Pria inisial JD alias Joi di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) nekat membakar rumahnya sendiri hingga rata dengan tanah. Aksi ini dilakukan Joi karena euforia memenangkan taruhan Piala Dunia 2022 namun hasilnya tidak sesuai ekspektasinya.
"Diduga karena euforia berlebihan karena menang setelah menonton Piala Dunia," ucap Kapolres Kepulauan Sitaro AKBP Iwan Permadi kepada detikcom, Sabtu (26/11/2022).
Iwan menuturkan, peristiwa itu terjadi di Desa Tanaki Lindongan I Kecamatan Siau Barat Selatan, Sitaro, pada Jumat (25/11). Awalnya Joi bersama rekannya taruhan Rp 200 ribu dalam laga antara Brasil melawan Serbia di Piala Dunia pada dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joi pun menang taruhan usai tim yang dijagokannya berhasil mengalahkan Serbia dengan skor 2-0. Namun taruhan yang dimenangkannya tidak sesuai harapan karena rekannya tidak membayar penuh kepadanya.
"Taruhan piala dunia Rp 200 ribu, tapi karena baru dibayarkan Rp 120 ribu, kurang Rp 80 ribu," paparnya.
Hal tersebut membuat Joi emosi hingga membuat keributan di tempat dia dan rekannya menonton tak jauh dari rumahnya. Joi yang dalam pengaruh miras, berteriak-teriak hingga ditegur aparat desa setempat karena ulahnya bikin resah.
Namun Joi yang dalam kondisi mabuk tidak mengindahkan teguran itu. Aparat desa lalu mengimbau warga tidak ribut lewat pengeras suara (toa) pada gereja setempat, yang justru membuat pelaku naik pitam.
"Kekesalan pelaku karena telah ditegur di toa gereja yang membuat pelaku malu dan naik pitam," ungkap Iwan.
Iwan melanjutkan, Iwan pun memutuskan pulang dengan memendam amarah. Sekitar pukul 08.00 Wita, Joi meminta istri dan anaknya keluar rumah.
Joi lalu mengambil botol berisi minyak tanah, lantas menyiramkannya mulai ke depan rumah. Joi lalu menyalakan korek api hingga membakar rumah sampai rata dengan tanah.
"Marah-marahlah dia. Pulang rumah, suruh istri keluar lalu bakar rumah," paparnya.
Atas perbuatannya, Joi pun diamankan polisi karena dianggap mengganggu warga. Kerugian materil atas perbuatannya ditaksir mencapai Rp 5 juta.
"Rumah dari triplek, kerugian sekitar Rp 5 juta," imbuh Iwan.
Depresi Terhimpit Ekonomi
Kapolres Kepulauan Sitaro AKBP Iwan Permadi mengungkap Joi dalam kondisi depresi. Apalagi pelaku tengah terhimpit permasalahan ekonomi.
"Diduga pelaku depresi karena faktor himpitan ekonomi," ujar Iwan.
Pelaku tidak memiliki pekerjaan tetap. Hal ini juga membuat Joi terbebani untuk mencari biaya menghidupi keluarganya.
"Karena tidak memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupkan anaknya yang masih bayi," tandasnya.
(sar/asm)