Pemkab Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menutup jembatan di Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Simbang, untuk persiapan perbaikan. Jembatan itu ditutup karena mengancam keselamatan warga setelah masih kerap dilewati meski kondisinya rusak parah.
"Selama pengerjaan ditutup, karena risiko besar kalau sementara pengerjaan tetap dilalui," kata Bupati Maros Chaidir Syam kepada detikSulsel, Senin (1/12/2025).
Chadir mengatakan pihaknya sudah membahas rencana perbaikan itu dengan OPD terkait. Sebagai tahap awal pihaknya akan menurunkan alat berat untuk melakukan pembersihan bekas material jembatan lama.
"Beberapa tahapan yang akan kita lalui secara teknis, besok sudah mulai kita lakukan pembersihan di lokasi jembatan itu. Target secepatnya, karena kalau bisa secepatnya ya secepatnya," ucapnya.
Dia menuturkan, pembangunan jembatan ini akan menggunakan anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT). Setelah pembersihan, pembangunan fisik jembatan dimulai Januari 2026.
"Udah masuk ini, kita masukkan dulu anggaran pembersihannya melalui BTT dan untuk pembangunannya kita mulai di tahun 2026 untuk pembangunan fisiknya," kata Chaidir.
Chaidir belum merinci total anggaran yang disiapkan untuk pembangunan jembatan baru tersebut. Pihaknya akan menghitung sesuai dengan berapa nilai pekerjaan.
"BTT kita tidak bisa sebut berapa nilainya. Kita hitung per harian jadi berapapun akan kita bayar," ujar Chaidir.
Dia menambahkan, ukuran jembatan baru akan tetap sama dengan jembatan yang lama. Hal ini dikarenakan terkendala pemilik lahan sekitar jembatan yang enggan menjual lahannya.
"Dari dulu pemerintah sebenarnya berkeinginan untuk memperlebar tetapi di situ ada di sebelah lahan itu ada warga yang tidak mau menjual tanahnya itu, sejak jembatan itu masih milik pribadi almarhum H Bohari, itu sudah digagas untuk diperlebar," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Jembatan di Kampung Bonto Tallasa, Dusun Pakere, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, ambruk pada Kamis (20/11) sekitar pukul 13.00 Wita. Jembatan itu memiliki panjang 50 meter dan lebar 3 meter.
Namun jembatan itu masih tetap menjadi akses yang dilintasi masyarakat setempat. Warga termasuk siswa terpaksa bertaruh nyawa melintasi jembatan yang rusak karena hanya itu akses terdekat menuju lokasi tujuan.
"Sekarang ini sudah tidak bisa lagi, karena memang kondisinya sudah rubuh setengahnya. Kami sendiri sudah imbau agar ini tidak dilalui lagi, tapi warga tetap saja lewat karena memang jauh kalau mutar," kata Kepala Desa Bonto Tallasa, Abbas, Jumat (21/11).
Dia menuturkan, ambruknya jembatan itu disebabkan abrasi yang mengikis tanah fondasi pinggiran jembatan. Situasi diperparah dengan hujan yang membuat arus air sungai semakin deras.
"(Penyebab jembatan ambruk) Ada abrasi di pinggir jembatan. Ditambah lagi dengan arus sungai yang cukup deras karena hujan beberapa hari ini," ujarnya.
Simak Video "Video: Miris, Jembatan Antardesa di Gorontalo Setahun Rusak Tanpa Perbaikan"
(sar/asm)