2 Upaya Utama Dinkes Takalar Tekan Kasus Stunting hingga Turun Jadi 24%

2 Upaya Utama Dinkes Takalar Tekan Kasus Stunting hingga Turun Jadi 24%

Nurhidayat Said - detikSulsel
Senin, 25 Agu 2025 16:58 WIB
Ilustrasi Stunting
Foto: Getty Images/iStockphoto/jittawit.21
Takalar -

Kepala Dinkes Takalar dr Nilal Fauziah mengatakan dua langkah utama yang jadi penekanan, yaitu penerapan 29 indikator lintas sektor serta inovasi program daerah. Beberapa program yang dijalankan antara lain Kelas Tetta Siaga, Bapak Asuh Stunting, Rumah Gizi, Dapur Sehat, dan pemberdayaan kesejahteraan masyarakat bagi anak stunting.

"Ada 29 indikator, baik spesifik maupun sensitif, yang dilaksanakan oleh lintas sektor," ujarnya kepada detikSulsel, Senin (25/8/2025).

Nilal mengungkapkan program yang menjadi ciri khas di Takalar adalah Kelas Tetta Siaga. Program ini mengajak para suami untuk aktif mendampingi istri selama kehamilan dan mendukung tumbuh kembang anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memberikan edukasi dan mengajak bapak-bapak yang memiliki istri yang hamil untuk menjadi suami siaga selama masa kehamilan istrinya dan mendampingi tumbuhkembanganaknya," jelasnya.

Nilal juga menyinggung pentingnya peran posyandu, Puskesmas, dan tenaga kesehatan yang saling berkolaborasi. Selain itu, masyarakat diimbau proaktif membawa anak ke posyandu dan memperbaiki pola asuh.

ADVERTISEMENT

"Tentu masing-masing mempunyai peran dan saling berkolaborasi satu sama lain," ucapnya.

Menurutnya, tantangan terbesar dalam penanganan stunting di Takalar adalah kurangnya pemahaman masyarakat soal pola asuh dan perilaku merokok di rumah. Karena itu, pihaknya terus konsisten menjalankan program yang ada dan mengirim dokter ahli anak ke puskesmas untuk memeriksa anak stunting dan yang berisiko.

"Tantangannya masih banyak masyarakat yang belum tahu perilaku dan pola asuh anak serta perilaku merokok dalam rumah," bebernya.

Nilal menambahkan Takalar menargetkan tahun ini bisa menekan angka stunting hingga 20%. Bahkan, Takalar ingin menjadi contoh nasional dalam penanganan stunting.

"Kita pernah juara nasional untuk intervensi spesifik stunting dari Desa Bontoloe, Kecamatan Galesong," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, angka stunting di Takalar berhasil ditekan cukup tajam setahun terakhir. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada 2025 ini stunting di Takalar tersisa 24%.

Kepala Dinkes Takalar dr Nilal Fauziah mengatakan penurunan itu terjadi signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada 2024, angka stunting Takalar masih berada di level 34,5%.

"Penanganan stunting Takalar sangat berhasil menurut SSGI. Tahun 2024 sebesar 34,5% dan tahun2025sebesar 24%," ujar Nilal kepada detikSulsel,Senin(25/8).




(hmw/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads