Tanggal 3 Agustus 2025 jatuh pada hari Minggu berdasarkan penanggalan Masehi. Pada hari ini terdapat sejumlah peringatan yang dirayakan dalam skala nasional maupun internasional.
Lantas, tanggal 3 Agustus memperingati hari apa saja?
Di Indonesia, tidak ada momen penting yang diperingati secara nasional. Namun, di negara lain terdapat hari nasional yang dirayakan di tanggal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya skala nasional, di tanggal ini juga terdapat peringatan global. Penasaran dengan hari peringatan di tanggal 1 Agustus 2025? Yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Hari Kesadaran Sindrom CLOVES
Hari Kesadaran Sindrom CLOVES diperingati setiap tahun pada tanggal 3 Agustus. CLOVES merupakan singkatan dari Congenital Lipomatous Overgrowth, Vascular Malformations, Epidermal Nevis, Spinal/Skeletal Anomalies/Scoliosis.
Melansir laman Boston Children's Hospital, sindrom CLOVES adalah kelainan bawaan yang muncul sejak lahir dan sangat langka. Kondisi penderitanya ditandai dengan kombinasi kelainan vaskular (melibatkan pembuluh darah), kulit, tulang belakang, dan sendi tulang.
Hingga saat ini, kurang dari 200 kasus sindrom CLOVES telah diidentifikasi di seluruh dunia. Berdasarkan penelitian, CLOVES disebabkan oleh mutasi pada gen yang disebut PIK3CA.
Mutasi ini muncul secara spontan di dalam rahim, saat bayi sedang berkembang. Sejauh ini, belum ada faktor risiko yang diketahui yang dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan terjadinya mutasi ini.
Gambaran jangka panjang untuk anak dengan CLOVES bergantung pada usia dan tingkat keparahan gejalanya. Semakin cepat penyakit ini terdeteksi dan perawatan yang tepat dimulai, semakin baik prospek umumnya.
Sayangnya, sejauh ini tidak ada obat untuk mengobati sindrom CLOVES. Meski demikian spesialis anomali vaskular yang berpengalaman dapat mengelola atau mencegah gejalanya dengan perawatan medis dan bedah yang tepat.
Melansir laman National Today, Hari Kesadaran Sindrom CLOVES ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umum. Edukasi dan empati untuk dapat menghasilkan penelitian dan pengobatan yang lebih baik untuk pasien sindrom CLOVES.
Hari Kesadaran Sindrom Cloves diharapkan dapat membangun dukungan komunitas dan mengumpulkan dana bagi mereka yang membutuhkan pengobatan. Setiap orang harus mendapatkan akses ke perawatan yang tepat dan menjalani hidup terbaik.
Hari Dahi Besar
Tanggal 3 Agustus sebagai Hari Dahi Besar di Amerika Serikat. Hari ini merupakan perayaan untuk orang yang memiliki dahi yang besar atau lebar.
Dahi besar kerap dianggap tidak menarik dan dipermalukan. Hari istimewa ini bertujuan untuk membantu orang-orang agar mencintai apa yang mereka miliki.
Padahal dahi yang besar dianggap sebagai tanda kecerdasan dan kecantikan di beberapa budaya. Meskipun pada budaya lain dahi lebar justru tidak sedap dipandang.
Meskipun konsep estetika dapat bervariasi di setiap negara, terdapat standar kecantikan di setiap era. Dahi lebar sendiri sempat menjadi tren.
Ratu Elizabeth I menjadi terkenal karena memiliki dahi yang besar, yang ia pamerkan hampir sepanjang hidupnya. Karena ia adalah ratu dan mendikte mode pada masa itu, dahi yang besar menjadi tren.
Semua orang, mulai dari bangsawan hingga pelayan, meniru gayanya, beberapa bahkan sampai menghilangkan rambut dari garis rambut mereka secara permanen.
Jadi, intinya adalah bahwa standar kecantikan datang dan pergi dari waktu ke waktu dan dari budaya ke budaya. Dahi yang besar biasanya merupakan warisan gen dari orang tua.
Melalui hari peringatan ini, diharapkan orang yang memiliki dahi lebar menyingkirkan rasa tidak percaya dirinya. Untuk membangun kepercayaan diri dengan dahi lebar, dapat mengambil inspirasi dari Rihanna atau Tyra Banks yang luar biasa.
Hari Pidjiguiti
Tanggal 3 Agustus diperingati sebagai Hari Pidjiguiti di Guinea-Bissau, sebuah negara di Afrika Barat. Hari ini menandai peringatan pembantaian Pidjiguiti, yang terjadi pada tanggal tersebut di tahun 1959.
Melansir laman National Today, sejarah pembantaian ini berawal dari Guinea-Bissau yang berada di bawah kekuasaan Portugis sejak tahun 1800-an. Kemudian, pada tahun 1950-an, desakan untuk kemerdekaan nasional melanda Afrika, tidak terkecuali Guinea-Bissau.
Pada tahun 1956, Amilcar Cabral mendirikan Partai Afrika untuk Kemerdekaan Guinea dan Tanjung Verde (PAIGC). Aksi besar pertama PAIGC dalam mendukung kemerdekaan tanpa kekerasan adalah menyerukan pemogokan dan menuntut kenaikan upah di Dermaga Pidjiguiti, Pelabuhan Bissau.
Pada tanggal 3 Agustus 1959, sejumlah besar buruh pelabuhan bergabung dalam pemogokan dan mengambil alih pelabuhan, yang secara efektif menutupnya.
Sebagai respon aksi tersebut, pasukan keamanan pun menyerbu gerbang. Polisi Pertahanan Negara dan Internasional (PIDE) melancarkan serangan untuk merebut kembali pelabuhan dari para pemogok.
PIDE pun menembaki kelompok tersebut, menewaskan 50 pengunjuk rasa dan melukai banyak lainnya. Yang lainnya ditangkap dan disiksa oleh PIDE.
PAIGC dan para pendukung kemerdekaan lainnya memandang aksi-aksi ini sebagai titik balik dalam pengorganisasian perlawanan terhadap kekuasaan kolonial. Mereka segera memutuskan untuk meninggalkan pendekatan tanpa kekerasan dan beralih ke langkah-langkah yang lebih proaktif.
Konflik bersenjata pun akhirnya pecah pada tahun 1963. Puncak aksi proaktif adalah kemerdekaan Guinea-Bissau pada tahun 1973 dan disusul kemerdekaan Tanjung Verde pada tahun 1975.
Untuk mengenang para korban pembantaian di Dermaga Pidjiguiti sebagai proses perjuangan dalam meraih kemerdekaan, sebuah patung (kepalan tangan) didirikan di pelabuhan itu. Patung itu disebut Mão de Timba, yang secara kasar diterjemahkan menjadi "tangan penjahat" atau "siapa yang berutang tidak berencana untuk membayarnya".
Nah, itulah beberapa hari penting yang diperingati setiap tanggal 3 Agustus. Semoga bermanfaat ya!
(alk/alk)