Viral sebuah video di media sosial yang menampakkan sosok diduga poppo atau kuyang di sekitar wilayah Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Kemunculan sosok poppo itu lantas menggegerkan warga sekitar.
Video tersebut diketahui direkam oleh salah satu warga bernama Nur Lia yang mendengar kehebohan masyarakat sedang mencari poppo. Pada Selasa (14/11) sekitar pukul 22.00, Lia mendatangi sumber kehebohan dan sempat merekam makhluk itu.
"Pertama munculnya di lorong dekat masjid di situ, terus ditunggu lama pindah lagi sempat ji saya rekam tapi tidak terlalu saya dapat," kata Lia kepada detikSulsel, Minggu (19/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makhluk yang disebut sebagai poppo itu mulanya muncul di atap rumah warga kemudian berpindah dengan cepat. Warga mengaku melihat makhluk tanpa badan dengan organ dalam yang terlihat jelas.
Poppo sendiri merupakan sosok mistis dalam kepercayaan masyarakat Bugis-Makassar. Lantas makhluk apa itu poppo?
Poppo dalam Kepercayaan Masyarakat Bugis Makassar
Poppo merupakan makhluk misterius yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah-kisah mistis di Sulawesi Selatan. Entitas mistis ini disebut berwujud kepala dengan organ dalam yang bergelantungan.
Budayawan Universitas Hasanuddin Prof Nurhayati menjelaskan sosok poppo diyakini oleh masyarakat Bugis-Makassar sebagai makhluk jadi-jadian. Makhluk ini dipercayai keberadaannya oleh orang-orang Bugis-Makassar terdahulu.
"Itu dalam kepercayaan orang-orang Bugis-Makassar dianggap sebagai sebagai makhluk jadi-jadian," jelas Prof Nurhayati kepada detikSulsel, Minggu (19/20).
Prof Nurhayati mengatakan konon poppo merupakan manusia yang memiliki keilmuan mistis. Makhluk tersebut hidup sebagai manusia kala siang, saat malam ia gentayangan menjalankan aksinya mencari makanan persembahan.
Berdasarkan mitos, poppo akan berubah wujud menjelma sebagai binatang seperti anjing atau kucing saat terdesak. Hal ini agar tidak tertangkap oleh warga yang memburu mereka.
Biasanya warga akan melukai binatang yang diyakini sebagai jelmaan poppo tersebut. Kemudian di pagi hari masyarakat akan mencari orang yang memiliki luka pada bagian tubuh yang yang sama seperti binatang tersebut. Jika ditemukan maka orang tersebut diyakini sebagai poppo.
"Biasa kalau dilempar atau dipukul terus yang kena misalnya pahanya, itu dicari siapa orang yang luka pahanya berarti itulah yang poppo," tambah Prof Nurhayati.
Prof Nurhayati mengatakan orang-orang Bugis-Makassar terdahulu yang tinggal di rumah panggung takut menjadi mangsa makhluk tersebut. Hal ini karena ada kepercayaan bahwa poppo dapat mengisap organ tubuh melalui sela-sela rumah.
"Dulu rumah panggung makanya biasa mereka takut kalau gelap malam, karena biasa dia (poppo) sedot ususnya dari bawah, itulah kepercayaan mereka tidak tahu ya apa benar atau tidak," tambah Prof Nurhayati.
Incar Organ Dalam Perut Manusia
Makhluk poppo ini dipercaya gentayangan pada malam hari untuk mencari tumbal, yakni dengan mengisap isi perut manusia melalui dubur. Konon, "mangsa" poppo kebanyakan anak-anak.
Masyarakat terdahulu percaya, jika anak-anak mengalami demam, sakit perut, atau diare yang berujung meninggal dunia maka isi perut anaknya sudah tidak ada. Hal ini diyakini sebagai akibat ulah poppo.
"Biasanya kalau ada orang sakit perutnya baru meninggal dianggap sudah tidak ada isi dalamnya perutnya karena sudah disedot oleh poppo," kata Prof Nurhayati.
Sebagai penangkal poppo masyarakat Bugis-Makassar kerap memasang jimat yang melingkar di perut anak-anak. Jimat tersebut berisi ayat-ayat suci Al-Quran.
"Ada penangkalnya yang digunakan orang dulu supaya tidak dimakan poppo. Itu biasanya ada jimat yang diikat dengan benang hitam dengan kain-kain hitam baru diikat di pinggangnya anak-anak supaya tidak disedot oleh poppo," jelasnya.
Kendati demikian, korban poppo tidak hanya anak kecil tetapi juga orang dewasa. Hanya memang dikatakan bahwa kebanyakan korbannya konon adalah anak-anak.
Poppo Ilmu yang Diturunkan
Prof Nurhayati mengatakan orang Bugis-Makassar terdahulu percaya bahwa ilmu poppo ini diturunkan saat sang pemilik ilmu akan meninggal. Ilmu ini diturunkan kepada orang yang menyambut seruannya.
Konon orang yang memiliki ilmu poppo ini akan mengucapkan kalimat tertentu saat sakaratul maut. Jika orang di sekitarnya ada yang menjawab, maka ilmu itu secara otomatis menurun kepadanya.
"Biasanya kalau orang begitu, kalau sudah mau meninggal (sakaratul maut) dia pejamkan matanya baru bilang 'lemba', 'lemba', kalau ada yang menyahut dia yang mewarisi ilmu tersebut. Makanya mereka pada takut tuh kalau ada orang dicurigai begitu, takut mendekat karena nanti dia dilembai. Lemba itu maksudnya dipindahi, diwariskan," jelas Prof Nurhayati.
Kendati demikian, fakta tentang poppo ini masih misteri dan mitos yang hidup di tengah masyarakat. Tidak ada pembuktian ilmiah tentang hal tersebut.
Namun, kepercayaan ini hidup di masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan. Setiap daerah memiliki lingkungan yang mempercayai adanya makhluk tersebut.
"Orang Makassar ada kepercayaan nya begitu, orang Bugis juga. Tapi ini kepercayaan, tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, cuma orang percaya begitu pada zaman dulu," kata Prof Nurhayati.
"Jadi ini cerita-cerita orang tua dulu. Waktu kita kecil dilarang berkeliaran kalau malam, katanya nanti ada poppo," imbuhnya.
(alk/ata)