"Dalam adegan terungkap pelaku menyetubuhi korban yang sudah tidak bernyawa," ungkap Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Ahmad Alfian kepada wartawan, Sabtu (15/4/2023).
Hal itu terungkap saat polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut pada Jumat (14/4/2023). Pelaku memperagakan total 65 adegan di dua lokasi, yakni di Rumah Dinas Dokter Mawar dan di RSUD Nabire.
"Rekonstruksi ini dilakukan langsung oleh KW. Sebanyak 65 adegan diperagakan dalam rekonstruksi yang dijaga ketat aparat keamanan," sebutnya.
Ahmad membeberkan adegan rekonstruksi dimulai dari pelaku KW memasuki rumah dinas Mawar melalui plafon. Setelah itu pelaku mengambil sebuah kain dari lemari pakaian untuk menutupi wajah korban.
"Selanjutnya pelaku menuju kamar korban dan di saat yang bersamaan korban keluar dari kamar. Melihat pelaku di dalam rumah, saat itu korban mencoba mendorong pelaku, namun ditepis dan pelaku kemudian memukul dada sebelah kiri korban dengan sikunya, akibatnya korban terjatuh," imbuhnya.
Ketika korban terjatuh, pelaku kemudian kembali memukul dada korban dengan sikut sebanyak empat kali. Korban juga dicekik hingga leher korban dipukul sebanyak 5 kali.
Setelah korban tidak bergerak, pelaku kemudian mengangkat korban ke dalam kamar. Jasad Dokter Marwa lalu diletakkan di atas tempat tidur lalu pelaku memperkosa jasad korban.
"Usai menyetubuhi korban kemudian pelaku menutupi tubuh korban dengan selimut. Pelaku juga sempat mematikan HP milik korban yang saat itu sempat berdering kemudian mengantonginya," imbuhnya.
"Sesudah itu pelaku menyempatkan diri mengisap rokok, dan kemudian meninggalkan rumah korban," tambah Ahmad.
Ahmad menjelaskan rekonstruksi adegan ini untuk memperkuat keterangan pelaku. Dia menegaskan, rekonstruksi yang dilakukan pelaku tanpa ada paksaan.
"Jadi tersangka KW murni memperagakan saat masuk ke rumah korban hingga membunuh korban sampai menyetubuhi serta membawa HP korban ke RSUD Nabire," ujarnya.
Untuk diketahui, Dokter Mawarty sebelumnya ditemukan tewas dalam kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya di Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (9/3) sekitar pukul 19.00 WIT. Belakangan terungkap jika dokter Marwah dibunuh KW yang bekerja sebagai cleaning service di tempat korban bekerja.
Pelaku Sakit Hati dengan Korban
Polisi mengungkap motif di balik pembunuhan dokter spesialis paru Mawarty Susanty di Nabire, Papua Tengah yang dilakukan oleh pria berinisial KW. Pelaku mengaku sakit hati lantaran korban memotong insentif COVID-19 2020 lalu.
"Dari pengakuan tersangka KW, ia melakukan pembunuhan terhadap korban lantaran sakit hati. Di mana terjadi pemotongan intensif COVID 2020," ungkap Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kepada wartawan di Polda Papua, Rabu (29/3).
Mathius mengatakan KW merupakan salah satu cleaning service di rumah sakit tempat korban bekerja. Dia menegaskan bahwa pengakuan KW masih didalami penyidik.
"Saya telah minta untuk melakukan pendalaman terkait apa yang disampaikan oleh KW tetapi kita akan lihat apakah dia pelaku tunggal atau ada bersama-sama dengan yang lain," terangnya.
(sar/asm)