3 Rumah Adat Kalimantan Barat, Ciri-ciri, serta Keunikannya

3 Rumah Adat Kalimantan Barat, Ciri-ciri, serta Keunikannya

Kirana Ratu Sekar Kedaton - detikSulsel
Selasa, 30 Apr 2024 06:09 WIB
Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Bengkayang memiliki rumah betang atau Ramin Bantang. Begini potret rumah adat khas Kalimantan tersebut.
Rumah Betang, rumah adat dari Kalimantan Barat. Foto: Rifkianto Nugroho
-

Rumah Adat Kalimantan Barat dikenal dengan tampilannya yang otentik dan estetik. Pengaruh dari Suku Dayak dan Melayu menyebabkan hunian di wilayah ini sangat beragam.

Secara umum, rumah adat disini memiliki ukuran yang sangat besar dan luas. Konstruksinya mengadopsi rumah panggung dari kayu untuk menghalangi serangan binatang liar maupun bencana banjir.

Tidak hanya dibangun untuk hunian, pusat kebudayaan, atau tempat bermusyawarah saja, ternyata rumah adat Kalimantan Barat memiliki makna mendalam tentang toleransi. Ciri khas di setiap wilayah akan berbeda tergantung suku yang menghuni serta letak geografisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3 Rumah Adat Kalimantan Barat

Dilansir dari buku Mengenal Rumah Tradisional di Kalimantan karya Mahmud Jauhari, terdapat 15 jenis rumah adat yang tersebar di provinsi Kalimantan. Berikut rumah adat yang berasal dari Kalimantan Barat.

1. Rumah Radakng

rumah tradisionalrumah tradisional Foto: (Merza Gamal/d'Traveler)

Rumah panjang dengan lantai panggung ini adalah hunian khas Suku Dayak Kanayatn. Rumah Radakng disusun dari kayu ulin gelondongan besar sepanjang 300 meter, lebar 10 meter, dan tinggi mencapai 7 meter.

ADVERTISEMENT

Keunikan rumah ini ada pada jumlah anak tangga yang disesuaikan dengan bilik kamarnya. Masyarakat percaya bahwa penyesuaian ini dilakukan untuk menghindari kesialan dengan dilarang keras menaiki anak tangga anggota keluarga yang wafat.

Sisi mencengangkan lain dari Rumah Radakng adalah kemampuannya untuk menampung 50 kepala keluarga. Struktur rumah umumnya terdiri dari:

  • Teras (pante)
  • Ruang Tamu (samik/ pene) dilengkapi meja berukuran 3x3 meter setinggi 0,5 meter
  • Ruang Keluarga berukuran 6x6 meter
  • Dapur (uakngmik).

Tidak hanya untuk menerima tamu, pene atau samik juga digunakan untuk tempat tamu menginap. Atap rumah ini berbentuk pelana dari bahan sirap lengkap dengan ukiran kayu seperti tameng perang dan patung burung.

2. Rumah Panjae

Rumah Panjae adalah tempat tinggal tradisional khas Suku Dayak Iban yang mana struktur rumahnya didominasi kayu ulin atau belian. Adapun struktur yang membedakan Rumah Panjae dengan rumah Kalimantan Barat lainnya adalah:

  • Ruang luar (tanyok/ jamu) untuk menjemur padi dan pakaian
  • Teras (kaki lima)
  • Ruang bersama (ruai) untuk pertemuan, menerima tamu, dan melaksanakan ritual adat
  • Ruang tinggal (bilik)
  • Lumbung (sadau)
  • Ruang menyimpan kerajinan tangan dan alat pertanian (sadau bungau).

3. Rumah Panjang/Betang/Alim

Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Bengkayang memiliki rumah betang atau Ramin Bantang. Begini potret rumah adat khas Kalimantan tersebut.Kalimantan Barat tepatnya di Kabupaten Bengkayang memiliki rumah betang atau Ramin Bantang. Begini potret rumah adat khas Kalimantan tersebut. Foto: Rifkianto Nugroho

Rumah Panjang adalah tempat utama Suku Dayak untuk beraktivitas, belajar, dan melakukan kebijaksanaan tradisional (traditional wisdom) dan pengetahuan asli (indigenous knowledge). Hampir seluruh orang Dayak di Kalimantan Barat kecuali Dayak Punan dan Dayak Meratus mempunyai rumah panjang dari generasi dahulu.

Terdapat berbagai variasi ukuran Rumah Betang, yang mana paling besar mencapai ukuran 150 meter untuk panjang dan lebar 30 meter berbahan dasar kayu ulin atau belian. Rumah ini memiliki makna kebersamaan luar biasa karena digunakan untuk perkawinan, upacara kematian, pertemuan, pesta pasca panen sekaligus tempat berlindung dari banjir dengan panggung setinggi 3-5 meter dari tanah.

Hal yang membedakan Rumah Panjang antara satu suku dengan lainnya adalah ukiran, jumlah tangga, bentuk atap, dan penyebutannya. Seperti misalnya orang Dayak Ngaju rumpun Ot Danum menyebut huma betang dan orang Dayak Kenyah rumpun Apou Kayan menyebutnya dengan amin bioq. Berikut perinciannya:

  • Rumah Panjang Lou (Suku Dayak Benuaq - Kalimantan Timur)
  • Rumah Panjang Amin Bioq (Suku Dayak Kenyah - Kalimantan Timur dan Utara)
  • Rumah Panjang Betang (Suku Dayak Ngaju - Kalimantan Tengah)
  • Rumah Lewu Hante (Suku Dayak Maanyan - Kalimantan Tengah)
  • Rumah Panjang Lamin (Suku Kutai Dayak Ot Danum - Kalimantan Timur).

Dikutip dari jurnal Rumah Panjang: Nilai Edukasi dan Sosial Dalam Sebuah Bangunan Vernakular Suku Dayak di Kalimantan Barat karya Affrilyno, Rumah Panjang selalu dibangun menghadap ke sungai karena dianggap sebagai sistem sosial-budaya dan ekonomi bagi mereka. Misalnya seperti sarana transportasi, komunikasi, pemenuhan pangan dan kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.

Demikian 3 rumah adat Kalimantan Barat yang bernilai besar untuk kekayaan dan kebudayaan negeri. Untuk itu pemerintah mendirikan Rumah Radakng terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak, Kalimantan Barat. Tingginya yang mencapai 7 meter dan panjang 138 meter berhasil menjadi landmark utama setelah Tugu Khatulistiwa sebagai pusat pengembangan dan pelestarian adat Kalimantan Barat.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads