8 Amalan Rebo Wekasan Bulan Safar untuk Memohon Perlindungan dan Keberkahan

8 Amalan Rebo Wekasan Bulan Safar untuk Memohon Perlindungan dan Keberkahan

St. Fatimah - detikSulsel
Selasa, 19 Agu 2025 20:00 WIB
Rebo Wekasan di Suci, Manyar, Gresik
Ilustrasi (Foto: Jemmi Purwodianto)
Makassar -

Rebo Wekasan merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Ṣafar dalam kalender Hijriah. Hari ini diyakini memiliki makna khusus sehingga masyarakat melakukan amalan spiritual untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT.

Berdasarkan kalender Hijriah 1447 H yang dirilis Kementerian Agama, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025. Lantas, apa saja amalan Rebo Wekasan yang dianjurkan?

Simak penjelasannya di bawah ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Rebo Wekasan?

Sebelum membahas amalan-amalannya, penting untuk memahami apa itu Rebo Wekasan. Rebo Wekasan yang juga dikenal Rebo Kasan atau Rebo Pungkasan, adalah tradisi yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Tradisi ini sering dikaitkan dengan pendapat KH Abdul Hamid Kudus, yang menyebut bahwa pada hari tersebut Allah menurunkan berbagai musibah. Oleh karena itu, pada hari tersebut dianjurkan melakukan amalan seperti sholat sunnah, doa, dan shalawat untuk memohon perlindungan dari Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Namun, sejumlah ulama menegaskan bahwa riwayat tentang kesialan di Rabu terakhir bulan Ṣafar adalah lemah. Bagi yang meyakini bahwa segala kebaikan dan keburukan hanya datang dari Allah, maka tidak ada hari sial dalam Islam.[1]

Amalan Rebo Wekasan Bulan Safar

Meskipun pandangan mengenai Rebo Wekasan beragam, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan sebagai bentuk ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut beberapa amalan yang biasa dilakukan:

1. Berdoa

Salah satu amalan yang biasa dikerjakan pada Rabu Wekasan adalah berdoa. Dalam keyakinan masyarakat, hari Rabu terakhir di bulan Safar dianggap sebagai hari yang penuh kesialan dan turunnya bala.

Karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa sebagai bentuk ikhtiar memohon perlindungan kepada Allah SWT. Di antara doa yang dibaca adalah doa yang diajarkan oleh KH. Abdul Hamid, yang beliau peroleh dari tulisan seorang ulama salih.

Doa Rebo Wekasan berbunyi:

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah ṣalawat, barakah, dan salam atas Sayyidina Muhammad hamba-Mu, nabi dan rasul-Mu, nabi yang Ummy dan keluarganya.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini dan dari setiap kesulitan, cobaan, dan bencana yang Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Pencipta kehidupan, wahai Penguasa dunia dan akhirat, wahai Tuhan yang mengetahui semua peristiwa yang sudah terjadi dan yang sedang terjadi dan Tuhan yang apabila Ia menghendaki sesuatu hanya dengan cukup berkata, "Jadilah", maka sesuatu itupun akan terjadi.

Wahai Tuhanku yang Azali, wahai Tuhan yang Abadi, wahai Tuhan yang menciptakan dari permulaan, wahai Tuhan yang mengembalikan (menghidupkan)nya kembali. Wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Tuhan pemilik Arsy yang Maha Mulia. Engkau melakukan apa saja yang Engkau kehendaki.

Ya Allah, jagalah dengan pengawasan-Mu, diriku, istriku, hartaku, anakku, agama dan duniaku yang Engkau mengujiku dan menemaninya demi kehormatan orang-orang soleh dan orang-orang baik, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan yang Maha Perkasa, wahai Tuhan yang Maha Pengampun, wahai Tuhan yang Maha Pemurah, wahai Tuhan yang menutupi kejelekan, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

Ya Allah, wahai Tuhan yang Maha Kuat, wahai Tuhan yang Maha Keras siksa-Nya, wahai Tuhan yang Maha Perkasa, tunduk kepada keperkasaanMu semua makhluk-Mu, lindungilah aku dari semua makhluk-Mu.

