- Jenis-jenis Batik 1. Batik tulis 2. Batik Cap 3. Kain Motif Batik
- Contoh Motif Batik dari Berbagai Daerah 1. Motif Batik Parang (Pulau Jawa) 2. Motif Batik Simbut (Banten) 3. Motif Batik Kawung (Jawa Tengah) 4. Motif Batik Megamendung (Cirebon) 5. Motif Batik Sidomukti (Solo) 6. Motif Batik Ceplok Jepun (Bali) 7. Motif Batik Perahu Pinisi (Sulawesi Selatan) 8. Motif Batik Kraton (Yogyakarta) 9. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan) 10 Motif Pring Sedapur (Magetan)
Batik merupakan hal yang tak terpisahkan bagi masyarakat Indonesia. Corak kain ini merupakan hasil karya seni warisan nusantara yang memiliki nilai yang sangat tinggi.
Tidak ada yang dapat memastikan kapan batik mulai tercipta.(1) Namun, batik secara resmi diakui oleh dunia pada tahun 2009 saat UNESCO mengukuhkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Takbenda.(2)
Di Indonesia, batik terbagi menjadi beberapa macam tergantung dari cara pembuatannya. Nah, untuk lebih mengenal tentang batik ini, berikut jenis-jenis batik dan contohnya yang telah dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk disimak!
Jenis-jenis Batik
Melansir dari repository Universitas Kristen Satya Wacana, jenis-jenis batik di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan dari teknik pembuatannya. Berikut ini 3 jenis batik menurut teknik pembuatannya.
1. Batik tulis
Batik tulis merupakan proses pembuatan kain batik menggunakan tangan dan dibantu alat-alat penunjang untuk proses pengerjaannya. Pengerjaan batik tulis sepenuhnya menggunakan manual tangan (handmade).
Yang menjadi tantangan menciptakan batik tulis adalah kesabaran dan sikap telaten. Jika penulis kain batik tidak mampu sabar maka hasil yang didapatkan tidak akan indah dan nilai jualnya tidak akan maksimal.
Hal itu karena batik tulis dilakukan tahap demi tahap, proses demi proses memiliki kesulitan dan kerumitan masing-masing. Belum lagi harus mengganti canting sesuai dengan yang dibutuhkan.
Tantangan pembuat batik tulis akan bertambah ketika warna yang digunakan lebih dari satu. Proses yang memakan waktu yang panjang dan keahlian dari tenaga kerja inilah yang menyebabkan batik tulis memiliki harga yang lebih tinggi ketimbang batik jenis lainnya.
2. Batik Cap
Metode membatik selain menggunakan alat bernama canting, dapat pula dilakukan menggunakan cap. Batik yang dihasilkan sering disebut dengan batik cap.
Pembuatan batik ini menggunakan alat cap balok berbentuk dadu yang terbuat dari kayu atau bisa juga terbuat dari bahan kuningan atau tembaga (canting cap).
Canting cap yang digunakan umumnya berukuran 8x8 inci persegi. Pada salah satu bagian cap dibentuk corak atau motif.
Bahan dasar untuk membuat tembaga canting cap memiliki berat yang bervariasi. Mulai dari yang berat sampai yang ringan. Bahan baku yang ringan digunakan untuk membuat garis besar, sedangkan yang berat untuk menciptakan kerangka motif.
Canting cap terdiri dari tiga bagian utama, tiap-tiap bagian disusun sehingga bentuknya menyerupai sebuah stempel besar. Bagian pertama adalah bagian badan, bagian kedua adalah kerangka, dan ketiga adalah pegangan dari logam.
Proses pengerjaan batik cap cenderung lebih mudah dibandingkan batik tulis karena pengerjaan batik cap dikerjakan secara kontinu atau dikerjakan dengan mengulang cara yang sama. Cara pengerjaan menggunakan metode ini sama seperti menggunakan stempel untuk sebuah surat.
Harga batik cap lebih murah dari batik tulis, hal ini dikarenakan proses pembuatan yang lebih sederhana ketimbang batik tulis.
Batik cap diciptakan dengan tujuan agar masyarakat selain warga keraton dapat memiliki dan menggunakan batik. Mengingat harga batik asli yang tidak murah dan sulit dijangkau oleh masyarakat dengan ekonomi rendah.
Agar mudah membedakan batik tulis dan batik cap di pasaran, batik jenis ini disebut dengan istilah "batikan".
