Alasan Keluarga Brigadir Yoshua Tolak Hasil Autopsi dari RS Polri

Berita Nasional

Alasan Keluarga Brigadir Yoshua Tolak Hasil Autopsi dari RS Polri

Tim detikNews - detikSulsel
Kamis, 21 Jul 2022 06:01 WIB
Pengacara Brigadir Yoshua usai laporkan dugaan pembunuhan ke Bareskrim (Azhar-detikcom)
Foto: Pengacara Brigadir Yoshua usai laporkan dugaan pembunuhan ke Bareskrim. (Azhar-detikcom)
Jakarta -

Keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menolak hasil autopsi yang dilakukan RS Polri. Pihak keluarga meminta autopsi ulang melalui tim independen.

Kuasa hukum keluarga Brigadir Yoshua, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan, pihak keluarga meragukan hasil autopsi yang dilakukan RS Polri. Dia mempertanyakan kredibilitas dari hasil autopsi yang dilakukan.

"Kami menolak dan memprotes hasil yang kemarin itu karena kredibilitasnya itu. Kami mohon dibentuk tim yang baru supaya legal dan dapat dipercaya. Supaya kredibilitasnya bisa dipercaya dan autentik, maka dibentuklah yang baru," kata kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamarudin Simanjuntak, di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat seperti dilansir detikNews, Selasa (20/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penolakan hasil autopsi ini karena keluarga merasa ada kejanggalan dalam kematian Brigadir J. Salah satu yang alasannya karena keluarga menemukan ada bekas luka lilitan di leher Brigadir J.

Menurut Kamaruddin, semestinya hasil autopsi dari RS Polri yang mengatakan kematian Brigadir J karena tembak menembak menuai protes. Namun, Polri justru dianggap diam saja.

ADVERTISEMENT

"Harusnya ketika penjelasan Karo Penmas Polri yang mengatakan meninggal karena tembak menembak harusnya mereka protes berdasarkan hasil autopsi bukan begitu bro, bukan begitu kawan. Tapi mereka diam saja, mereka tidak protes mereka menikmati saja bahwa almarhum mati karena tembak menembak," terangnya.

Hal itu yang kemudian membuat keluarga Brigadir J meragukan kredibilitas hasil autopsi sebelumnya. Keluarga lantas meminta autopsi ulang dilakukan dengan melibatkan tim independen yang melibatkan dokter dari RSPAD, RSAL, RSAU, RSCM, dan RS swasta.

"Kami menolak dan meragukan kredibilitas yang pertama itu. Maka kami mohon dibentuk tim yang baru supaya legal dan dapat dipercaya kredibilitasnya diakui dan autentik maka dibentuk lah yang baru," ujar Kamarudin.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Minta Libatkan Dokter Lain untuk Autopsi Ulang

Permohonan autopsi ulang diharapkan dilakukan oleh tim independen. Kamaruddin mengatakan tim independen penting agar hasil autopsi bisa lebih transparan.

"Oleh karena itu, secara pasti maka kami memohon kepada Bapak Kapolri untuk membentuk tim yang membentuk independen yang melibatkan dokter-dokter yang lain terutama bukan yang kemarin, dokter dari RSPAD, yang kedua RS Angkatan Laut, ketiga RSCM, terus dari rumah sakit swasta," ujar Kamaruddin.

Kamaruddin menegaskan tim independen diperlukan untuk melakukan autopsi ulang karena pihak keluarga merasa banyak kejanggalan terkait tewasnya Brigadir J. Hal ini karena RS Polri tidak memberi komentar apa pun terkait autopsi Brigadir J.

"Mereka bekerja bersama-sama agar ini semua bisa transparan, mengapa kita menolak autopsi yang lalu karena kan matinya itu tembak-tembakan tapi dari RS Polri tidak ada komentar. Harusnya berdasarkan penjelasan Karo Penmas, yang mereka periksa itu harusnya kan tembak menembak tapi tidak ada protes seharusnya mereka protes," katanya.


Hide Ads