Penggerebekan markas Batalyon 120 Makassar hingga ditemukan 164 busur panah, 38 botol miras, serta 4 parang di dalamnya menyisakan sorotan kepada dua tokoh. Keduanya adalah Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dan Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto.
Danny Pomanto disorot karena Batalyon 120 Makassar merupakan bentukan Pemkot Makassar. Sedangkan Kombes Budi turut ramai diperbincangkan usai dituding mencopot Kanit Reskrim Polsek Tallo Iptu Faizal imbas penggerebekan itu.
Namun kedua tokoh ini memberikan penjelasan masing-masing terkait sorotan tersebut. Simak selengkapnya:
1. Kombes Budi Bantah Copot Kanit Reskrim Polsek Tallo
Kombes Budi Haryanto lantas membantah kabar Kanit Reskrim Iptu Faisal dicopot karena penggerebekan Batalyon 120. Dia mengaku heran dengan beredarnya kabar itu.
"Berita gak bener kok bisa beredar ya," ujar Kombes Budi saat dimintai konfirmasi detikSulsel, Senin (12/9).
Budi membenarkan Iptu Faizal dicopot dari jabatannya selaku Kanit Reskrim Polsek Tallo, Makassar. Namun dia menegaskan pencopotan itu karena masalah lain.
"Bisa kita pertanggungjawabkan pencopotan itu," kata Budi.
Budi mengaku menerima laporan Kanit Reskrim Iptu Faisal beberapa kali melakukan hal-hal yang tidak pantas dalam hal penanganan perkara. Menurut Budi, Iptu Faizal juga mempersulit proses hukum antara pelapor dan terlapor yang sudah bersepakat damai.
"Ada perkara yang sudah damai antara pelapor dan terlapor dan harusnya bisa diterapkan RJ namun Kanit tersebut mempersulit," ujarnya.
Simak selengkapnya Penjelasan Danny Pomanto Soal Alasan Batalyon Dibentuk..
(hmw/asm)