3. Kain Motif Batik
Jenis kain motif batik ini sebenarnya tak dapat dikatakan sebagai batik karena proses pembuatannya yang tidak memiliki unsur membatik sama sekali seperti batik tulis dan batik cap. Kain motif batik diproses dengan menggunakan komputer atau mesin.
Kemunculan kain motif batik ini dikarenakan adanya perkembangan zaman yang semakin modern. Dengan adanya perkembangan teknologi pada zaman modern, maka cara pembuatan batik dimudahkan dengan hadirnya mesin-mesin yang dapat mencetak batik dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat.
Harga kain motif batik yang relatif murah dapat dijangkau oleh masyarakat umum. Tidak seperti batik tulis yang harga jualnya tidak dapat dijangkau semua kalangan masyarakat.
Kehadiran jenis batik ini sangat disayangkan karena memberi kesan kurang baik di industri batik. Bahkan kain bermotif batik saat ini banyak didatangkan dari negara Cina dengan kualitas yang cukup dan harga yang terjangkau.
Keadaan ini mengancam eksistensi batik asli yakni batik tulis dan juga batik cap yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, konsumen juga sulit membedakan mana batik asli dan yang bukan.(3)
Contoh Motif Batik dari Berbagai Daerah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Salah satunya adalah kain batik yang telah diakui keberadaannya oleh dunia. Batik merupakan budaya luhur bangsa yang memiliki keindahan pola dan warna, di mana setiap motif memiliki filosofi tersendiri.
Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas motif batik masing-masing. Dari motif-motif yang khas tersebut detikers bisa mengenali dari mana motif batik itu berasal.
Nah berikut ini beberapa contoh motif batik lengkap beserta asal daerahnya dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber:
1. Motif Batik Parang (Pulau Jawa)
![]() |
Motif batik parang merupakan motif khas Jawa yang paling populer. Ciri khas motif batik ini adalah bentuk diagonal yang tegas.
Sekilas, susunan motif batik parang menyerupai huruf S, atau ombak laut yang saling berkaitan tidak terputus. Konon, motif batik parang telah eksis sejak masa Mataram Islam.
Secara filosofis motif batik parang membawa pesan untuk tidak pernah menyerah. Sedangkan kontinuitas pada motif parang memberikan filosofi sebuah perjuangan yang tidak pernah putus.(2)
2. Motif Batik Simbut (Banten)
Batik simbut memiliki motif berbentuk menyerupai bentuk daun talas. Motif batik simbut merupakan salah satu motif khas dari Banten, yang awalnya diciptakan oleh suku Baduy.
Namun, seiring berjalannya waktu motif batik simbut kian menyebar ke seluruh penjuru Banten. Ciri khas motif batik khas Banten ini adalah warnanya yang cenderung cerah, namun tetap tidak mencolok. Garis yang digunakan dalam motif batik simbut cenderung tebal dan berukuran besar.(2)
3. Motif Batik Kawung (Jawa Tengah)
![]() |
Ciri khas dari motif batik kawung adalah bentuknya yang seperti irisan buah kawung atau kolang-kaling. Motif kawung membawa makna kesucian dan panjang umur.
Dulunya batik kawung hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja, atau biasanya diperuntukkan bagi sentana dalem yaitu orang-orang yang memiliki hubungan dengan keluarga raja.(2)
4. Motif Batik Megamendung (Cirebon)
![]() |
Salah satu motif batik khas Cirebon yang populer adalah motif megamendung. Nama megamendung sendiri berarti awan sejuk.
Inspirasi motif batik ini adalah bentuk awan pada genangan air hujan dan cuaca mendung. Kekhasan motif megamendung adalah pola garis awan dengan bentuk yang agak lonjong.
Batik ini memiliki komposisi warna dasar motif yakni merah dan biru yang menggunakan tujuh gradasi warna.(2)
5. Motif Batik Sidomukti (Solo)
![]() |
Motif batik sidomukti berasal dari Solo, Jawa Tengah. Batik ini dibuat dengan zat pewarna soga (cokelat) alami.
