Prajurit TNI Meninggal di Makassar, Keluarga Ungkap Kematiannya Tak Wajar

Prajurit TNI Meninggal di Makassar, Keluarga Ungkap Kematiannya Tak Wajar

Riani Rahayu - detikSulsel
Minggu, 16 Apr 2023 17:00 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Kukar -

Prajurit TNI asal Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) Serda Muhammad Herdi Fitriansyah meninggal dunia saat bertugas di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pihak keluarga mengungkap kematian Serda Herdi tak wajar.

"Pihak keluarga merasa janggal dengan kematian korban sebab dari awal foto dan video jenazah korban tidak dikirimkan saat diminta hingga proses pemulangannya seakan dilambat-lambatkan," ujar bibi korban,Ayu Andriyani (30)kepada detikcom, Minggu (16/4/2023).

Kabar kematian korban diperoleh pihak keluarganya di Tenggarong pada Jumat (14/4) sore. Saat itu pihak keluarga Serda Herdi mendapat informasi jika korban tewas karena gantung diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kabar awal itu disampaikan gantung diri, tapi kita minta video dan fotonya itu tidak dikirimkan. Ini sudah janggal," jelasnya.

Dengan semua kejanggalan itu, pihak keluarga pun akhirnya berunding dan sepakat untuk membuka kain kafan korban jika sampai di Tenggarong. Betapa terkejutnya pihak keluarga melihat tubuh Serda Herdi penuh luka lebam.

ADVERTISEMENT

"Itu kami dapat kabar jenazah dipulangkan Sabtu (15/4) sore, sampainya jam 6 di Tenggarong. Kami bongkar untuk memastikan dan benar ada lebam segala macam lah itu bekas cambukan,"

Ayu menyebut, seorang komandan dari Makassar sempat ikut menyusul jenazah korban ke Tenggarong. Hingga menyarankan untuk memakamkan korban sesegera mungkin.

"Setelah kami buka itu karena kasian cepat-cepar dibungkus lagi, awalnya keluarga mau langsung makamkan. Tapi disarankan agar diautopsi ulang. Sebab hasil autopsi dari sana (Makassar) belum keluar. Dan keluarga sepakat," terangnya.

"Yang komandan dari sana datang, dia pertama menyerahkan sepenuhnya ke pihak keluarga. Oke akhirnya dibawa lah ke RS Tenggarong. Berhubung dari RS Tenggarong tidak memiliki alat yang memadai untuk autopsi, dibawalah ke RS AW Sjahranie. Dan ternyata makin-makin larut malam dan berproses terus si komandan dari sana itu beri masukan dan arahan "udah ini kan berproses yak" terkesan dihalangi dan cepat-cepat dimakamkan. Akhirnya enggak jadi dan dibawa balik lagi ke rumah duka," tambahnya.

Akhirnya pihak keluarga pun mengambil keputusan untuk memakamkan korban. Mendiang Serda Herdi dimakamkan pagi tadi di Desa Perjiwa.

"Sudah dimakamkan tadi (Minggu) pagi, itu sekitar jam 10 sudah selesai semua," ucapnya.

Meski begitu pihak keluarga menegaskan akan terus melanjutkan untuk mengungkap kematian korban. Meski korban telah dimakamkan.

"Kami menghargai upaya hukum, proses hukum yang sedang berjalan pada pihak Denpom yang di Makassar," katanya.

Sementara itu, detikcom mencoba menghubungi pihak TNI yang sempat menghubungi keluarga korban saat proses pemulangan jasad Serda Herdi melalui WhatsApp. Namun hingga kini pukul 14.51 Wita pesan tersebut belum mendapat respons.




(hmw/ata)

Hide Ads