2 Momen Kuat Ma'ruf Tegaskan Dirinya Jujur Bikin Hakim hingga Ahli Tertawa

Berita Nasional

2 Momen Kuat Ma'ruf Tegaskan Dirinya Jujur Bikin Hakim hingga Ahli Tertawa

Tim detikNews - detikSulsel
Jumat, 23 Des 2022 08:41 WIB
Terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua, Kuat Maruf.
Terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua, Kuat Ma'ruf. Foto: Dokumen 20Detik.
Jakarta -

Terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua, Kuat Ma'ruf kerap kali menyita perhatian pada saat persidangan. Kuat Ma'ruf membuat hakim dan saksi ahli tertawa saat menegaskan dirinya adalah orang yang jujur.

Dua momen itu masing-masing terjadi di PN Jaksel pada Rabu (14/12). Hal serupa juga terjadi di persidangan pada Rabu (21/12).

1. Momen Kuat Buat Hakim Tertawa Usai Tegaskan Dirinya Jujur

Persidangan mulanya mendengarkan keterangan saksi ahli poligraf, Aji Febrianto Ar-Rosyid, Rabu (14/12). Aji merupakan pemeriksa tes poligraf yang memeriksa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aji mengungkapkan, tes poligraf terhadap lima orang itu memiliki akurasi 93 persen. Aji menjelaskan ada tiga tahapan pemeriksaan, yakni pre test, test, dan post test.

Menurutnya, Dia mengatakan terperiksa akan dipasangi alat-alat dengan empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor radiovaskular.

ADVERTISEMENT

Khusus untuk Kuat Ma'ruf, dia diberi dua pertanyaan dan hasilnya masing-masing minus dan plus. Aji mengatakan Kuat awalnya mendapat skor plus 9, kemudian pada pertanyaan kedua mendapatkan skor minus 13.

"Untuk Kuat dilakukan dua kali pemeriksaan, yang pertama plus 9, yang kedua adalah minus 13," ucap Aji, saat bersaksi untuk Ferdy Sambo dkk, di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).

Aji juga menjelaskan pertanyaan kedua yang diajukan kepada Kuat saat uji kebohongan di tahap penyidikan yang mana Kuat terindikasi berbohong. Pertanyaan itu adalah apakah Kuat melihat Ferdy Sambi menembak Yosua atau tidak.

"Untuk indikasi kedua Kuat pada saat pemeriksaan tanggal 9 September 'Apakah kamu melihat Ferdy Sambo menembak Yosua, jawabannya saudara Kuat 'tidak', hasilnya berbohong," ujar Aji.

Hakim sempat bertanya tanggapan Kuat terkait keterangan dari saksi ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid itu. Kuat pun menegaskan dia berkata jujur saat uji kebohongan.

"Bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat, tapi di poligraf kok masih berbohong gitu aja," jawab Kuat.

Jawaban Kuat itu disambung tawa hakim ketua. "Ha-ha-ha...," tawa hakim ketua Wahyu.

2. Momen Kuat Bikin Ahli Tertawa saat Tegaskan Dirinya Jujur

Momen serupa juga terjadi saat Ahli Psikologi Forensik Reni Kusumowardhani dihadirkan sebagai saksi.
Awalnya, ahli menyampaikan kecerdasan Kuat Ma'ruf berada di bawah rata-rata dan cenderung lambat dalam memahami informasi.

"Kuat Ma'ruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding populasi orang seusianya. Jadi bapak Kuat Ma'ruf ini agak lebih lambat dalam memahami informasi," ujar Reni di persidangan di PN Jaksel, dikutip dari video 20Detik, Rabu (21/12).

Namun Reni juga mengatakan Reni bahwa Kuat sebenarnya memiliki potensi memahami keadaan lingkungan sekitarnya. Hanya saja hal tersebut perlu dipahami oleh Kuat melalui nilai-nilai moral.

"Jadi lebih lambat di dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan-kebiasaan yang dia alami," tuturnya.

Majelis hakim kemudian memberikan kesempatan kepada terdakwa Kuat Ma'ruf menanggapi keterangan dari ahli. Kuat Ma'ruf pun menggunakan kesempatan itu untuk bertanya ke ahli.

"Saya mau bertanya kepada psikolog. Mohon maaf ibu (sambil tersenyum). Kalau ibu menyimpulkan (kecerdasan) saya di bawah rata-rata saya ikhlas bu," ujar Kuat yang disambut gelak tawa penonton di persidangan.

"Yang saya tanyakan, saya ini tipe orang pembohong, apa yang tidak jujur, apa gimana bu. Soalnya akhir-akhir ini saya sering disebut dibilang pembohong dan tidak jujur ibu. Dan saya sakit dengan bahasa itu ibu," kata Kuat.

Ahli kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan, semua kebohongan memang pernah terjadi dan itu sudah diakui dari Kuat, namun hal itu juga diukur dari krediblitas Kuat sendiri.

"Jadi simpulannya (ahli tertawa sekitar 5 detik), sebetulnya karena kepatuhan yang sangat tinggi seperti itu, dan ada situasi tidak tahu menahu berada di dalam satu tempat dalam situasi seperti itu ya sehingga berada di tempat yang keliru, demikian," kata saksi.

Mendengar penjelasan ahli, Kuat kemudian mengejar kesimpulan bahwa dirinya sebenarnya adalah orang yang jujur.

"Terimakasih ya bu. Padahal aslinya jujur ya ibu?," kata Kuat.

Saksi ahli kembali tertawa mendengar tanggapan Kuat tersebut.

"Kami tidak bilang bohong pak ya, tidak ada indikasi manipulatif," kata saksi.




(hmw/urw)

Hide Ads