Bentuk motifnya meliputi kombinasi antara beragam ornamen yang rumit, seperti bunga dan kupu-kupu. Secara filosofi, motif batik sidomukti memiliki makna kemakmuran dan kesejahteraan. Umumnya motif batik sidomukti dikenakan pada upacara adat.(2)
6. Motif Batik Ceplok Jepun (Bali)
Batik tulis motif ceplok jepun terinspirasi dari bunga kamboja, masyarakat Bali biasa menyebutnya bunga jepun. Bunga tersebut menjadi bunga favorit untuk persembahan peribadatan.
Penggambaran motif ini dilakukan dengan menggambarkan secara dekoratif tanpa banyak melakukan penggayaan sehingga dengan mudah orang mengenalinya sebagai motif bunga Jepun. Penyusunan desainnya berupa motif utama yaitu rangkaian bunga kamboja dikomposisi dengan daunnya.
Penyusunan motif utama dengan cara dijajar berseling latar, kemudian diberi motif isian berupa bulat enam secara merata dan tertata, sehingga terjadi keharmonisan motif secara keseluruhan. Motif batik ini terlihat sederhana, namun ciri khas Bali demikian kuat dengan motif bunga kamboja yang sangat menonjol.
Konsep penciptaan motif ini adalah menggambarkan keindahan alam Bali. Pemakai batik ini diharapkan menampakan pesona keindahan berbusana yang serasi.
Motif ini bermakna ungkapan rasa syukur atas anugerah alam dan keindahannya yang menjadikan Bali banyak dikagumi dunia. Rasa syukur atas keindahan alam dan kepandaian seni itu harus dilakukan dengan menjaga kelestarian alam dan seni budayanya dari kerusakan-kerusakan, kreativitas manusia hendaknya untuk menjaga keindahan dan kelestarian alam.(4)
7. Motif Batik Perahu Pinisi (Sulawesi Selatan)
Motif ini terinspirasi dari perahu tradisional dari Sulawesi Selatan (Sulsel) yaitu perahu pinisi yang sangat terkenal ketangguhannya dalam pelayaran samudra. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar yaitu tiga di ujung depan, dua di depan dan dua di belakang.
Makna dua tiang layar utama tersebut berdasarkan dua kalimat syahadat dan tujuh buah layar merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang juga mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudra besar di dunia.
Penggambaran motif ini dilakukan dengan menggambarkan secara dekoratif tanpa banyak melakukan stilasi sehingga orang-oang mudah mengenalnya sebagai motif perahu layar. Komposisi motif berupa perahu pinisi yang disusun berulang-ulang memenuhi bidang kain.
Posisi arah hadap kapal juga juga diseling lawan arah sehingga membuat komposisi lebih dinamis. Penyusunan motif utama dengan cara dijajar berseling latar berupa garis-garis ombak.
Latarnya juga memiliki variasi ruang-ruang kosong tanpa isian, namun tetap menunjang keharmonisan motif secara keseluruhan. Motif terlihat sederhana, namun ciri khas Sulsel demikian kuat dengan motif perahu ini.
Konsep penciptaan motif ini adalah menggambarkan ketangguhan pelaut Indonesia dalam melintasi samudra. Pemakai batik ini diharapkan menjadi pribadi yang kuat dan tangguh dalam kehidupan.(4)
8. Motif Batik Kraton (Yogyakarta)
Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan Jawa yang kental dengan sistem kekratonan dan kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja Jawa.
Dulunya, batik asal Jogja ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau sayap burung yang dikenal sebagai motif satwa liar. Motif ini bisa dibilang paling banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri.(5)
9. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)
Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan.
Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara.
Sehingga, akulturasi budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.(5)
10 Motif Pring Sedapur (Magetan)
Batik ini merupakan Batik khas daerah Magetan yang berasal dari sebuah desa di lereng Gunung Lawu yang sarat dengan pohon bambu tepatnya di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan.
Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti serumpun pohon bambu. Motif batik pring sedapur memiliki makna filosofi yang sangat tinggi.
Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring.
Batik ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang sederhana pula. Di mana bambu memberikan makna ketenteraman, keteduhan dan kerukunan. Selain itu, bambu juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.(5)
Nah itulah penjelasan terkait jenis-jenis batik lengkap beserta contoh motif batik yang ada di Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kalian ya, detikers
Sumber:
1. Repository Universitas Negeri Yogyakarta
2. Laman Kemdikbud
3. Repository Universitas Kristen Satya Wacana
4. Laman Balai Besar Kerajinan Batik Kemenperin
5. Perpustakaan Online Universitas Brawijaya
(edr/urw)