Tidak jarang, tanggal-tanggal tertentu memiliki nilai historis atau sosial yang diperingati secara nasional maupun internasional. Lantas tanggal 14 Desember memperingati apa?
Tanggal 14 Desember 2025 jatuh pada hari Minggu. Di hari ini terdapat peringatan Hari Sejarah Nasional di Indonesia.
Selain perayaan nasional tersebut, terdapat pula dua momen penting yang dirayakan dalam skala global. Perayaan tersebut yakni Hari Paduan Suara dan Hanukkah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran dengan momen-momen tersebut? Nah, dalam artikel ini detikSulsel menyajikan ulasan selengkapnya hari penting yang diperingati pada 14 Desember 2025. Yuk simak selengkapnya untuk memahami makna dan pesan yang terkandung di balik tanggal tersebut.
Hari Sejarah Nasional
Tanggal 14 Desember menandai peringatan Hari Sejarah Nasional di Indonesia. Hari peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali sejarah dari masa ke masa.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, penetapan tanggal ini sesuai dengan dokumen Maklumat Hari Sejarah Nasional tahun 2014 yang digagas oleh berbagai kalangan masyarakat. Di antaranya yaitu asosiasi profesi, komunitas pecinta sejarah, guru, dosen, dan mahasiswa.
Tanggal 14 Desember ditetapkan sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional. Seminar tersebut diselenggarakan pada 14-18 Desember 1957 di Yogyakarta.
Seminar tersebut diadakan untuk mengumpulkan berbagai pendapat dan saran sebagai pertimbangan untuk menyusun sejarah nasional Indonesia. Sejarah ini akan disusun secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, mereka turut membahas ketidakpuasan di kalangan sejarawan terhadap penulisan sejarah kolonialisme yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda. Hal itu membuat para sejarawan menyadari bahwa sejarah nasional Indonesia harus dibuat secara nasionalistik, dengan menempatkan masyarakat Indonesia sebagai pemain sentral.
Hari Paduan Suara
Hari Paduan Suara atau Choral Day dirayakan setiap Minggu kedua bulan Desember, dan tahun ini jatuh pada tanggal 14 Desember 2025. Melansir laman National Today, Hari Paduan Suara pertama kalinya dirayakan pada tahun 1990 di Helsinki oleh Alberto Grau.
Grau merupakan seorang komposer, guru, dan direktur paduan suara asal Venezuela. Ia juga pendiri 'Schola Cantorum de Caracas', sebuah kelompok paduan suara Venezuela yang telah memperoleh popularitas di kalangan pecinta musik.
Grau dan kelompoknya telah bekerja sama dalam proyek-proyek yang menjadi dasar untuk menciptakan berbagai proyek pengembangan seni musik. Grau juga memimpin pendirian Yayasan Schola Cantorum Caracas dan Gerakan Yayasan Coral Cantemos.
Choral Day telah menjadi acara global bagi kelompok paduan suara dari seluruh dunia. Tidak hanya perayaan paduan suara, hari peringatan ini juga membantu mengumpulkan orang-orang untuk menghormati perdamaian dan harmoni yang dibawa oleh musik.
Hal ini terlihat dengan Choral Day yang kerap dirayakan di lokasi-lokasi secara historis dilanda konflik, dengan harapan musik akan membawa perdamaian ke tempat-tempat tersebut, dan orang-orang akan mendapatkan manfaat dari pelajaran musik serta mencari kenyamanan.
Hari Paduan Suara mengingatkan bahwa musik membantu orang-orang menjalin ikatan dalam berbagai cara. Maka itu, Hari Paduan Suara juga didedikasikan untuk prinsip-prinsip dan tujuan bersama untuk membawa perdamaian dan harmoni melalui musik.
Hanukkah
Tanggal 14 Desember menandai awal perayaan Hanukkah, yakni bagian dari perayaan Festival Cahaya oleh kaum Yahudi. Perayaan ini berlangsung selama delapan hari, yakni mulai 14 hingga 22 Desember.
Melansir laman National Today, perayaan ini memperingati kemenangan bangsa Yahudi atas orang Yunani dalam Perang Maccabean dan pengudusan kembali Kuil Kedua Yerusalem. Festival ini berlangsung dimulai pada hari ke-25 Kislev dan berakhir pada hari kedua Tevet dalam kalender Yahudi.
Pengudusan kembali Kuil Kedua di Yerusalem ini terjadi pada abad ke-2 SM. Kala itu kaum Yahudi melawan penindas Yunani-Suriah melalui Pemberontakan Maccabean.
Bermula sekitar tahun 200 SM, ketika Yudea, yang kini dikenal sebagai Israel/Palestina, berada di bawah kekuasaan Antiochus III, raja Seleukia dari Suriah, yang mengizinkan orang Yahudi tinggal di sana untuk terus menjalankan agama mereka. Namun putranya, Antiochus IV Epiphanes, justru melarang agama Yahudi dan memerintahkan orang Yahudi untuk menyembah dewa-dewa Yunani.
Pada tahun 168 SM, pasukan Antiochus IV Epiphanes menyerbu Yerusalem, membantai ribuan orang, dan menodai Kuil Suci Kedua kota tersebut dengan mendirikan altar untuk Zeus dan menyembelih babi di dalam dinding suci kuil tersebut.
Dipimpin oleh imam Yahudi Mattathias dan kelima anaknya, pemberontakan besar-besaran meletus melawan Antiochus dan monarki Seleukia. Ketika Mattathias meninggal pada tahun 166 SM, putranya, Judah, yang dikenal sebagai Judah Maccabee 'Palu' mengambil alih kepemimpinan.
Dalam dua tahun, orang Yahudi berhasil mengusir orang Suriah dari Yerusalem menggunakan taktik perang gerilya. Upaya tersebut berhasil, dan orang Yahudi kembali memperoleh hak untuk menjalankan agama mereka di kuil-kuil mereka.
Judah kemudian memerintahkan pengikutnya untuk membersihkan kuil dan menyalakan menorah dengan minyak yang telah diberkati oleh imam besar sepanjang malam, setiap malam, hingga altar baru dapat dibangun di atas altar lama.
Ini adalah kandil emas dengan tujuh cabang yang melambangkan pengetahuan dan penciptaan, dan dimaksudkan untuk tetap menyala setiap malam. Namun, hanya tersisa satu botol minyak yang hanya cukup untuk satu malam.
Meski demikian mereka tetap menyalakannya, dan ajaibnya kandil itu tetap menyala selama delapan hari, sesuai waktu yang dibutuhkan untuk memeras minyak baru.
Menurut Talmud, salah satu teks paling sentral dalam Yahudi, Yudas Makabe dan orang-orang Yahudi lainnya yang ikut serta dalam upacara pengudusan kembali Bait Suci Kedua menyaksikan apa yang mereka yakini sebagai keajaiban.
Meskipun berdasarkan perhitungan minyak yang tersedia hanya cukup untuk menjaga nyala selama satu hari, namun api terus berkedip selama delapan malam. Pelita itu memberi mereka waktu untuk mencari pasokan baru. Peristiwa ajaib ini menginspirasi para bijak Yahudi untuk menetapkan festival tahunan selama delapan hari.
Cerita Hanukkah tidak tercantum dalam Taurat karena peristiwa yang menginspirasi perayaan tersebut terjadi setelah Taurat ditulis. Namun, perayaan ini disebutkan dalam Perjanjian Baru, di mana Yesus menghadiri 'Perayaan Pendirian'.
(alk/alk)











































