Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) melaporkan 433 warga terdampak gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,0 (kini diperbaharui menjadi M 5,8) di Kabupaten Poso. Sebanyak 29 orang luka-luka akibat bencana alam yang bertepatan dengan HUT ke-80 RI tersebut.
"Di Desa Masani terdapat 29 korban luka-luka. (Rinciannya) 13 jiwa dirujuk ke RSUD Poso, 6 jiwa dirujuk di Puskesmas Tokorondo, 10 jiwa ditangani di lokasi kejadian oleh Dinas Kesehatan Poso," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring kepada wartawan, Minggu (17/8/2025).
Andi Sembiring mengatakan, wilayah paling terdampak berada di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Satu unit gereja rusak dan 433 jiwa dari 184 kepala keluarga (KK) terdampak di Desa Masani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga terdampak Kecamatan Poso Pesisir di Desa Masani 1 unit gereja dan 433 jiwa," bebernya.
BPBD Sulteng saat ini masih melakukan asesmen di beberapa desa seperti Tokorondo, Towu, Pinedapa, dan Lape. Warga setempat kini masih bertahan dengan kondisi terbatas.
"Saat ini kebutuhan mendesak adalah tenda, light tower, alas tidur, selimut, terpal, makanan siap saji, perlengkapan bayi, serta obat-obatan," tambah Andi Sembiring.
Sebelumnya diberitakan, gempa M 5,8 yang mengguncang Poso terjadi pada Minggu (17/8) pukul 06.38 Wita. Gempa terletak pada koordinat 1,27 derajat lintang selatan dan 120,75 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 13 Km arah barat laut Kota Poso pada kedalaman 10 km.
Insiden itu mengakibatkan 10 jemaat Gereja Elim di Desa Masani mengalami luka-luka. Mereka luka akibat gereja roboh saat melaksanakan ibadah.
"Sebanyak 10 orang jemaat yang luka sudah dirujuk ke Puskesmas Tokorondo untuk mendapatkan perawatan," tutur Andi Sembiring.
Andi Sembiring turut melaporkan satu rumah warga di Desa Lape, Kecamatan Poso Pesisir, rusak ringan akibat gempa. Bangunan sarang burung walet di Desa Ueralulu juga terdampak.
"Saat ini masih dalam penanganan," imbuh Andi Sembiring.
(sar/hsr)