Dokter spesialis kandungan di RSUD LM Baharuddin Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), dr Ruhwati, bikin heboh usai membongkar fasilitas memprihatinkan di ruang operasi. Pemkab Muna hingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun bereaksi.
Sorotan itu disampaikan Ruhwati melalui unggahan di media sosialnya. Dilihat detikcom, Senin (25/11/2025), Ruhwati awalnya menyoroti kurangnya fasilitas kain untuk keperluan operasi serta baju jubah untuk tenaga kesehatan (nakes).
"Pasien rencana SC cito 3 orang, Set Kain yang siap hanya 2 paket...! Ini RS ya, kalo urusan hahahihi, hura2, cepat loading, ada terus baju baru untuk futsal atau jalan fun run. Sementara kain penutup pasien dan baju jubah operasi diminta tdk pernah ada," tulis Ruhwati dalam unggahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruhwati juga menyoroti pengalas meja yang tanpa duk dan hanya menggunakan underpad. Dia lantas menyinggung penghasilan dari operasi ibu hamil setelah diklaim dari BPJS yang nilainya disebut tidak sedikit.
"Jangan alasan tdk ada uang, SC sj perhari minimal 5 pasien itu sd 35juta klaimnya dr BPJS. Jgn alasan efisiensi pemda sementara jalan2 bisa, haha hihi keliatan gigi semua bisa," bebernya.
Ruhwati lalu menyoroti jarum yang ukurannya kecil dan kualitas benang yang rapuh. Dia mengaku heran dengan sistem yang ada di RSUD Muna.
"Kemarin2 sy posting jarum kecil 0,5 cm utk menjahit lemak 5-7 cm... blm sy postingkan bgm itu benang yg rapuhnya minta ampun. Kasian, betul2 seperti kita di OK dikasih tobat2 sm SISTEM ini," terangnya.
Selain itu, Ruhwati turut menyoroti pendingan ruangan alias AC yang tidak normal. Ruang operasi disebut sangat panas, sementara AC yang bermasalah di ruang operasi itu belum tersentuh perbaikan.
"AC jang mi dibilang panasnya bukan main. Klo kami tdk disupport air minum atau makan minum tdk masalah, nnt kami beli sendiri. Tp masa ac panas kami juga yg hrs beli, atau bayar tukang perbaiki?" cetus Ruhwati.
Wabup Bantah Fasilitas RSUD Muna Memprihatinkan
Wakil Bupati (Wabup) Muna, Asrafil kemudian buka suara soal Ruhwati yang membongkar fasilitas medis saat melakukan operasi pasien yang memprihatinkan. Asrafil membantah pengakuan Ruhwati dan mengklaim perlengkapan operasi memadai.
Asrafil awalnya menanggapi soal baju operasi yang disebut hanya tersedia dua set. Dia menyebut stok sebenarnya lebih banyak dan tidak seperti yang disampaikan Ruhwati.
"Masalahnya yang viral kemarin soal pengadaan baju buat operasi hanya dua set, ternyata ada tujuh set. Jadi tidak kurang, hanya dokter tidak konfirmasi ke penjaga ruangannya," kata Asrafil kepada wartawan dikutip Senin (21/11).
Ia juga menegaskan bahwa antrean operasi saat itu memang berbarengan tiga pasien. Namun stok perlengkapan operasi ditegaskannya tersedia dan tidak terjadi kekurangan seperti yang dikeluhkan.
"Kemarin itu yang masuk tiga pasien sekaligus, jadi di sebelahnya itu ada baju. Jadi ada tujuh set semua, tidak ada kekurangan," tegasnya.
Asrafil turut mengklarifikasi soal benang dan jarum operasi yang disebut rapuh. Menurutnya, semua perlengkapan itu disiapkan sesuai standar dan mengikuti permintaan dokter.
Ia juga menepis isu bahwa kegiatan fun run dan perjalanan dinas pegawai menggunakan dana rumah sakit. Asrafil memastikan seluruh kegiatan itu tidak dibebankan ke anggaran RSUD Muna.
"Yang disoroti perjalanan dinas, pakaian fun run, itu bukan dana dari RS. Semua itu sumbangan, dana pribadi," jelasnya.
Terkait kritik internal yang ikut mencuat, Asrafil menyebut itu bagian dari masalah manajemen yang harus dibereskan. Ia mendorong semua pihak di RSUD Muna agar saling terbuka.
"Ini masalah manajemen RS. Teman-teman dokter dan manajemen harus terbuka, jadi tidak ada dusta di antara kita," pungkasnya.
Kemenkes Pantau Keluhan Dokter RSUD Muna
Kemenkes juga telah memberikan atensi terkait Ruhwati yang menyoroti kurangnya fasilitas medis di ruangan operasi RSUD Muna. Kemenkes menegaskan keselamatan pasien menjadi yang utama sehingga dibutuhkan fasilitas yang baik.
Dilansir dari detikHealt, Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI, Azhar Jaya mengatakan pihaknya akan memantau kejadian tersebut. Ia mengungkapkan kejadian ini akan menjadi perhatian khusus.
Dia menegaskan bahwa memberikan layanan sesuai standar adalah hal yang sangat penting. Terlebih, keluhan dokter tersebut juga berkaitan erat dengan keselamatan pasien yang menjalani operasi.
"Ini tentu saja menjadi perhatian kita karena setiap tindakan medis ada standar-standar yang harus dipatuhi. Kami akan pantau kasus ini bersama sama dengan Dinkes (dinas kesehatan) dan ARSADA (asosiasi rumah sakit daerah seluruh Indonesia)," ujar Azhar ketika dihubungi detikcom, Senin (24/11).
Azhar menuturkan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, ia juga telah mengeluarkan instruksi khusus untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
"Saya sudah minta Direktur Mutu Ditjen Keslan (kesehatan lanjutan) untuk memberi atensi soal ini," tandasnya.











































