Pria bernama Lambertus Leu Ehaq (57) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku menjadi korban pengeroyokan oknum anggota TNI Peltu R dan dua saudaranya. Akibatnya korban mengalami luka di wajah hingga keluar darah di hidung.
"Hidung ku ini sampai keluar darah sama lebam muka ku. Sakit juga kepala ku sama semua badan-badan ku," kata Lambertus ketika dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (8/3/2023).
Lambertus mengatakan Peltu R bertugas sebagai Babinsa di Kelurahan Lebang, Kecamatan Wara Barat, Palopo. Sementara korban merupakan warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan dia (Peltu R) Babinsa di kampung saya," katanya.
Lambertus menuturkan tindakan kekerasan itu dialami di lokasi tambang galian C, di kilometer 5, Kelurahan Lebang, Kecamatan Wara Barat, Palopo pada Minggu (5/3) sekira pukul 17.30 Wita. Saat itu Lambertus ingin mengambil material timbunan.
"Awalnya saya minta timbunan ke operator untuk dibeli dan untuk melayani permintaan masyarakat di sekitar Lebang, karena hadirnya tambang galian C ini, salah satunya diperuntukkan untuk masyarakat sekitar. Tapi tidak na kasih ka dan diarahkan ke Ketua RW," jelasnya.
Di lokasi tersebut, Lambertus mengaku terlibat cekcok dengan dua orang yang merupakan saudara Peltu R. Saat mereka cekcok tiba-tiba Peltu R datang dan melakukan penganiayaan.
"Waktu itu saya sempat beradu argumen dengan 2 orang yang setahuku saudara kandung dari Peltu R. Kemudian tidak lama datang Peltu R dan langsung menganiaya saya secara bersama-sama," terang Lambertus.
Setelah dianiaya, korban kemudian mendapat perawatan di RSUD dr Palemmai dan melakukan visum. Lambertus lalu melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Palopo dan terdaftar dengan Nomor: LP/B/161/III/2023/SPKT/POLRES PALOPO/POLDA SULSEL.
"Saya hanya rawat jalan dan sekarang kondisi sudah mulai pulih. Semoga pelaku mendapatkan hukuman sesuai perbuatannya," harap Lambertus.
Dikonfirmasi terpisah, Danramil Kodim 1403 Palopo Kapten (Inf) Sukardi mengatakan dugaan pengeroyokan tersebut telah ditangani pihaknya. Dia menyebut kejadian tersebut hanyalah kesalahpahaman.
"Saat itu, anggota TNI yang juga Babinsa Peltu R sedang patroli di wilayahnya. Saat patroli, dia mendapat laporan adanya keributan antar warga lalu saat melerai warga yang ribut-ribut itu penganiayaan pun terjadi," ungkapnya.
"Anggota (Peltu R) tidak bisa langsung mengamankan lantaran banyak warga. Jadi Anggota hanya melerai perselisihan antar warga itu. Anggota mendorong korban agar menjauh dan pertikaian itu segera berakhir," sambungnya.
Sukardi mengaku sebagai tanggung jawab kesatuannya, dirinya turut mendampingi korban di rumah sakit. Bahkan menanggung biaya pengobatan korban.
"Itu sebagai bentuk keseriusan kami menangani kasus ini. Biaya pengobatan korban kami yang tanggung," katanya.
Sukardi pun menegaskan akan serius menangani kasus tersebut. Bahkan, bila terbukti anggotanya terlibat penganiayaan, yang bersangkutan akan diberi sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kasus ini masih kami dalami. Kami tidak main-main. Intinya, TNI selalu berpihak kepada rakyat," tegasnya.
(hsr/asm)