Anggota Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan, Yan P Mandenas meminta mata rantai penyuplai senjata api dan amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) harus diputus. Dia meyakini teror KKB akan menurun bila hal ini dapat diselesaikan.
"Artinya di sini kita lihat mereka mulai berani mencari suplai senjata api dan amunisi. Nah ini perlu kita sikapi. Kemampuan Intelijen yang kita miliki harus peka dengan masalah ini," ujar Yan Mandenas saat ditemui detikcom, Sabtu (21/1/2023).
Anggota Fraksi Gerindra itu menilai senjata api yang dijadikan oleh KKB untuk melakukan teror jumlahnya tak seberapa dibandingkan aparat TNI dan Polri yang ada di Papua. Akan tetapi seberapa pun yang mereka miliki tetap membuat masyarakat takut terhadap eksistensi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi perlu kita mendeteksi dari mana anggaran mereka untuk membeli senjata api. Walau sudah tak rahasia umum lagi, terkadang kelompok ini ditunggangi satu dua oknum untuk memuluskan keinginannya. Nah ini perlu diungkap. Lalu kelompok ini juga meneror pemerintah serta merampok," katanya.
Yan Mandenas menambahkan agar aparat TNI dan Polri tidak lagi tergoda atas bujuk rayu aktor intelektual KKB untuk menjual senjata dan amunisi. Dikatakannya hal itu lantaran masih adanya oknum TNI dan Polri yang melakukan transaksi jual beli amunisi kepada kelompok ini.
"Jangan lihat dari nilai ekonomisnya. Tapi berpikir lah 1 amunisi bisa menghilangkan nyawa rekannya sendiri. Nah mitigasi ini harus dilakukan dari level pimpinan. Serta pengawasan penggunaan senjata api dan amunisi perlu diperketat. Tanpa adanya amunisi seberapa banyak pun senjata KKB, pasti teror akan semakin minim," tuturnya.
"Mari kita sama-sama menjaga Papua ini agar aman dan damai. Sehingga cita-cita mulia kita untuk membangunkan papua dan memanusiakan manusia benar-benar tercipta," imbuhnya.
(hmw/alk)