Mengenal Pangeran Antasari, Sang Pejuang Gagah Berani di Perang Banjar

Mengenal Pangeran Antasari, Sang Pejuang Gagah Berani di Perang Banjar

Elmy Tasya Khairally - detikSulsel
Kamis, 23 Nov 2023 19:22 WIB
Ilustrasi perang banjar.
Ilustrasi perang Banjar. Foto: JP de Veer/wikimedia commons.
Jakarta -

Pangeran Antasari atau Gusti Inu Kartapati adalah pahlawan nasional bangsa. Beliau merupakan sosok pejuang yang berperan sebagai lokomotif dan menjadi sosok pencetus dari perang banjar.

Dalam perang tersebut, Pangeran Antasari memperjuangkan kepentingan masyarakat dan membasmi kezaliman para penjajah. Yuk, kenali Pangeran Antasari lebih lanjut.

Mengenal Pangeran Antasari

Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi Martapura pada tahun 1787. Mengutip repository UPI, beliau adalah putra Pangeran Masohut bin Pangeran Amir dan dikenal sebagai pemimpin pergerakan dan agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangeran Antasari juga merupakan tokoh pejuang yang sangat dihormati dan dikagumi, berkat kepribadiannya yang baik. Karakternya menjadi panutan dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan.

Perang Banjar meletus pertama kali pada 18 April 1859. Menurut buku Atlas Pahlawan Indonesia oleh Gamal Komandoko, pangeran Antasari memimpin sekitar 6.000 orang. Belanda dibuat kerepotan menghadapi serangan rakyat Banjar di bawah komando sang pangeran.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya pada 25 April 1859 Pangeran Antasari memimpin 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron. Dia memimpin prajurit Banjar menyerang pos-pos Belanda lainnya bahkan berhasil meledakkan dan menenggelamkan kapal Onrust milik Belanda beserta pemimpinnya.

Semboyan yang sangat populer dari Pangeran Antasari adalah "Haram Manyarah Waja Sampai Ka Puting". Semboyan ini memberikan semangat juang dalam melawan penjajah dan menjadi ruh perlawanan rakyat saat memerangi penjajahan Belanda dalam Perang Banjar.

Suatu ketika Pemerintah Kolonial Belanda menawarkan perundingan kepada Pangeran Antasari dan menjanjikan akan memberi kemewahan dan kenikmatan hidup untuknya. Namun beliau yang gagah berani tersebut pintar membaca situasi. Dia pun menolak keras perundingan tersebut. Seruannya untuk mengusir Belanda pun semakin menggema.

Pada 14 Maret 1862, Pangeran Antasari dinobatkan menjadi pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar. Beliau menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin, yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.

Wafatnya Pangeran Antasari

Saat kecamuk peperangan yang begitu dahsyat, pada 11 Oktober 1862 Pangeran Antasari wafat karena penyakit cacar yang ketika itu mewabah. Menjelang wafatnya, beliau masih sempat memimpin prajurit-prajuritnya untuk mempersiapkan serangan melawan Belanda.

Perjuangan dalam melawan penjajah dilakukannya hampir sepanjang hidup. Jasa dan perjuangannya pun diabadikan dalam berbagai sarana dan prasarana, instansi atau lembaga yang menunjukkan penghargaan kepada Pangeran Antasari.

Pada 23 Maret 1968, Direktorat Kepahlawanan Nasional, Departemen Sosial Republik Indonesia menganugerahi Pangeran Antasari gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan. Hal ini diberikan berkat jasa dan pengabdiannya yang telah berjuang melawan penjajah dan merebut kemerdekaan.

Itulah cerita singkat mengenai Pangeran Antasari, sang pemberani yang menginspirasi banyak pejuang kemerdekaan. Semoga kisah dari Pangeran Antasari kita untuk senantiasa mengenang perjuangan penjajah dalam meraih kemerdekaan.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads