5 prajurit TNI gugur ketika diserang KKB.

"Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur," kata Yudo saat jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4).

Yudo mengatakan peningkatan status operasi ini untuk meningkatkan naluri bertempur prajurit. Dia lalu membandingkan status operasi yang dilakukan di Laut Natuna.

"Jadi kalau TNI di Laut Natuna itu operasi siaga tempur laut. Nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan dari soft approach menjadi operasi siaga tempur. Agar apa, pasukan kita terbangunnya naluri tempurnya," tegasnya.

Di sisi lain, Yudo menuturkan operasi humanis tetap dilakukan untuk seluruh masyarakat Papua. Hal itu dilakukan untuk bersama-sama TNI dan masyarakat menjaga keamanan.

"Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita," tegasnya.




(hsr/ata)

Hide Ads