Wahai Tuhan yang selalu berbuat baik, wahai Tuhan yang membuat kebagusan, wahai Tuhan yang memberi karunia, wahai Tuhan yang memberi kenikmatan, wahai Tuhan yang memuliakan, wahai Tuhan yang tiada Tuhan selain Engkau, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan yang Maha Penyayang di antara para penyayang.[1]

2. Sholat Sunnah Mutlaq

Amalan berikutnya pada Rabu Wekasan adalah sholat sunnah muṭlaq dengan niat menolak bala. Sholat ini dikerjakan empat rakaat, boleh dengan dua tahiyyat satu salam atau dua tahiyyat dua salam.

Pada setiap rakaat, setelah membaca Al-Fātiḥah, dilanjutkan dengan bacaan:

  • Surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali
  • Surat Al-Ikhlāṣ sebanyak 5 kali
  • Surat Al-Falaq sebanyak 1 kali
  • Surat An-Nās sebanyak 1 kali

Setiap rakaat membaca seluruh surat tersebut secara berurutan. Seusai sholat, amalan ini ditutup dengan membaca doa tolak bala sebagai permohonan perlindungan kepada Allah SWT.[1]

3. Membaca Surah Yasin

Membaca surah Yasin juga dianjurkan pada Rebo Wekasan. Ketika proses pembacaannya sampai pada "Salāmun qaulan min rabb al-raḥīm", potongan ayat tersebut dibaca sebanyak
313 kali lalu dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai.

Setelah selesai, kemudian membaca doa tolak bala berikut:

"Ya Allah, limpahkanlah ṣalawat dan rahmat atas Sayyidina Muhammad dengan rahmat yang menyelamatkan kami dari semua bahaya dan gangguan dan memenuhi hajat-hajat kami, membersihkan kami dari seluruh dosa, mengangkat kami derajat tertinggi, menyampaikan kami ke tujuan terjauh berupa seluruh kebaikan semasa hidup dan sesudah mati."[1]

4. Membaca Sholawat Munjiyat

Setelah selesai membaca surah Yasin, dianjurkan untuk melanjutkan dengan membaca sholawat Munjiyat sebanyak 11 kali. Berikut ini bacaannya sholawat Munjiyat:

أَللَّهُمَّ صَلِّى عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْناَ بِهاَ مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَ اْلآفاَتِ وَ تُقْضِي لَناَ بِهاَ مِنْ جَمِيْعِ الْحَاجَاتِ وَ تُطَهِّرُناَ بِهاَ مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئاَتِ وَ تَرْفَعُناَ بِهاَ عِنْدَكَ أَعْلىَ الدَّرَجاَتِ وَ تُبَلِّغُناَ بِهَا أَقْصَى اْلغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ اْلخَيْرَاتِ فىِ الْحَياَتِ وَ بَعْدَ اْلمَمَاتِ إِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Setelah selesai membaca sholawat Munjiyat, ditutup dengan doa perlindungan berikut:

[2](اللهم) اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قديرٌ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

5. Membaca Ayat Kursi

Amalan lain pada hari Rebo Wekasan adalah membaca Ayat Kursi. Dalam Sunan al-Darimi, diriwayatkan dari Abdullah ibn Mas'ud bahwa beliau berkata:

"Barangsiapa yang membaca empat ayat dari awal Surat al Baqarah, Ayat Kursi, dua ayat setelah Ayat Kursi, tiga ayat terakhir surah Al-Baqarah maka ia dan keluarganya tidak akan didekati setan dan tidak ada sesuatu yang buruk yang menimpanya."[1]

Riwayat ini menjelaskan bahwa membaca ayat-ayat tersebut merupakan amalan yang sangat dianjurkan, karena menjadi perisai dari gangguan setan dan keburukan. Oleh sebab itu, membaca Ayat Kursi juga dianjurkan sebagai salah satu amalan pada hari Rebo Wekasan.

