Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak yang cukup besar terhadap roda perekenomian di Sulawesi Selatan. Acaman lonjakan inflasi di Sulsel diperkirakan bisa naik 0,9% hingga 1%.
"Kalau kita perkirakan itu dampaknya inflasi paling tinggi dampak putaran pertamanya itu sekitar 0,9 - 1 persen year on year," ungkap pengamat ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Hamid Paddu kepada detikSulsel, Minggu (11/9/2022).
Prof Hamid Paddu menjelaskan lonjakan ini akan terjadi karena yang dipengaruhi oleh kenaikan BBM adalah inflasi inti. Sehingga dampak yang ditimbulkan secara menyeluruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak dari pada kenaikan BBM ini tentu akan menyeluruh dampak inflasinya. Karena yang dipengaruhi adalah inflasi inti," jelas Prof Hamid Paddu.
Ia menambahkan, secara nasional pada kuartal ketiga di Agustus inflasi Indonesia mencapai 4,9% atau 5% jadi perkiraan sampai akhir tahun sampai 6% secara nasional. Hal ini akan terjadi serupa di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi tahun kalender di Sulsel pada kuartal ketiga di Agustus sebesar 3,79%. Jika terjadi lonjakan inflasi sebesar 1 persen maka hingga akhir tahun Inflasi Sulsel lebih dari 4 persen.
"Tentu akan bervariasi di seluruh provinsi. Tapi dampak nya kurang lebih 1% termasuk di Sulsel," jelasnya.
Target inflasi secara keseluruhan adalah paling tinggi 4 persen. Sehingga lonjakan ini diperkirakan akan membuat inflasi di Sulsel keluar dari ambang batas.
(alk/urw)