Setiap tanggal dalam kalender menyimpan makna dan peringatan tertentu, termasuk tanggal 23 September 2025. Lantas tanggal 23 September memperingati hari apa saja?
Di Indonesia, tanggal 23 September diperingati sebagai Hari Maritim Nasional dan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Sementara di ranah global, tanggal ini diperingati sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional.
Seperti apa sejarah dan keunikan perayaan tersebut? Dalam artikel ini, detikSulsel akan mengulas lebih dalam tentang hari peringatan tersebut. Yuk, simak selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Maritim Nasional
Indonesia memperingati Hari Maritim Nasional pada tanggal 23 September setiap tahunnya. Pada tahun ini, perayaan tersebut telah memasuki peringatan yang ke-61 tahun.
Peringatan Hari Maritim Nasional bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai besarnya potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Dengan adanya hari ini, diharapkan semangat kelautan bangsa semakin tumbuh.
Menukil laman resmi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), penetapan Hari Maritim Nasional pertama kali dilakukan pada tahun 1963. Penetapan ini berlangsung dalam forum Musyawarah Nasional (Munas) Maritim pertama yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno.
Dalam Munas tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 249 Tahun 1964. SK tersebut menetapkan bahwa tanggal 23 September dijadikan sebagai Hari Maritim Nasional.
Sejak saat itu, tanggal 23 September secara resmi diperingati setiap tahun sebagai Hari Maritim Nasional. Peringatan ini menjadi momen penting untuk menegaskan kembali jati diri Indonesia sebagai negara maritim.
Hari Ulang Tahun Sulawesi Utara
Tanggal 23 September juga diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Utara. Di tahun 2025 ini, Provinsi Sulawesi Utara telah berusia 61 tahun.
Menurut laman resmi Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Manado, Provinsi Sulut resmi berdiri pada tanggal 23 September 1964. Pembentukan provinsi ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964.
Secara geografis, Provinsi Sulut berada di ujung utara Pulau Sulawesi. Wilayah ini juga berbatasan langsung dengan negara Filipina di bagian utara.
Sulawesi Utara sendiri dikenal luas berkat potensi pariwisatanya yang memikat. Beberapa destinasi terkenalnya antara lain Pulau Bunaken, Danau Linow, dan Bukit Kasih.
Melalui akun Instagram Unit Layanan Administrasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara, diinformasikan bahwa perayaan HUT ke‑61 Provinsi Sulut akan dilaksanakan secara sederhana. Salah satu bentuk perayaannya adalah penyelenggaraan Festival Sulut Sehat 2025.
Festival ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Sulawesi Utara. Perayaan tahun ini lebih difokuskan pada kegiatan yang memiliki makna dan manfaat langsung bagi warga.
Adapun Festival Sulut Sehat ini menyasar masyarakat baik di desa maupun kota, dengan menyediakan layanan kesehatan gratis. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas seperti pemeriksaan kesehatan tanpa dipungut biaya.
Hari Bahasa Isyarat Internasional
Melansir situs National Today, Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati setiap tanggal 23 September oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tanggal ini dipilih karena merupakan hari berdirinya Federasi Tuna Rungu Dunia (WFD) pada tahun 1951.
Menurut data dari WFD, sekitar 72 juta orang tuna rungu di dunia yang menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat. Bahasa isyarat adalah bahasa alami yang setara pentingnya dengan bahasa lisan, meskipun strukturnya berbeda.
Bahasa isyarat internasional juga digunakan dalam pertemuan global atau saat orang tuna rungu bepergian ke luar negeri. Setiap negara umumnya memiliki bahasa isyarat sendiri, dan beberapa bahkan memiliki lebih dari satu.
Penggunaan bahasa isyarat ini sudah ada sejak zaman kuno, seperti yang disebutkan dalam karya Plato pada abad ke-15 SM. Namun, baru pada abad ke-19 bahasa isyarat mulai dipelajari lebih serius, salah satunya melalui alfabet manual yang dikembangkan oleh Pedro Ponce de Leon.
Hari Bahasa Isyarat Internasional pertama kali dirayakan pada tahun 2018, dan setiap tahun memiliki tema berbeda. Tema-tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak dan pentingnya bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas pendengaran.
Dikutip dari akun Instagram Pusat Bahasa Isyarat Indonesia, tema yang digaungkan pada Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025 adalah "No Human Rights Without Sign Language Rights" atau "Tidak Ada Hak Asasi Manusia Tanpa Hak Bahasa Isyarat".
Nah detikers itulah ulasan mengenai peringatan di tanggal 23 September. Semoga bermanfaat ya!
(urw/urw)