Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menghadiri rapat klarifikasi dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI hari ini. Dia lantas menceritakan saat dirinya marah usai ditelepon oleh dua anggota dewan yang disebut percaya narasi awal kasus Irjen Ferdy Sambo.
Dilansir dari detikNews, Sugeng mengaku pertama kali ditelepon pada Selasa (12/7) atau empat hari setelah penembakan Yosua. Sugeng mengatakan terjadi ketegangan saat dirinya ditelepon oleh anggota dewan tersebut.
"Karena saya tersinggung ketika dia bilang panggil 'Dinda'. Orang ini saya tidak tahu ya, saya tidak sebut namanya. Memang dia anggota Dewan," kata Sugeng di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sugeng, dia tidak mengerti alasan anggota DPR tersebut memanggil dirinya dengan sebutan Dinda. Dia tak memahami apakah panggilan itu karena anggota DPR tersebut lebih tua, namun yang jelas Sugeng merasa tidak pernah menjadi adik asuh dari anggota dewan dimaksud.
"'Jadi Anda memanggil saya Dinda dan Anda Kanda?', saya bilang. Di telepon saya marah. Tapi dia akhirnya kaget, rupanya saya tidak bisa digertak," imbuh dia.
Sugeng mengaku memperingatkan anggota DPR itu dan suasana setelahnya menjadi reda. Dia kemudian menanyakan kepada anggota DPR itu mengapa menghubunginya dan Sugeng menyebut anggota DPR itu menceritakan kasus Ferdy Sambo seperti narasi awal.
"Jadi dia bilang, FS ini korban. FS ini dizalimi. Harga dirinya diinjak-injak. Dan dia sangat menyesal kenapa bukan dia yang menembak. Saya dengarin, 'Jadi gimana, Bos'. 'Ya begitu. Jadi kejadiannya seperti itu, bahwa dia itu istrinya dilecehkan'. Persis sama dengan yang sama dilontarkan oleh Karopenmas. Saya bilang, 'Oke, informasi ini saya tampung'," katanya.
Selanjutnya Sugeng juga menceritakan seorang anggota Dewan lainnya yang sempat menghubunginya. Menurut Sugeng, anggota Dewan ini menghubunginya lantaran merasa tersinggung disebut memengaruhi dia terkait skenario awal Sambo.
"Lagi satu anggota DPR dia menelpon. Saya telepon balik, karena ditanya ada apa sih, saya cuma nelepon. 'Ini bang soal kasus Sambo ini menurut saya janggal'. Dia tidak memengaruhi kalau ini. Benar. Tapi dia tersinggung sama saya," katanya.
"Justru dia yang tersinggung chat-chatan sama saya panjang, 'Bang, kan saya nggak bilang Abang memengaruhi Abang di publik'. 'Ada masalah apa', saya bilang. Itu dua," sambung Sugeng.
Ditemui usai rapat, Sugeng menyebut pihaknya mengungkapkan ada dua anggota DPR yang sempat bicara dengannya sesuai skenario awal Sambo ketika rapat sempat dibuat tertutup karena menyangkut identitas. "Ada menyebut nama (saat rapat MKD DPR tertutup). Ada 3 orang yang bicara dengan saya. 2 orang yang menurut saya mempengaruhi, 1 orang tidak," kata Sugeng.
Namun saat ditanya soal nama, komisi, dan fraksi kedua anggota yang dia maksud dalam rapat klarifikasi, Sugeng enggan membeberkannya.
"Mohon maaf nggak bisa saya buka. Jangan fraksi, saya tidak sebut lagi. Komisi saya tidak sebut lagi," ujar Sugeng.
Kendati demikian Sugeng meyakini legislator tersebut tak terindikasi keterlibatannya dalam kasus Sambo. "Tidak, tidak ada," ujarnya.
Sugeng menduga kedua anggota DPR itu juga terpengaruh dengan skenario awal Sambo di mana Brigadir J dinarasikan terlibat aksi baku tembak antarpolisi dan merupakan pelaku pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Iya mungkin dia juga dapat suara bohong kan. Dibohongi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia kembali menegaskan kedua anggota DPR tak terlibat aliran dana dari Sambo. "Tidak, tidak," katanya.
Sebelumnya, MKD DPR RI juga memanggil Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md terkait kasus Irjen Ferdy Sambo. Mahfud memenuhi panggilan itu pada hari ini.
(hmw/sar)