Sulsel Akan Jadi Pemasok Utama Beras ke IKN, Produksi Tembus 2,9 Juta Ton

Sulsel Akan Jadi Pemasok Utama Beras ke IKN, Produksi Tembus 2,9 Juta Ton

Taufik Hasyim - detikSulsel
Minggu, 13 Mar 2022 11:25 WIB
Hamparan sawah menguning siap panen. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Foto: Ilustrasi produksi beras Sulsel. (Dikhy Sasra/detikcom)
Makassar -

Perpindahan Ibu Kota negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur (Kaltim) berpotensi menguntungkan Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu lumbung beras nasional. Sulsel bisa menjadi pemasok utama beras karena produksi beras melimpah.

Seperti diketahui, produksi beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) naik 8,12% atau 219,3 ribu ton pada 2021. Pada tahun 2020 produksi beras hanya di angka 2,7 juta ton kemudian meningkat menjadi 2,92 juta ton di tahun 2021.

"Dengan adanya migrasi besar-besaran akibat perpindahan Ibu Kota Negara (IKN), maka kebutuhan akan komoditas beras dari Kalimantan Timur juga akan semakin tinggi. Ini potensi untuk Sulsel," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Causa Iman Karana dalam laporan perekonomian Sulsel yang dikutip detikSulsel, Minggu (13/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan mobilitas beras ke luar gudang, Bulog telah melakukan perdagangan antarpulau ke 22 provinsi. Perdagangan beras antarpulau juga diperkirakan akan meningkat jika ibu kota Indonesia berpindah ke Kalimantan Timur.

Sesuai data produksi dan konsumsi beras tahun 2020, Kalimantan Timur berada dalam keadaan defisit. Produksi hanya sebesar 152 ribu ton sementara kebutuhan konsumsi mencapai 253 ribu ton. Pola distribusi perdagangan beras di Kaltim menunjukkan bahwa Sulsel merupakan penyuplai terbesar beras ke Kaltim.

ADVERTISEMENT

"Total suplai beras dari luar Kaltim sebesar 74% disuplai dari Sulsel, disusul oleh Jawa Timur 22,41% dan DKI Jakarta 3,45%," bebernya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat kenaikan produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk Sulsel itu efek dari peningkatan luas panen dan diiringi produksi padi yang naik.

"Pada 2021, luas panen padi sebesar 0,99 juta hektare dengan produksi sebesar 5,09 juta ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 2,92 juta ton," ucap Kepala BPS Sulsel Suntono dilansir dari data rilis BPS pada 1 Maret 2022.

Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada September sebesar 0,61 juta ton dan bulan April sebesar 0,53 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Juni, yaitu sebesar 0,06 juta ton.

Dari data BPS Sulsel tercatat produksi padi pada 2021 mengalami kenaikan sebanyak 382,2 ribu ton GKG. Naik 8,12% jika dibandingkan 2020 yang sebesar 4,71 juta ton GKG.

Selama 2021, ada 3 tiga kabupaten/kota di Sulsel dengan produksi padi (GKG) tertinggi, yakni adalah Kabupaten Bone (771,45 ton), Wajo (569.84 ton), dan Pinrang (516,87 ton).

Sementara wilayah dengan produksi padi terendah, ialah Kota Parepare (4,34 ton), Kabupaten Selayar (7,48 ton), dan Kota Makassar (13,08 ton).




(tau/nvl)

Hide Ads