Sejarah Perang Banjar Dipimpin Pangeran Antasari, Konflik Melawan Kolonial

Sejarah Perang Banjar Dipimpin Pangeran Antasari, Konflik Melawan Kolonial

Elmy Tasya Khairally - detikSulsel
Senin, 04 Sep 2023 05:12 WIB
Ilustrasi perang banjar.
Ilustrasi perang banjar. Foto: JP de Veer/wikimedia commons.
Jakarta -

Perang Banjar terjadi pada permulaan abad ke-19. Kerajaan Banjar sendiri meliputi wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah. Kerajaan ini mempunyai hasil alam seperti intan, emas, lada, rotan dan Damar.

Pangeran Antasari adalah sosok pencetus dari perang ini. Lantas bagaimana sejarah terjadinya perang Banjar? Apa sebab dari terjadinya perang ini? Bagaimana kronologinya?

Sejarah Perang Banjar

Menurut Buku Lukisan Perang Banjar 1859-1865 karya Drs. Idwar Saleh, perang Banjar merupakan gerakan perlawanan semesta dari rakyat Banjar melawan imperialis Belanda. Rakyat yang disebut di sini adalah sebagian besar bubuhan raja-raja Banjar, golongan bangsawan, golongan ulama, golongan tetuha masyarakat sehingga para petani yang mendiami daerah Banjar di Kalimantan Selatan atau Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang ini disebut sebagai gerakan perlawanan semesta rakyat Banjar bukan tanpa alasan. Hal tersebut karena perang ini dalam waktu singkat meliputi daerah perlawanan yang lebih luas dari daerah kerajaan Banjar itu sendiri. Mulai dari daerah Barito (Muara Tewe) di Utara hingga Tabona di Selatan, pulau Petak di sebelah Barat (dekat Kuala Kapuas) hingga Sebuhur di Sebelah Timur.

Dalam perang ini, Belanda menerjunkan lebih dari 3.000 orang tentara dengan 22 kapal perang kecil, benteng tetap dan benteng sementara. Bagi rakyat yang berjuang saat itu, perang ini merupakan peperangan memperjuangkan kemerdekaan, menjunjung agama yang suci dan mempertahankan tanah Banyu Banjar.

ADVERTISEMENT

Penyebab Perang Banjar

Perang Banjar Berlangsung dari tahun 1859-1862. Konflik dengan Belanda sebetulnya sudah ada sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Namun, Belanda ikut campur dalam urusan kerajaan. Sehingga kekalutan semakin bertambah. Menurut karya ilmiah dari UIN Antasari dan Buku Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA oleh A. Ferry T. Indrato, dkk berikut penyebab dari Perang Banjar:

  • Belanda membuat kericuhan dengan ikut campur dalam urusan kerajaan, yaitu mengangkat Pangeran Tamjidillah menjadi Sultan. Padahal, Pangeran Hidayat yang lebih berhak menduduki tahta tersebut hanya diangkat sebagai Mangkubumi
  • Setelah mencopot Pangeran Tamjidillah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar
  • Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan
  • Belanda ingin menguasai daerah Kalimantan Selatan, sebab banyak ditemukan pertambangan batubara, tepatnya di kota Martapura. Belanda merencanakan untuk memindah ibukota kesultanan ke kota Negara, bekas ibu kota pada zaman Hindu.

Kronologi Perang Banjar

Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari terjadi di berbagai daerah. Pada 28 April 1859, pos-pos Belanda yang ada di Martapura dan Pengaron diserang pasukan Antasari.

Mengutip buku Explore Sejarh Indonesia Jilid 2 oleh Dr. Abdurrakhman, S.S., M. Hum dan Arif Pradono, S.S., M. I.Kom, pada Agustus 1959, Pangeran Antasari bersama pasukan Haji Buyasin, Kiai Langlang dan Kiai Demang Leman berhasil merebut benteng milik Belanda di Tabanio. Pasukan Surapati juga berhasil menenggelamkan kapal Onrust milik Belanda dan merampas senjata kapal itu yang berada di Lontotuor, Sungai Barito Hulu.

Selama Agustus-September 1959, peperangan terjadi di tiga daerah, sekitar Banua Lima, Martapura dan Tanah laut serta Sepanjang Sungai Barito. Peperangan di sekitar Banua Lima dipimpin Tumenggung Jalil, sedangkan di sekitar Martapura dan Tanah Laut dipimpin Kiai Demang Leman. Sementara itu, Pangeran Antasari memimpin peperangan di sepanjang Sungai Barito.

Kyai Demang Leman yang berusaha mempertahankan Benteng Tabanio diserbu pasukan Belanda. Pertempuran berlangsung sengit dan menyebabkan banyak korban.

Perlawanan terus meluas. Belanda terus memperkuat pertahanan dengan membangun benteng-benteng. Pangeran Hidayatullah yang melakukan perlawanan diturunkan dari kedudukannya sebagai mangkubumi.

Pada 7 Maret 1860, Belanda mengirimkan surat ke Pangeran Hidayatullah yang berisi permintaan untuk menyerahkan diri. Namun, beliau menolak, hingga dianggap benar-benar memberontak kepada Belanda.

Dengan kosongnya jabatan sultan dan Mangkubumi membuat Kerajaan Banjar dihapus Pemerintah Kolonial Belanda. Kondisi ini membuat meluasnya perlawanan rakyat Banjar.

Pada 16 Juni 1860, Pangeran Hidayatullah dan pengikutnya berperang selama satu minggu di Amawang. Tapi karena persenjataan Belanda lebih lengkap, Pangeran Hidayatullah mundur ke Wang Bangkal.

Akhir Perang Banjar yang Dipimpin Pangeran Antasari

Selanjutnya, pada Februari 1862, Belanda berhasil menangkap Pangeran Hidayatullah. Berita tersebut mendorong Pangeran Antasari melakukan perlawanan yang lebih besar kepada Belanda.

Pasukannya berhasil mempertahankan benteng-benteng di Tundakan dan Gunung Tongka. Beliau tidak pernah menyerah kepada Belanda hingga wafat pada 11 Oktober 1862.

Setelah pangeran Antasari wafat, perlawanan dilanjutkan oleh teman-teman seperjuangan dan putra-putra beliau. Belanda kemudian menyadari bahwa kekuatan perlawanan rakyat bergantung pada pemimpin mereka.

Belanda kemudian berusaha menangkap para pemimpin perlawanan rakyat Banjar. Setelah semua pemimpin tertangkap atau gugur dalam medan perang, perlawanan rakyat Banjar kepada Belanda pun berakhir.

Itulah informasi mengenai sejarah perang Banjar yang berisi kronologi dan penyebab perang tersebut terjadi. Semoga artikel ini membantumu.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads