Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Jamaluddin Jompa (Prof JJ) menegaskan komitmen Unhas untuk terus mengembangkan potensi akademik dan non akademik mahasiswa lewat penyatuan Bidang Akademik dan Bidang Kemahasiswaan. Penyatuan ini akan memosisikan mahasiswa sebagai subjek utama dalam ekosistem pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam pencapaian visi dan reputasi universitas.
Hal ini disampaikan Prof JJ dalam dialog terbuka bersama tiga calon Rektor Unhas periode 2026-2030 di Arsyad Rasyid Lecture Theater, Kampus Unhas Tamalanrea, Kamis (18/12/2025). Dialog ini bertujuan sebagai ruang diskusi, menyerap aspirasi, dan memperkuat partisipasi mahasiswa dalam proses pemilihan pimpinan universitas.
"Penyatuan bidang akademik dan kemahasiswaan merupakan nomenklatur yang tepat dalam tata kelola Universitas. Penegasan ini sejalan dengan capaian prestasi mahasiswa Unhas yang terus menunjukkan tren peningkatan dari waktu ke waktu," ujar Prof JJ dalam pemaparannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penyatuan ini menuntut pembagian peran yang jelas, terarah, dan saling menguatkan antara pengelolaan akademik dan pengembangan kemahasiswaan. Penguatan nomenklatur ini ditujukan untuk menjaga keberlanjutan prestasi sekaligus memastikan proses pembinaan mahasiswa berjalan secara optimal, terstruktur, dan berkelanjutan.
Prof JJ menilai upaya untuk memisahkan Bidang Akademik dan Bidang Kemahasiswaan merupakan langkah mundur. Dia berkomitmen mendukung pengembangan kemahasiswaan dalam bingkai akademik, sesuai mandat perguruan tinggi.
Prof JJ juga menegaskan sejumlah prinsip penting dalam menyikapi dinamika aspirasi mahasiswa. Dia menekankan setiap aspirasi mahasiswa berangkat dari niat baik, meskipun kerap lahir dari perspektif yang berbeda.
Prof JJ mengatakan perbedaan pandangan harus disikapi melalui dialog akademik yang sehat dan terbuka. Perbedaan pandangan juga mesti berlandaskan rasionalitas serta etika kampus.
Gagasan Prof JJ mendapat sambutan hangat dari sejumlah mahasiswa yang menilai penyatuan ini memiliki orientasi pada capaian rekognisi akademik mahasiswa. Meski begitu, hal ini dinilai masih perlu dioptimalkan, misalnya dengan menambah bobot kredit bagi kegiatan kemahasiswaan dalam bingkai akademik.
(asm/ata)











































