Emak-emak berinisial SK yang dianiaya sadis oknum polisi Aipda S di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) punya hubungan keluarga dengan pelaku. Bahkan SK menjadi orang kepercayaan pelaku.
"Keduanya (Aipda S dan SK) masih punya hubungan keluarga dan dia (SK) merupakan orang kepercayaan (Aipda S) sebenarnya," ungkap Kepala Dusun Waetuoe, Muliadi saat dikonfirmasi detikSulsel, Sabtu (17/9/2022).
Muliadi mengungkapkan, korban selama ini dipercaya untuk menjual ikan hasil empang dari orangtua Aida S. Oleh sebab itulah Aipda S sangat kecewa dan emosional saat tahu SK menilap hasil penjualan ikan dari empang milik orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak polisi (Aida S) itu kesal dan kecewa sebab yang dilaporkan dijual itu sedikit tetapi ternyata yang dijual itu banyak," paparnya.
Menurut Muliadi, korban juga dipekerjakan oleh pihak keluarga Aipda S di usaha keluarga yang lain. Ia bekerja sebagai karyawan di usaha pembuatan batu bata orangtua Aida S.
"Dia (SK) bekerja di mamanya itu Pak Aipda S, sebagai karyawan, bikin batu merah," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Propam Polres Pinrang menangkap Aipda S akibat perbuatannya menganiaya sadis korban. Kini Aipda S ditahan dan diinterogasi lebih lanjut terkait penganiayaan sadis yang dia lakukan.
"Sudah diperiksa Propam," ujar Kapolres Pinrang AKBP Moh Roni Mustofa saat dimintai konfirmasi detikSulsel, Sabtu (17/9).
Roni mengatakan penganiayaan tersebut terjadi di Desa Waetuoe, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Kamis (15/9). Tapi pihaknya baru mengetahui penganiayaan tersebut setelah videonya viral.
"Kamis (15/9) kejadian, tapi baru diketahui tadi pagi. Itu karena di medsos juga ada videonya beredar," katanya
(tau/hmw)