.webp)
Pengacara Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona mengungkap momen Ketua KPK Firli bahuri berkomunikasi dengan kliennya sebelum ditangkap. Firli saat itu disebut berjanji mengizinkan Lukas Enembe berobat ke Singapura.
Petrus menuturkan, saat Lukas Enembe ditangkap di Rumah Makan Sendok Garpu, Jayapura, Papua pada 10 Januari lalu, Ketua Tim Penyidik KPK sempat memberi tahu bahwa akan diizinkan berobat ke Singapura. Beberapa saat sebelumnya, Tim Penyidik itu berkomunikasi dengan Firli melalui telepon.
"Kata Bapak Lukas, Ketua Tim Penyidik itu, sebelumnya bicara lewat telepon, dengan Ketua KPK, baru kemudian bicara dengan Bapak Lukas, bahwa dirinya (Lukas) akan diizinkan berobat ke Singapura, kalau mau datang dulu ke Jakarta," tutur Petrus kepada detikcom, Selasa (7/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar janji itulah, kata Petrus, Lukas Enembe bersedia untuk dibawa ke Jakarta.
"Karena dijanjikan itulah, maka Bapak Lukas Enembe mau ke Jakarta," katanya.
Sebelumnya, Petrus mengungkap KPK turut memeriksa tukang cukur langganan Lukas Enembe. Dia dipanggil sebagai saksi terkait kasus dugaan gratifikasi Lukas Enembe.
"Sudah lama (tukang cukur diperiksa), tapi Lukas Enembe baru tahu dan ada beberapa hal yang kami konfirmasi," kata pengacara Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona kepada detikcom, Selasa (7/2).
Petrus pun mengaku heran dengan KPK yang ikut memeriksa tukang cukur Lukas Enembe. Sebab menurutnya, tukang cukur dengan perkara yang menjerat Lukas Enembe tidak ada kaitannya.
"Kalau perkara yang dituduhkan kepada Bapak Lukas Enembe tentang dugaan gratifikasi, kenapa sampai tukang cukur langganannya, ikut diperiksa juga?" ujar Petrus.
Meski begitu, Petrus tidak menyebutkan lebih jauh terkait siapa tukang cukur yang dimaksud. Namun dia menegaskan jika tukang cukur tersebut sudah lama menjadi langganan Lukas Enembe.
"Tukang cukur itu memang langganan Bapak Lukas Enembe, sejak 2001, atau sejak Bapak Lukas Enembe menjadi Wakil Bupati Puncak Jaya," imbuhnya.
(asm/ata)
