- Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW dari Ayat Al-Qur'an 1. Surah Yunus Ayat 58 2. Surah Al-Anbiya Ayat 107 3. Surah Hud Ayat 120 4. Surah Ali 'Imran Ayat 164 5. Surah Al-Ahzab Ayat 56 6. Surah Al-Hajj Ayat 77
- Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW dari Hadits 1. Hadits Riwayat Imam Al-Bukhari 2. Hadits Riwayat Abi Qatadah 3. Hadits Riwayat Muslim 4. Hadits Riwayat Muslim #2 5. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud
- Pendapat Sahabat tentang Maulid Nabi SAW 1. Sayyidina Abu Bakar RA 2. Sayyidina Umar RA 3. Sayyidina Utsman RA 4. Sayyidina Ali RA
- Fatwa Ulama tentang Maulid Nabi SAW 1. Imam Hasan Bashri RA 2. Imam Junaedi Al-Baghdadi 3. Imam Ma'ruf al-Karkhi 4. Imam Syafi'i 5. Imam Sirri Saqathi
Peringatan Maulid Nabi setiap tahun menjadi salah satu tradisi keagamaan yang banyak dirayakan umat Islam di berbagai belahan dunia. Namun, dalil yang mendasari perayaan ini masih sering dipertanyakan.
Maulid Nabi sendiri merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momen ini dirayakan pada bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah.
Terdapat sejumlah dalil baik ayat Al-Qur'an dan hadits yang dijadikan dasar untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini. Selain itu, para ulama klasik hingga kontemporer juga mengeluarkan fatwa dan penjelasan mengenai peringatan Maulid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut ini kumpulan dalil yang menjadi dasar perayaan Maulid Nabi baik dari ayat Al-Qur'an, hadits, maupun fatwah ulama. Yuk simak!
Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW dari Ayat Al-Qur'an
Al-Qur'an memuat ayat-ayat yang menjadi rujukan tentang kelahiran serta kemuliaan Nabi SAW. Berikut penjelasannya:
1. Surah Yunus Ayat 58
Menukil buku Menggapai Berkah di bulan-bulan Hijriyah oleh Siti Zumratus Sa'adah, Maulid Nabi adalah ungkapan gembira dan senang akan kehadiran Rasulullah SAW. Ungkapan kegembiraan itu dianjurkan bagi umat muslim sebagaimana firman Allah SWT:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يجمعون
"Katakanlah dengan kurnia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan Rahmat-Nya itu adalah lebih Baik dari apa yang mereka kumpulkan." (Yunus: 58)
2. Surah Al-Anbiya Ayat 107
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk bergembira atas rahmat yang diberikan. Sementara, Rasulullah adalah rahmat paling mulia dan paling berharga bagi umat muslim.
Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: "Kita tidak mengutusmu kecuali sebagi rahmat bagi semua yang ada dialam semesta." (Al-Anbiya': 107)
3. Surah Hud Ayat 120
Dinukil dari Jurnal UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh berjudul "Maulid Nabi Dalam Perspektif Ahlulsunnah Waljama'ah dan Wahabi", memperingati Maulid Nabi dapat meneguhkan hati manusia sebab di dalamnya terdapat ceramah tentang sejarah maupun kisah Nabi SAW.
Pada peringatan Maulid Nabi SAW umumnya umat muslim menyampaikan ceramah mengenai sejarah atau kisah nabi. Hal itu disebut dapat meneguhkan hati manusia, seperti dijelaskan dalam surah Hud ayat 120 berikut:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ١٢٠
Artinya: Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.
4. Surah Ali 'Imran Ayat 164
Dijelaskan dalam buku "Bahas Cerdas & Kupas Tuntas Dalil Syar'i Maulid Nabi" oleh Muhammad Ahmad Vad'aq, bahwa perayaan ini biasanya diisi dengan melantunkan syair memuji Rasulullah SAW. Perbuatan itu merupakan wujud syukur atas rahmat Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad bagi umat muslim.
Allah SWT berfirman dalam surah Ali 'Imran ayat 164:
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤
Artinya: "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang ang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul (Muhammad) dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
5. Surah Al-Ahzab Ayat 56
Melantunkan syair dan selawat yang biasa dilakukan pada Maulid Nabi sendiri merupakan perintah Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَتَبِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya."
6. Surah Al-Hajj Ayat 77
Peringatan Maulid Nabi SAW secara keseluruhan berisi bershawalat, doa bersama, hingga ceramah tentang sejarah Nabi SAW yang merupakan sunah atau bernilai kebaikan. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT untuk senantiasa melakukan kebajikan.
Dijelaskan dalam surah Al-Hajj ayat 77:
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ ۩ ٧٧
Artinya: "..Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan."
Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW dari Hadits
Terdapat pula hadits-hadits yang menerangkan tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Berikut penjelasannya:
1. Hadits Riwayat Imam Al-Bukhari
Menukil kembali buku Menggapai Berkah di bulan-bulan Hijriyah, peringatan Maulid Nabi adalah sebagai ungkapan rasa kesenangan dan kegembiraan atas lahirnya Rasulullah. Manfaat bergembira atas kelahiran Nabu bahkan dirasakan oleh sebagian orang kafir.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari bahwa Abu Lahab diringankan dari siksaannya setiap hari Senin karena ia telah memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah ketika mendapat kabar gembira bahwa keponakannya Muhammad telah lahir.
2. Hadits Riwayat Abi Qatadah
Rasulullah telah memuliakan hari kelahirannya dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya, karena telah menjadikannya sebagai makhluk paling mulia di dunia.
Rasulullah SAW memuliakan dan bersyukur atas hari kelahirannya kepada Allah SWT dengan cara berpuasa. Seperti disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abi Qatadah:
"Rasulullah ditanya tentang puasanya di hari senin?" dan beliau Menjawab: "Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu pula Allah menurunkan wahyu kepadaku."
3. Hadits Riwayat Muslim
Hadits serupa tentang Rasulullah SAW yang berpuasa pada hari kelahirannya, yaitu hari Senin, juga diriwayatkan oleh Imam Muslim. Pada hari tersebut pula Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya.
Berikut bunyi haditsnya:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ . رواه مسلم
Artinya: "Dari Abi Qotadah al-Anshari RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Senin. Rasulullah SAW menjawab: "Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku." (HR Muslim, Abud Dawud, Tirmidzi, Nasa'I, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah dan Baghawi).
4. Hadits Riwayat Muslim #2
Mengutip Jurnal UI Walisongo Semarang berjudul "Perayaan Maulid Nabi Dalam Pandangan KH Hasyim Asy'ari", Maulid Nabi dianjurkan sebagai suatu hal yang baru dan baik selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ : فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ. (رواه مسلم)
Artinya: "Barang siapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikuti setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikit pun" (H.R. Muslim).
5. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud
Para ulama dan sebagian besar umat muslim memandang peringatan Maulid Nabi sebagai amalan yang baik. Sebab kegiatan yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai atau ajaran Islam.
Memperingati Maulid Nabi dianggap sebagai amalan yang baik sebab dilakukan sesuai dengan nilai-nilai atau ajaran Islam. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud:
"Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, ia pun baik di sisi Allah; dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, ia pun buruk di sisi Allah".
Pendapat Sahabat tentang Maulid Nabi SAW
Para sahabat Nabi pernah menyampaikan pandangan mengenai peringatan kelahiran Rasulullah SAW. Berikut rinciannya:
1. Sayyidina Abu Bakar RA
Disadur dari buku Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Dr Shabri Shaleh Anwar MPdI, Sayyidina Abu Bakar RA pernah menyebutkan tentang perayaan Maulid Nabi sebagai berikut:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كان رفيقي في الجنة
Artinya: "Barangsiapa membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga."
2. Sayyidina Umar RA
Sayyidina Umar RA menyatakan bahwa siapa saja yang mengagungkan Maulid Nabi SAW berarti telah menghidupkan Islam. Ia berkata:
صلى الله من عظم مولد النبي ﷺ فقد أحيا الإسلام وسلم
Artinya: "Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam."
3. Sayyidina Utsman RA
Menurut Sayyidina Utsman RA, orang yang membelanjakan satu dirham untuk peringatan Maulid Nabi SAW, seakan-akan ia ikut serta menyaksikan perang Badar dan Hunain. Utsman RA berkata:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين
Artinya: "Barang siapa membelanjakan satu dirham (uang mas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka seakan-akan ia ikut-serta menyaksikan perang Badar dan Hunain."
4. Sayyidina Ali RA
Sayyidina Ali RA juga memberikan penegasan bahwa orang yang mengagungkan Maulid Nabi SAW akan mendapatkan keutamaan besar, bahkan dijamin keluar dari dunia dengan iman dan masuk surga tanpa hisab. Dia berkata:
من عظم مولد النبي الله وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب
Artinya: "Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan maulid Nabi, maka tidaklah ia keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab."
Fatwa Ulama tentang Maulid Nabi SAW
Selain para sahabat Nabi, banyak pula ulama besar yang memberikan pandangannya mengenai peringatan Maulid Nabi SAW. Berikut beberapa pendapat ulama tentang peringatan Maulid Nabi SAW:
1. Imam Hasan Bashri RA
وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا فأنفقته علىصلى الله قراءة مولد النبي ﷺ وسلم
Artinya: "Aku senang sekali seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk kepentingan mmperingati Maulid Nabi SAW."
2. Imam Junaedi Al-Baghdadi
مولد النبي صلى الله عليه وسلم وعظم قدره فقد فاز بالإيمان.
Artinya: "Barang siapa menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW dan mengagungkan derajat beliau, maka sesungguhnya ia akan memperoleh kebahagian dengan penuh keimanan."
3. Imam Ma'ruf al-Karkhi
من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين وكان في أعلى عليين
Artinya: Barang siapa menyediakan makanan untuk peringatan pembacaan Maulid Nabi SAW mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang harum-haruman dan memakai wangi-wangian karena mengagungkan kelahiran Nabi SAW, niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama golongan orang-orang yang pertama di kalangan para nabi dan dia akan ditempatkan di surga yang paling atas ('Illiyyin)."
4. Imam Syafi'i
صلة من جمع المولد النبي الله إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم
Artinya: "Barang siapa mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab atas dibacakannya Maulid Nabi SAW, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama golongan shiddiqin (orang-orang yang benar), syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan shalihin (orang-orang yang shaleh) dan dia akan dimasukkan ke dalam surga-surga Na'im."
5. Imam Sirri Saqathi
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي في الجنة
Artinya: "Barang siapa pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah pergi ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan karena cintanya kepada Nabi SAW. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam surga."
Itulah kumpulan dalil Maulid Nabi SAW mulai dari ayat Al-Qur'an, hadits, pendapat sahabat, hingga fatwa ulama. Semoga berguna!
(alk/alk)