Rumah Dinas Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu rusak akibat gempa bumi M 6,5 di Nabire, Papua Tengah. Gempa bumi juga mengakibatkan jaringan telekomunikasi putus total.
"Saya juga ikut korban, tapi rumah retak saja. Retak tidak retak hancur," kata Samuel Tatiratu kepada detikcom, Jumat (19/9/2025).
Samuel belum merinci dampak kerusakan akibat gempa karena komunikasi yang terbatas. Namun ada satu gereja di Nabire dilaporkan rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sinyal kadang ada, kadang tidak. Jadi kalau kau tanya, nanti bingung kenapa semua data itu belum bisa masuk. Jadi di rumah saya pakai ini, Starlink," ujarnya.
Selain itu ada satu jembatan yang rusak berat. Pihaknya juga belum menerima informasi soal jumlah rumah warga yang rusak.
"Data kerusakan yang sementara hanya di gereja katolik. Ini yang bisa saya dapatkan, yang lain belum bisa," tutur Samuel.
Pihaknya sudah menurunkan personel untuk melakukan pemantauan. Dia kembali menegaskan persoalan komunikasi menjadi hambatan saat ini.
"Tadi kita patroli masyarakatnya kerja seperti biasa, jadi belum ada yang nampak mengungsi itu belum ada. Masalah yang paling krusial di situ adalah jaringan internet yang hilang," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah bangunan rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,5 di Kabupaten Nabire. Gempa ini mengakibatkan kaca di Bandara Doie Aturure pecah dan plafon kantor Bupati Nabire ambruk.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, informasi awal menyebutkan tidak ada laporan korban jiwa. Sementara itu, terdapat informasi mengenai rumah warga terdampak.
"Sejumlah pantauan awal juga menyebutkan kaca pecah di fasilitas umum bandara, plafon roboh di kantor bupati, satu unit jembatan putus, serta jaringan listrik dan telekomunikasi terputus," kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (19/9).
(sar/hsr)