6. Membaca Surah Al-Falaq

Al-Imam Al-Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi menjelaskan bahwa pada hari Rabu terakhir bulan Safar dianjurkan membaca surah Al-Falaq dengan tata cara menghadap ke berbagai arah sambil membaca doa perlindungan. Untuk tata caranya adalah sebagai berikut:

  1. Membaca doa pembuka: Allahumma inni uqaddimu ilaika baina yadayya, wayadi auladii wa ahlii,
  2. Menghadap ke kanan, membaca: wa 'an yaminii wa aimanihim, lalu membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  3. Menghadap ke kiri, membaca: wa 'an syimāliyya wa syamāilihim, kemudian membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  4. Menghadap ke belakang, membaca: wa min khalfii wa khalfihim, lalu membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  5. Menghadap ke depan, membaca: wa min amāmī wa amāmihim, kemudian membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  6. Menghadap ke atas, membaca: wa min fauqī wa fauqihim, lalu membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  7. Menghadap ke bawah, membaca: wa min taḥtī wa taḥtihim, kemudian membaca surah Al-Falaq dan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.
  8. Setelah itu membaca doa penutup: wamithlu żālika muḥīṭun bī wa bihim wabimā aḥaṭnā bihi, lalu membaca surah Al-Falaq sekali lagi dan ditutup dengan doa: Fallahu khairun hafidhan wahuwa arhamurrahimin.[2]

7. Mandi Bulan Safar

Dalam tradisi Rebo Wekasan, juga dianjurkan untuk mandi bulan Safar. Mandi ini dilakukan dengan membaca niat sebagai berikut:

Niat Mandi Bulan Safar

نَوَيْتُ الْغُسْلَ عَنْ شَهْرِ صَفَرَ وَ أَنْ يَمْضِيَ عَنْ فِتْـنَةِ الدَّجَّالِ سُنَّةً للهِ تَعاَلىَ

Artinya: Sahaja saya mandi pada bulan Shafar agar dijauhkan dan dipelihara oleh Allah Swt daripada bala dan penyakit serta fitnah dajjal, sunnat karena Allah SWT.

Sebelum mandi bulan Safar, dianjurkan menuliskan beberapa ayat Al-Qur'an di atas selembar kertas, lalu direndam dalam air. Air rendaman tersebut digunakan untuk mandi atau diminum, dengan harapan mendapat perlindungan dari musibah yang diyakini turun pada hari Rabu terakhir di bulan Safar hingga akhir tahun.

Ayat yang dituliskan adalah sebagai berikut:

سَلاَمٌ قَوْلاَ مِنْ رَبِّ الرَّحِيْمِ * سَلاَمٌ عَلَى نُوْحٍ فِى العَالَمِيْنَ

سَلاَمٌ عَلَى اِبْراهِيْمَ * سَلاَمُ عَلَى مُوْسَى وَهاَرُوْنَ

سَلاَمٌ عَلَى اِلْيَاسَ * سَلاَمٌ عَلَى المرْسَليْنَ

سلاَمٌ عَلَــيْكُمْ طِبْــتــُمْ فَادْخُــلُوْهَا خَـالِدِيْنَ * سَلاَمٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الفَجرِ[2]

8. Membuat Air Salamun

Amalan lain yang dilakukan pada Rebo Wekasan adalah membuat air salāmun. Air ini dibuat dengan cara menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an yang diawali lafaz Salāmun pada kertas putih, lalu dicelupkan ke dalam air.

Air tersebut kemudian diminum dengan niat memohon keselamatan kepada Allah SWT, agar terhindar dari berbagai malapetaka dan musibah selama setahun. Ketujuh ayat Salāmun tersebut adalah:

  1. salāmun qaulan min rabb al-raḥīm,
  2. salāmun 'alā nūḥin fi al-'ālamīn,
  3. salāmun 'ala ibrāhīm,
  4. salāmun 'ala mūsā wa hārūn,
  5. salāmun 'alā ilyāsīn,
  6. salāmun 'alaikum ṭibtum fadkhulūhā khālidīn,
  7. salāmun hiya ḥattā maṭla' al-fajr.[1]

Nah, itulah beberapa amalan yang biasa dilakukan pada Rebo Wekasan. Semoga bermanfaat!

Referensi:

[1] Jurnal Institut Agama Islam Negeri Kudus yang berjudul Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH. Abdul Hamid Dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur
[2] Laman Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia, Wirid dan Amaliah Rabu Akhir Bulan Safar




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads