Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey turut buka suara terkait serangan yang menewaskan 8 karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) di Kabupaten Puncak, Papua. Dia mengatakan serangan itu didalangi kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Aibon Kogeya.
"Saya sudah telepon ke Intan Jaya saya tanya siapa pelakunya, pelakunya mengarah ke Kelompok pimpinan Aibon Kogeya," kata Frits kepada wartawan di Timika, Papua, Jumat (4/3/2022).
Frits mengatakan, serangan ini juga jelas melanggar hak asasi manusia (HAM). Menurut Frits, motif KKB pimpinan Aibon Kogeya melakukan serangan sebagai bentuk protes rencana blok Wabu dan sebagai aksi balasan terhadap peristiwa di Ilaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian saya tanya motifnya, pertama itu mereka melakukan ini sebagai protes rencana blok wabu," kata Frits.
"Yang kedua ada hubungannya dengan insiden di Puncak, mereka mengaku memang dilakukan oleh kelompok Aibon Kogeya, itu kronologinya," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, serangan yang menewaskan delapan karyawan PTT itu terjadi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Mereka di antaranya berstatus karyawan PTT, karyawan kontraktor dan pemandu lokal.
Dilaporkan pula bahwa KKB Papua juga sempat terlibat kontak tembak dengan anggota TNI usai membunuh delapan karyawan PTT. Satu prajurit menderita luka tembakan dalam insiden tersebut.
"Seorang anggota TNI bernama Pratu Herianto terserempet (peluru) bagian leher bawah telinga kiri," ungkap Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf. Aqsha Erlangga di Jayapura, Jumat (4/3).
Kontak tembak terjadi di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua sekitar pukul 12.45 Wita, Kamis (3/3). Lokasi kontak senjata berjarak 15 kilometer dari lokasi 8 karyawan PTT dibunuh.
"Kondisi prajurit Raider yang tertembak hingga saat ini sadar," kata Aqsha.
(hmw/hmw)