BMKG memperbaharui data peringatan dini tsunami akibat gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,4 di perairan Filipina. Ancaman tsunami akibat gempa tersebut kini meluas di dua kabupaten di Provinsi Maluku Utara, yakni Kabupaten Barat (Halbar) dan Morotai.
Peringatan dini tsunami juga diberlakukan untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Sulut). Ketinggian tsunami bervariasi mulai 0,05 meter hingga 0,16 meter.
"Telah terdeteksi di Halmahera Barat (09.42 WIB) 0.05 m, Morotai (09.46 WIB) 0.10 m, Sangihe (09.29 WIB) 0.16 m," tulis BMKG dilansir dalam laman resminya yang dikutip detikcom, Jumat (10/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, peringatan dini tsunami kini berlaku di 3 provinsi di Indonesia. Selain Maluku Utara, ancaman tsunami akibat gempa diberlakukan lebih dulu ke sejumlah wilayah di Sulut dan Papua.
Berdasarkan data BMKG, berikut 8 wilayah di Indonesia berpotensi tsunami akibat gempa M 7,4 di laut Filipina:
Maluku Utara
- Halmahera Barat
- Morotai
Sulawesi Utara
- Sangihe
- Kepulauan Talaud
- Bitung
- Minahasa Utara bagian selatan
- Minahasa bagian selatan
Papua
- Supiori
Sebelumnya diberitakan, gempa terjadi di wilayah Filipina, Kepulauan Talaud, Sulut pada Jumat (10/10) pukul 09.43 Wita. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,23° LU; 126,83° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara pada kedalaman 58 km.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 7,4," ungkap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya Jumat (10/10).
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. BMKG pun meminta warga waspada dan menjauhi bangunan retak akibat gempa.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," tambah Daryono.
(sar/hsr)