Pernahkah detikers bertanya bagaimana cara paling sederhana namun bermakna untuk mengucapkan terima kasih kepada guru? Ternyata ada banyak caranya, di antaranya adalah dengan mempersembahkan sebuah puisi penuh makna dan menyentuh hati.
Bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November. Hari tersebut menjadi waktu yang tepat untuk mempersembahkan puisi untuk para guru.
Puisi menjadi medium yang tepat karena mampu merangkum emosi dalam kata-kata singkat namun penuh makna. Dalam satu karya pendek, puisi dapat menggambarkan perjuangan guru, rasa syukur siswa, hingga keharuan yang sulit diungkapkan secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, dalam artikel ini detikSulsel telah merangkum berbagai puisi tentang guru yang bisa dijadikan referensi maupun inspirasi. Puisi-puisi ini dapat dibacakan saat lomba, upacara peringatan, hingga dijadikan unggahan di media sosial.
Yuk simak selengkapnya!
Puisi Hari Guru #1
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Kepada Guru-Guruku
Oleh: Marzuli Ridwan Al-bantany
Kau pahlawan, pejuang ilmu pengetahuan
Tak menuntut riang Kau pahlawan, tanpa tanda jasa
Tersemat di dada
Telah tak berbilang sudah
Manusia-manusia berilmu kau lahirkan
Di kota, di kampung dan ceruk-ceruk desa
Kau tabah, ikhlas melukis senyum paling indah
Pada setiap resah yang menjengah
Berpantang kau ucap kata lelah
Sumber: Buku Antologi Puisi untuk Guruku (Khairul Azan, M Untung, Fadhilah Kurniawan)
Puisi Hari Guru #2
Perajut Asa, Penyambung Mimpi
Oleh: Hang Irfan
Setiap harimu berdiri
Memandangi jiwa penuh mimpi
Beralun kata penuh makna
Membuka jalan penuh asa
Segelas ilmu yang tersaji
Seteguk amal yang kunikmati
Sebuhul pesan berbalut kasih
Merajut harap menutup perih
Kadang bibirmu bergetar hebat
Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat
Meski lelah ucapmu membimbing
Keputusasaanmu tak bergeming
Wahai insan perajut asa
Meski diri kadang tak kuasa
Memendam amarah mengumbar murka
Namun hati masih terbuka
Wahai insan penyambung mimpi
Berlutut kaki bersimpuh diri
Kebodohanku memohon ampunan
Kebijakanku karena tuntunan
Kini, asaku tegap berdiri
Mimpiku nyata di sisi
Sepuluh jari tangan kususun
Kalimah cintamu telah dihimpun
Sumber: Buku Antologi Puisi untuk Guruku (Khairul Azan, M Untung, Fadhilah Kurniawan)
Puisi Hari Guru #3
Sebatang Rotan
Oleh: Muhammad Sapikri
Kalau bukanlah disebabkan sebatang rotan itu
Tak akan mungkin aku mengenal namamu
Saat sebatang rotan melecut di tubuhku
Disitulah aku memahami rasa sakit
Rasa sakit yang mengajar dan menuntunku pada kehidupan sesungguhnya
Dia adalah guru mengajiku
Di setiap malamnya, ia selalu melirihkan doa
Agar muridnya kelak menjadi manusia yang berakhlak mulia
Sebesar apapun namamu nanti
Jangan kau lupa dengan sebatang rotan itu
Biarpun kini rotan itu telah rapuh dan patah
Rotan itu juga yang telah membesarkan namamu
Biarkan rasa sakit itu mengalir di tubuhmu
Ianya tak akan sebanding dari rasa sakit dari dunia yang kejam ini
Sumber: Buku Antologi Puisi untuk Guruku (Khairul Azan, M Untung, Fadhilah Kurniawan)
Puisi Hari Guru #4
Guruku, Melati di Ujung Laman
Oleh: Adin
Bersamamu rekah yang berketayap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri
Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam leach
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang
Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah
Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman
Sumber: Buku Antologi Puisi untuk Guruku (Khairul Azan, M Untung, Fadhilah Kurniawan)
Puisi Hari Guru #5
Tentangmu Guruku
Oleh: Adin
Tentangmu
Sebatas menulis rindu di lembar buku
Adalah sendu
Sekadar bermadah kesah di mulut basah
Adalah salah
Tentangmu
Sekuntum mawar di tengah rimba
Semerbak aroma penuh serlah
Sumber: Buku Antologi Puisi untuk Guruku (Khairul Azan, M Untung, Fadhilah Kurniawan)
Puisi Hari Guru #6
Terimakasih Guru
Oleh: Masfira
Guru orang tua kedua ku
Di sekolah dia mengajarkan sopan santun kepada ku
Menasehati baik dan buruk suatu hal
Aku pergi mencari ilmu
Dia memberi ku cinta dan ilmu
Dia adalah pelita dihidupku
Tak pernah lelah dihadapan ku
Kau sembunyikan wajah lelah sedihmu
Seolah kau bahagia selalu
Kata-katamu penuh candu
Ku resapi dan kan kuingat selalu
Terimakasih atas semua pengorbanan mu
Terima kasih atas semua jasa mu
Jasa mu tak terukur
Kan selalu kukenang seumur hidup ku
Sumber: Buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional (Vania Kharizma Satriawan, dkk)
Puisi Hari Guru #7
Mengabdi Tanpa Henti
Oleh: Mudmainah, SPd SD
Dalam sunyi kuriuhkan pinta sepenuh hati
Agar beban mengabdi tak lagi menjadi perih
Dalam sepi kuteriakkan cinta segenap rasa
Bukan karena ingin mengais nama
Tapi, demi putra-putri bangsa nan berharga
Mencoba berdamai dengan gemuruh isi kepala
Kebijakan silih berganti seiring pergantian purnama
Sedikit celah saja kami menjadi tersangka
Namun kami tidak goyah Tawa mereka memberi napas panjang di setiap dahaga
Sejenak mengistirahatkan raga
Duduk bersama ilalang dan bebatuan
Meskipun mata ini terpejam
Dalam benak berkata
"Apa kabar mereka?"
Sumber: Buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional (Vania Kharizma Satriawan, dkk)
Puisi Hari Guru #8
Kilauan Lentera
Oleh: Zafirah Sawsan Mumtaz
Kala kebodohan membelenggu diri
Akan aksara yang tak dapat dimengerti
Engkau datang memberi arti
Dengan baswara bagai indurasmi
Harsa datang menghampiri
Terbaluti kilauan lentera suci
Saat engkau basmi buta aksara kami
Persistensi membimbing diri ini
Menjadikan diri berbudi pekerti
Kau lakukan semua tanpa pamrih
Terimakasih atas jasamu, Guru.
Sumber: Buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional (Vania Kharizma Satriawan, dkk)
Puisi Hari Guru #9
Guru
Oleh: Riyanti
Sang surya menapaki bumi
Bising kehidupan pagi
Langkahmu mengawali
Sudut ruang tlah menanti
Pancaran semangat tiada henti
Guru berakhlak mulia sepanjang masa
Tak kenal lelah, ikhlas di relung hati
Mendidik
Membimbing
Mengajar
Demi anak kami meraih cita nanti.
Sumber: Buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional (Vania Kharizma Satriawan, dkk)
Puisi Hari Guru #10
Pahlawan Aksara
Oleh: Qonita Auliya
Dari masa menuju masa
Dari asa menjadi nyata
Tidak akan pernah hilang dalam sejarah
Para pahlawan tanpa tanda jasa
Ilmunya seluas samudera
Ketulusannya setulus cinta
Hidup tanpa kehadirannya
Kita berada dalam neraka buta aksara
Tak pernah lelah dalam berjasa
Dirinya selalu menjadi simbol kehidupan manusia
Terima kasih, wahai pahlawan aksara
Sumber: Buku 103 Puisi Pilihan Lomba Tingkat Nasional (Vania Kharizma Satriawan, dkk)
Puisi Hari Guru #11
Hari Guru
Oleh: Susilowati
Tiada pengalaman tanpa jadi guru
Tiada pula pijakan hidup, tanpa guru
Tiada ilmu tanpa guru
Ku berkata karena ada seorang di dekatku, itu guru
Guruku waktu aku belum tahu ibu
Ibu adalah guru, jangan lupakan jasanya
Ketika ada PR-mu, ibu pasti gurumu
Ibu, kau pandai bercanda, bernyanyi, mengaji, membimbing, dan mendidikku
Guru yang tak punya akta, berjasa walau tiada berijazah,
dan bekerja 24 jam sehari, walau kau tak punya tunjangan sertifikasi
Ibu, ini hari penghormatan untukmu,
Belum setitik pun terbalas dari anakmu
Namun, kau sudah menuntaskan keempat anakmu
Ibu, ridhomu menyertai kepergian tugasmu
Demi berbakti pada suami, bersama menghadap Illahi Robbi
Sumber: Buku Kumpulan Puisi Pintu Hati (Susilowati)
Demikian kumpulan puisi Hari Guru 2025 yang bisa dijadikan pilihan referensi dan inspirasi. Semoga bermanfaat!
(alk/alk)











































