Walkot Kendari Umbar Capaian 2025: Ekonomi Tumbuh 4%-Kemiskinan Turun 4,18%

Sulawesi Tenggara

Walkot Kendari Umbar Capaian 2025: Ekonomi Tumbuh 4%-Kemiskinan Turun 4,18%

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Senin, 06 Okt 2025 14:39 WIB
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran mengungkapkan berbagai capaian dan program strategis di tahun 2025.
Foto: Wali Kota Kendari Siska Karina Imran. (dok. istimewa)
Kendari -

Wali Kota Kendari Siska Karina Imran mengungkapkan berbagai capaian dan program strategis di tahun 2025. Fokus utama diarahkan pada kesejahteraan masyarakat lewat penurunan angka kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi, pembangunan Sekolah Rakyat (SR) hingga renovasi rumah warga kurang mampu.

Hal itu disampaikan Siska saat peringatan Hari Pangan Sedunia 2025 di Balai Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (6/10). Dia memaparkan angka kemiskinan berhasil turun dari 4,23% pada 2024 menjadi 4,18% tahun ini kemudian pertumbuhan ekonomi daerah juga meningkat dari 3% menjadi lebih dari 4%.

"Kendari menjadi kota dengan tingkat kemiskinan terendah di Sulawesi Tenggara," kata Siska kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siska juga mengungkapkan bahwa Kendari mendapatkan bantuan renovasi 500 rumah dari pemerintah pusat, dengan target tambahan 3.500 rumah tahun depan. Bantuan itu menyasar masyarakat kurang mampu yang rumahnya tidak layak.

"Kalau masyarakat kita belum punya rumah yang layak, kita bantu. Pemerintah pusat sudah memberikan perhatian besar kepada Kota Kendari," katanya.

ADVERTISEMENT
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran saat peringatan Hari Pangan Sedunia 2025 di Balai Kota Kendari.Wali Kota Kendari Siska Karina Imran saat peringatan Hari Pangan Sedunia 2025 di Balai Kota Kendari. (dok. istimewa)

Kendari juga menjadi satu-satunya daerah di Sultra yang mendapat alokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Menurut dia, program ini akan menjadi wadah pendidikan sekaligus pelatihan produktivitas bagi anak-anak maupun orang tua.

"Sekolah Rakyat bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk orang tuanya agar bisa produktif dan berpenghasilan," jelasnya.

Acara peringatan Hari Pangan Sedunia tersebut turut diisi layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap kualitas hidup warga.

Dalam kesempatan itu, Pemkot Kendari juga menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), pemerintah berupaya mengendalikan inflasi dan memastikan harga bahan pokok tetap stabil.

Kegiatan pengendalian inflasi ini dilakukan secara rutin bersama pemerintah pusat, dengan melibatkan camat dan lurah untuk memantau kondisi masyarakat di wilayahnya.

"Setiap minggu kami, para kepala daerah, dikumpulkan oleh pemerintah pusat melalui zoom meeting untuk membahas inflasi, karena ini menyangkut kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). (dok. istimewa)

Sejak awal 2025, Pemkot Kendari telah melaksanakan 78 kali GPM. Program ini tidak hanya menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga memberi subsidi dan bantuan langsung kepada warga berpenghasilan rendah.

"Kalau ada masyarakat yang kesulitan makan, segera laporkan. Pemerintah harus hadir, karena yang utama adalah masyarakat bisa makan," tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari Abdul Rauf menambahkan GPM dijalankan melalui berbagai skema, termasuk APBD, kerja sama Bank Indonesia Sultra, maupun GPM mandiri.

"GPM ini merupakan bagian dari sinergi pengendalian inflasi daerah berbasis pangan atau Seindah, yang bertujuan menjaga stabilitas harga dan membantu masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya.

Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM).Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). (dok. istimewa)

Hingga kini, tercatat 129 kios pangan modern telah beroperasi di Kendari dengan menjual beras SPHP seharga Rp 62.500 per 5 kilogram. Jumlah ini menempatkan Kendari di posisi pertama di Sultra dan peringkat dua nasional setelah Kota Malang.




(hsr/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads