Dalih Remaja Pembunuh Terobsesi Jual Organ Bocah Demi Bahagiakan Ortu

Kota Makassar

Dalih Remaja Pembunuh Terobsesi Jual Organ Bocah Demi Bahagiakan Ortu

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 14 Jan 2023 07:30 WIB
saksi mata pengakuan 2 remaja pemburu organ manusia di makassar
Foto: 20Detik
Makassar -

Remaja berinisial AR (17), salah satu pelaku pembunuhan bocah 11 tahun bernama Muhammad Fadli Sadewa di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku terobsesi menjual organ korban karena ingin cepat kaya dan membahagiakan kedua orang tuanya. AR menyadari betul bahwa organ korban dapat dijual dengan harga yang sangat tinggi.

AR awalnya menjelaskan bahwa idenya untuk menjual organnya berawal dari menonton YouTube. Menurut AR, ide itu muncul pada Maret 2022.

"(Sejak) tahun lalu, bulan 3," ujar AR saat ditemui detikSulsel di Mapolrestabes Makassar, Rabu (11/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari YouTube, AR beralih ke sebuah website. Pada website tersebut, terdapat daftar harga organ yakni sekitar 80 ribu USD Dollar untuk satu organ. Akhirnya, AR mulai berpikir menjual organ guna menutupi kekurangan ekonomi keluarganya selama ini.

"(Ide jual organ) dari YouTube muncul website. Melihat kayak misal satu (harga) organ, banyak hasilnya," kata AR.

ADVERTISEMENT

Motif Ekonomi-Mau Bahagiakan Ortu

Menurut AR, dia memang bermaksud memberikan uang kepada kedua orang tuanya andai saja penjualan organ itu berhasil.

"Uangnya mau kasih orang tua," kata AR.

AR mengakui keluarganya memang terbatas dalam hal ekonomi. Dia kerap dimarahi saat meminta uang.

"Masalah ekonomi, setiap hari dimarahi sama ortu. Gara-gara ekonomi, iya (karena saya minta uang)," kata AR.


Simak di halaman berikutnya...

Detik-detik Pelaku Menghabisi Nyawa Korban

AR awalnya menjemput korban di depan sebuah minimarket di Jalan Batua Raya, Makassar, Minggu (8/1) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu, AR membujuk korban agar membantunya membersihkan rumah rekannya yakni AF.

Pelaku membujuk korban membersihkan rumah dan menjanjikan upah Rp 50 ribu. Korban yang tergiur dengan upah Rp 50 ribu akhirnya sepakat dan dia pun naik ke motor pelaku AR.

Selanjutnya, korban dibawa ke rumah AF di Jalan Ujung Bori. Dari rumah AF, kedua pelaku dan korban menuju ke rumah AR di Jalan Batua Raya 14.

Rupanya, korban dibawa ke sana untuk dibunuh. AR mengakui mengeksekusi saat korban lengah.

"Di rumah (kubunuh). Kucekik, baru banting ke lantai," kata AR.

Setelah membunuh korban, AR menghubungi pihak website bahwa dia sudah memiliki organ untuk dijual. AR berkomunikasi menggunakan terjemahan.

"(Saya hubungi calon pembeli di website via) email saja. Cuma dia ndag balas," kata AR.

"Ada organ (mau saya jual). Misal ginjal, mau jual, saya bilang lokasinya di mana cuma dia tidak balas," katanya.

Karena tak ada jawaban pembeli, AR dan rekannya AF kemudian panik. Atas saran dari AF, mereka membawa jasad korban ke Jalan Inspeksi Kanal, Waduk Nipa-Nipa, Moncongloe, Maros untuk dibuang.

"Bawa waduk Nipa-Nipa (untuk dibuang). Karena di situ panik, karena dia tidak balas, lama ditunggui," katanya.

Halaman 2 dari 2
(hmw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads