Batu Memmana'e, Cerita Rakyat Batu Menangis dari Sulawesi Selatan

Batu Memmana'e, Cerita Rakyat Batu Menangis dari Sulawesi Selatan

Saniyyah - detikSulsel
Sabtu, 25 Nov 2023 14:34 WIB
Simbol/lambag Sulawesi Selatan.
Simbol/lambang Provinsi Sulawesi Selatan. Foto: Situs Pemprov Sulawesi Selatan
-

Cerita rakyat Batu Menangis berkembang di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, cerita rakyat ini dikenal dengan sebutan Batu Memmana'e.

Tak jauh berbeda dengan cerita Batu Menangis pada umumnya, Batu Memmana'e di Sulawesi Selatan berkisah tentang seorang anak perempuan malas yang seluruh tubuhnya berubah menjadi batu.

Dikutip dari tulisan berjudul Cerita Rakyat "Batu Memmana'e" Bahasa Bugis, Terjemahan, dan Analisis oleh Asmaniar Sofyan dan Andi Syastra L dari Universitas Hasanuddin, berikut ini kisahnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Rakyat Batu Menangis (Batu Memmana'e) di Sulawesi Selatan

Pada zaman dahulu, di tanah Bone, tinggalah seorang anak perempuan bersama dengan ibunya. Sang anak memiliki sifat malas dan egois. Sementara ibunya memiliki sifat dan perilaku yang amat baik.

Ibu gadis tersebut bekerja sebagai pencari kayu bakar untuk dijual di pasar. Sementara itu, sang anak bekerja menenun sarung bugis yang kemudian dijual kepada para pedagang. Di rumahnya, mereka memelihara seekor anjing yang diberi nama La Balo.

Suatu hari, ketika ibunya sedang pergi ke pasar untuk menjual kayu bakar, sang anak sedang menenun sendirian di rumahnya. Di tengah aktivitasnya, sang anak kemudian merasa mengantuk. Akibatnya, secara tidak sengaja, alat tenunnya jatuh ke dalam kolong rumah.

ADVERTISEMENT

Karena sifatnya yang malas, maka engganlah sang anak untuk beranjak dan mengambil alat tenunnya. Kemudian ia memanggil anjing peliharaannya dengan berkata, "O Balo, tolong kau ambilkan alat tenunku!".

Tak disangka, sang anjing pun membalasnya dengan berkata, "Iyye puang, tunggulah sebentar". Mendengar perkataan tersebut, sang anak terkejut lantaran anjingnya dapat berbicara layaknya manusia sungguhan.

Tak cukup sampai disitu, rasa kaget pun semakin menjadi saat ia merasakan kakinya tidak bisa digerakkan. Lama-kelamaan seluruh tubuhnya mengeras seperti batu, kecuali wajahnya. Bersamaan dengan itu, menangislah sang anak sambil memanggil-manggil ibunya.

Tak lama kemudian, pulanglah sang ibu ke rumah. Sang ibu menemukan anaknya telah berubah menjadi patung. Kemudian berkatalah sang anak, "Maafkan aku ibu, terlalu durhaka aku padamu." Tak lama setelahnya, seluruh tubuh sang anak pun berubah menjadi batu, tetapi air mata masih mengalir dari matanya.

Kemudian berkatalah sang ibu, "Apa yang menyebabkanmu menjadi seperti ini nak?" Sang ibu pun tak kuasa menahan tangisnya. Lalu, tanpa disangka, tubuhnya pun turut berubah menjadi batu. Ia berubah menjadi batu lantaran telah menegur perubahan yang terjadi pada anaknya.

Setelah peristiwa itu, satu penduduk kampung turut berubah menjadi batu karena saling menegur satu sama lain. Begitulah asal mula dinamainya kampung tersebut sebagai Batu Menangis atau Batu Beranak.

Cerita Rakyat Batu Menangis di Berbagai Daerah

Cerita rakyat Batu Menangis di Indonesia tersedia dalam berbagai versi tergantung dari mana cerita tersebut berasal. Cerita rakyat Batu Menangis paling banyak dikenal berasal dari Kalimantan Barat. Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan yang kerap membangkang kepada ibunya.

Selain itu, cerita serupa juga terdapat di Sumatra Barat yang dikenal dengan "Batu Manangih". Dikutip dari Dapobas Kemdikbud, Batu Manangih menceritakan seorang anak perempuan durhaka yang memperlakukan ibunya dengan buruk. Ia kemudian terbenam ke tanah dan menjadi batu. Hingga kini batu tersebut masih mengeluarkan air, sehingga diberi nama Batu Manangih (batu menangis).




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads