Guru Besar UNM Nilai Pidato Prabowo di PBB Simbol Kepercayaan Diri

Guru Besar UNM Nilai Pidato Prabowo di PBB Simbol Kepercayaan Diri

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 27 Sep 2025 12:56 WIB
Kuasa hukum Harvey Moeis, Harris Arthur Hedar (Rumondang/detikcom)
Harris Arthur Hedar. Foto: (Rumondang/detikcom)
Makassar -

Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB menjadi perhatian banyak pihak. Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Harris Arthur Haedar menilai pidato Prabowo sebagai simbol kepercayaan diri.

"Inilah retorika khas yang membuat pidato Presiden Prabowo bukan hanya terdengar, tetapi juga dirasakan," kata Harris dalam keterangannya dikutip Sabtu (27/9/2025).

Harris mengatakan pidato Prabowo juga menegaskan kesetaraan manusia bukan sekadar jargon. Menurutnya, ada prinsip yang juga harus diperjuangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ia menggunakan kutipan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai landasan moral, menegaskan bahwa kesetaraan manusia bukan sekadar jargon, melainkan prinsip yang harus diperjuangkan," ungkapnya.

Ketua Umum Ikatan Alumni Doktor Ilmu Hukum (IADIH) itu mengatakan hal yang paling menonjol dari pidato itu adalah keberanian Prabowo dalam menyuarakan keadilan bagi Palestina. Apalagi isu ini selalu menjadi bahan perbincangan.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, Presiden Prabowo menegaskan dunia tidak boleh diam atas penderitaan rakyat Palestina. Namun menariknya, Prabowo juga menyebut pentingnya menghormati keamanan Israel.

"Inilah keseimbangan diplomatik yang jarang disentuh secara terbuka. Berpihak pada keadilan tanpa menutup pintu dialog. Posisi ini menegaskan Indonesia sebagai jembatan moral yang tetap tegak di atas prinsip, tetapi tidak menutup diri dari realitas geopolitik," tambah Wakil Rektor Universitas Jayabaya ini.

Harris menambahkan, mikrofon yang sempat mati karena aturan teknis waktu lima menit, tidak menghalangi suara Prabowo untuk tetap terdengar. Peristiwa ini bisa dibaca sebagai simbol, meskipun ada batasan, pesan kebenaran selalu menemukan jalannya.

Menurutnya, resonansi pidato ini terasa lebih luas karena mendapat sorotan media internasional. Media Israel menyoroti penggunaan salam "Shalom", sementara publik global melihat keberanian Prabowo menyuarakan isu Palestina tanpa retorika kosong. Bahkan, sejumlah pemimpin dunia menilai gaya pidato Prabowo tegas sekaligus konstruktif.

"Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka memberikan komentar positif terhadap pidato Prabowo. Ia menilai gaya penyampaian Prabowo tegas, lugas, dan mampu merepresentasikan suara bangsa besar di hadapan dunia. Pujian dari salah satu pemimpin negara adidaya ini semakin memperkuat citra bahwa Indonesia, melalui Prabowo, telah tampil sebagai pemain global yang diperhitungkan," urai Harris yang juga Wakil Ketua Umum DPN PERADI ini.

Dia menambahkan, momentum ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan suara moral yang independen di tengah rivalitas geopolitik. Pidato di PBB kali ini tidak hanya sekadar seremoni, melainkan statement of intent.

Lebih lanjut, Harris mengatakan dunia melihat Indonesia melalui Prabowo, berani tampil dengan kepercayaan diri, menggabungkan moralitas universal, kepentingan nasional, dan strategi diplomatik yang seimbang.

"Inilah diplomasi kebenaran. Berbicara apa adanya, berakar pada prinsip, dan disampaikan dengan keyakinan. Momentum ini menandai babak baru bahwa Indonesia, dengan segala keragamannya, bukan hanya peserta forum global, melainkan juga penentu arah percakapan dunia," pungkas Harris.




(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads