- 1. Prajurit Jaga Malam Karya: Chairil Anwar
- 2. Dirgahayu Negeriku Karya: Joeti
- 3. Kita Merdeka Karya: Agil Ramadhan
- 4. Merdeka, Kini dan Nanti Karya: Ahmad Suryadi
- 5. Riwayatmu Kini Karya: Aldi Mubarok
- 6. Merah Putih untuk Pertiwi Karya: Alfin Nihayatul Islamiyah
- 7. Mentari Indonesia Karya:Bunda Azki
- 8. Indonesia Karya: Chatya Fawziyah
- 9. Hargai Para Pahlawan Karya: Deni Tri Risawati
- 10. Sebuah Mimpi Karya: Dewi Ramadhanti
- 11. Bara Karya: Ellyana Dwi Jayanti
- 12. Merah Putih Cerbebas Jerat Karya: Fadilla Dewi Brilliantsya
- 13. Bela Negara Karya: Dilla Hardina Agustiani
- 14. Merah Darah Putih Tulang Karya: Fransiskus Dika Sidabutar
- 15. Untuk Indonesia Karya: Khoirul Hasanah
- 16. Untukmu Karya: M. Said As'ad
- 17. Bulan Agustus Karya: Nani Setyawati
- 18. Merdeka Karya: Raden Ali
- 19. Satu Kata Karya: Rosida Puti Sahara
- 20. Merah Tabah Karya: Shofiyah
- 21. Merah Putih si Sanubari Karya: Siska Dewi Siregar
- 22. Merdeka Karya: Siti Wahyu Nurlail
- 23. Kepak Sayapku Menghadapu Dunia Karya: Ulfa Khairina
- 24. Pahlawanku Karya: Reza Hidayat
- 25. Pengorbanan Karya: Siti Halimah
Puisi tentang kemerdekaan menjadi salah satu bentuk ekspresi cinta tanah air. selain itu juga sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Bangsa Indonesia akan merayakan HUT Kemerdekaan yang ke-80 tahun pada 17 Agustus 2025 mendatang. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk turut memeriahkan perayaannya, salah satunya dengan mempersembahkan puisi.
Puisi tentang kemerdekaan dapat dibacakan dalam upacara, lomba, dan kegiatan peringatan HUT RI lainnya. Selain itu, di tengah era digital, puisi tentang kemerdekaan juga relevan untuk dibagikan di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang sedang mencari puisi bertema kemerdekaan untuk memeriahkan HUT RI, berikut detiSulsel menyajikan kumpulan puisinya. Puisi-puisi di bawah ini dikutip dari Buku Antologi Puisi Kemerdekaan (2021) karya Alfin Nirhayatul Islamiyah, dkk dan Buku Deru Hampir Debu (1987) karya Chairil Anwar.
Yuk simak!
1. Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar
Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan...
Aku tidak tahu apa nasib waktu!
2. Dirgahayu Negeriku
Karya: Joeti
Kami mencintaimu
Dengan ribuan gugusan
Pulau-pulaunya
Kami mencintaimu
Dengan jutaan
Keanekaragaman budayanya
Lahir di tanah ibu pertiwi
Dan akan tetap menjaga
Keindahan negeri
Hingga tulang belulang
Kami menyatu dengan
Tanah negeri ini
3. Kita Merdeka
Karya: Agil Ramadhan
Pandemi masih membayangi tiap jiwa dan raga para pribumi
Walau riuh terdengar menggema di seluruh penjuru
Dan sang saka merah putih dengan gagahnya berkibar
Mengobarkan semangat para pemuda dan pemudi bangsa
Untuk tiap tetes keringat dan darah yang dikorbankan para pejuang bangsa
Menopang, hingga bumi pertiwi ini berdiri kokoh
Tak satupun yang berhak merampas semangat kemerdekaan ini
Walau pandemi yang perlahan membatasi ruang gerak kita
Dan merebut kebahagiaan dengan orang-orang terkasih
Hari ini kita merdeka!
Bentengi diri dengan nyala semangat yang tak kenal lelah
Tunjukkan kepada para pejuang bangsa, kita layak merdeka
Karena aku, kau dan kita semua adalah Indonesia
Merdeka, merdeka, merdeka!
4. Merdeka, Kini dan Nanti
Karya: Ahmad Suryadi
Mereka ini adalah upaya yang tak kenal lelah
Usaha yang tak pernah menyerah
Mereka ini adalah cucuran keringat dan dara
Yang setia mencucur hingga melimpah ruah
Mereka ini adalah lelah
Lelah yang dirasakan oleh setiap raga
Merdeka ini tak mudah digapai
Karena berjuta ton darah raib serta tergadai
Merdeka didapat dengan taruhan nyawa
Demi merdeka jutaan nyawa dan jiwa melayang
Demi merdeka untuk senyum esok yang lebih
Demi merdeka untuk senyum bangsa Indonesia
Demi merdeka ibu pertiwi, kini dan nanti
5. Riwayatmu Kini
Karya: Aldi Mubarok
Pertiwi di usia renta genap tujuh puluh enam tahun
Masih menjadi budak nafsu bagi mereka si hidung belang
Gunung menyembul, ranum nan rimbun
Sebelum diremas tangan-tangan binal
Bibir sensual, mengalir sungai
Dilumat hingga kering kerontang
Meringis tatkala beton menancap pada tubuh
Derai air mata tak bisa dibendung
Meluap membasahi pori-pori tiap kota
Berontak dari dekapan galak
Berjalan lunglai setengah sadar
Sambil bergumam:
"aku ingin kebebasan; kesejahteraan"
6. Merah Putih untuk Pertiwi
Karya: Alfin Nihayatul Islamiyah
Guratan tinta emas dalam kertas bekas
Memori masa kelam terlintas
Dalam balutan darah yang masih menggenang
Melaju melewati masa menjadi kenangan
Maksud terbuai dalam hati yang luluh
Kisa puluhan tahun yang beradu dalam pelu
Kelu; rasanya hati berdayuh-dayuh
Kertas bekas waktu menjadi rapuh
Merdeka! Diiringi Indonesia raya yang menggema
Air mata yang siap meluncur kapan saja
Penantian di penghujung usia
Akhir kata yang menjadi lega seluruh warga bumiputera
7. Mentari Indonesia
Karya:Bunda Azki
Derap langkah para penjaga paksa
Letupan senjata tanpa aksama
Ribuan nyawa hilang tanpa dosa
Hanya derai air mata yang berkuasa
Ketika doa dan air mata bersama
Penjuru bumi langit berkuasa
Sebilah bambu runcing mencakar angkasa
Kekuatan besar mencabar bumi seisinya
Merdeka, merdeka, merdeka
Peluh dan lara berganti indahnya nirwana
Luka tikam menganga berganti senyuman sukma
Ribuan dera tergantikan secercah sinar khatulistiwa
Kisah romansa akan indah pada waktunya
Bukan karena kamu dan aku saja
Namun korelasi keduanya
Karena kita sama, kita adalah Indonesia
8. Indonesia
Karya: Chatya Fawziyah
Tujuh puluh enam tahun Indonesia merdeka
Meninggalkan segala cerita lama yang penuh duka
Ratusan tahun dijajah dengan kejamnya
Hingga tak sedikit yang gugur karenanya
Indonesia
Sejarah perjuangan tak mungkin dilupa
17 Agustus 1945
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia berkumandang ke penjuru dunia
Indonesia usiamu tak lagi muda
Namun semangatmu harus tetap membara
Demi segala cita-cita para pejuang bangsa
Majulah Indonesia
Jayalah bangsa dengan beragam suku dan budaya
Kepakkan sayapmu setinggi angkasa
Tunjukkan gagahmu di mata dunia
9. Hargai Para Pahlawan
Karya: Deni Tri Risawati
Mengenang 76 tahun silam atas jasa para pahlawan
Kemerdekaan bisa diproklamasikan, Indonesia bisa dipersatukan
Banyak darah yang ditumpahkan
Banyak nyawa yang dikorbankan
Semua demi mencari keadilan dan menghapus penjajahan
Kini, telah tiba bulan istimewa bagi rakyat Indonesia
Merah putih berkibar di sepanjang jalan
Sebagai tanda peringatan kemerdekaan
Mari kawan kita jaga persatuan jangan ada perpecahan
Hargai pengorbanan para pahlawan
Kebebasan jangan disalahgunakan
Boleh berdebat adu pendapat tapi untuk meraih mufakat
Bukan untuk tipu muslihat karena kita adalah generasi hebat
Demi Indonesia yang kuat
10. Sebuah Mimpi
Karya: Dewi Ramadhanti
Apa itu merdeka?
Kata bebas yang diimpikan
Indonesia berjuang
Ikhtiar Tawakal tak terhenti
Tangis darah air mata
350 tahun lamanya
Buih indah itu datang
Tangis haru bahagia
Berkah kesabaran nan perjuangan
Kini waktu berlalu
Definisi bebas penuh makna
Perjuangan kita berbeda
Nafkah, rezeki, sehat
Tetaplah melangkah menuju harap
Merdeka 'kan kita dapat
11. Bara
Karya: Ellyana Dwi Jayanti
Merdeka!
Satu kata yang diucapkan oleh seorang pahlawan
satu kata yang penuh makana
satu kata yang membuat kami bergetar
Satu kaya yang membuat kami menangis
Tapi apakah kita sudah benar-benar merdeka!
Wahai pahlawan bukalah matamu
Ada noda yang tak bisa kau lihat secara langsung
Ada noda yang kau anggap itu sebuah hiasan
Ada noda yang sebenarnya ingin kau hapus
Namun mengapa engkau mendiamkannya
Merah darahku putih tulangku
Meski kami harus merasakan sakit
Kami ingin kau kembali
Seperti arti merdeka yang sesungguhnya
Saat kau memerdekakan neberiku Indonesia
12. Merah Putih Cerbebas Jerat
Karya: Fadilla Dewi Brilliantsya
Kala itu manusia-manusia picik mengadopsi pertiwi
Saksana keibuan berlagak mengayomi
Menebar lakon, merecap janji-janji
Merenggut, meraup segala jati diri
Tiada belas, tiada pantas dikata manusiawi
Hingga tumpah ruah darah juang negeri
Demi melepas jerat, membebaskan NKRI
Gelora jiwa terbakar ditengahterik matahari
Raga mengacu, meluruh bagai diatas bara api
Menyibak, menerjang diantara semak duri
Tapi tak gentar meski minim senjata api
Demi perwujudan secarik naskah yang kau sebut
PROKLAMASI
13. Bela Negara
Karya: Dilla Hardina Agustiani
Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai sentosa
14. Merah Darah Putih Tulang
Karya: Fransiskus Dika Sidabutar
Merdeka telah diperjuangkan
Eulogi kami panjatkan bagi para pahlawan
Rela tinggalkan keluarga
Air mata dan darah pun diikhlaskan
Hanya untuk kemerdekaan
Perjuangan takkan ku henti
Untuk memperjuangkan tanah air
Tekad akan ku jahit
Intuisi akan terus berlari
Hanya tuk mengharumkan negeri
15. Untuk Indonesia
Karya: Khoirul Hasanah
Tujuh puluh enam tahun lalu Negara kita merdeka
tidak lagi ada peperangan dengan serdadu Belanda
Serta pertumpahan darah yang merajalela
Kemerdekaan ini adalah nyawa
Dari para pejuang, untuk Indonesia
Tak peduli seberapa banyak peluru menghunjam dada
Meski melawan tanpa senjata,
Tak sedikitpun goyah demi bangsa
Tujuh puluh enam tahun lalu bangsa yang besar telah
lahir
Beribu kisah para pahlawan terus mengalir
Jasanya semerbak harus di sela-sela tanah air
Aku mencintai bangsa ini sampai akhir
16. Untukmu
Karya: M. Said As'ad
Untukmu terima kasih ku ucapkan
Dirimu yang setia
Setia menemani jiwa
Jiwa 270 juta nyawa
Tetap setia, tanpa mengusir mereka
Walaupun sekarang kau sedang tidak baik-baik saja
Banyak virus yang menerpa mengancam nyawa
Terakhir...kata maaf ku ucapkan
Karena diriku tak ikut serta mengangkatmu dari
keterpurukan
Sekarang, disaat dirimu mulai tergoncang
Ijinkan aku belajar memahami dirimu yang sekarang
Hingga mampu menggandengmu jauh dari virus hitam
Semoga lekas membaik negriku dihari jadimu.
Dirgahayu Indonesiaku..
17. Bulan Agustus
Karya: Nani Setyawati
Pagi yang cerah penuh warna
Paginya Indonesia merdeka merah putih
Gelak tawa dan senyum sepanjang Agustus
Persahabatan menyatu melawan kesibukan
Kemakmuran mengadirkan anak-anak polos berlarian
Indahnya negeriku bulan ini
Merah putih berkibar
Tanda senyum bahagia nyata
Tuhanku, aku terlena karena bulan Agustus
Terlena akan limpahan keberkahan dari-Mu
Agustus hanya satu bulan lamanya
Aku sadar sesaatnya suatu kebahagiaan
Bukan bahagia ingkar yang ku mau
Namun, bahagia selamanya seperti bulan Agustus
18. Merdeka
Karya: Raden Ali
Aku berterima kasih
Pada tuhan dan juga para pahlawan
Yang telah memperjuangkan kemerdekaan
Hingga mereka rela menghilang dari kehidupan
Di madura ada sakera juga para kiai
Yang selalu siap berperang demi merebut kembali NKRI
Selama 350 tahun mereka tak pernah tidur
Untuk memerangi para tentara sekutu
Terima kasih pahlawanku
Sampai sekarang jasamu kan kukenang selalu
Semoga NKRI tetap tegak berdiri
Hingga ribuan agustus mendatang
19. Satu Kata
Karya: Rosida Puti Sahara
Untuk siapa kemerdekaan ini?
Bila pekik kemerdekaan itu terdengan dari perut anak bangsa
yang kelaparan
Saat teriakan "merdeka" terucap
Naiknya merah putih membawa peluh serta rintih
Satu bangsa yang tersakiti terseok maupun terbantai
Bambu Runcing, golok pun belati mulai bangkit walau tertatih
Hidup dan mati demi satu kata, Diulangi, demi satu kata
Merdeka
20. Merah Tabah
Karya: Shofiyah
Atas jajah yang berebut taktha
Kuasa dengan nobat sementara
Yang singgah tentu harus kembali pulang
Tapi, mengapa kian tertantang?
Mendiamkan suatu peta daratan
Adalah kesempatan yang kadang membinasakan
Nyali yang ciut juga ketidakadilan direnggut
Ia yang menamatkan namanya
Pada sebuah nisan bersamaan dengan pejuang lain
Mengukir Indonesia tiada terbuai
Seperti tombak memancang kedukaan
Seperti pelarian tapi masih disegel keadaan
Maka, di tanah yang masih menyimpan air mata
Di situlah namanya takkan pernah alpa
21. Merah Putih si Sanubari
Karya: Siska Dewi Siregar
Hamparan danau ranau yang luas
Sawah penduduk yang menghijau
Bagaikan permadani di bawah gunung Seminung
Inilah tempat kami, bagian dari Negara kita
Subur tanahnya, luas pulaunya dan melimpah airnya
Namun, alangkah malang rakyatnya
Sebutan kata sudah merdeka
Tapi banyak jiwa yang terkorbankan
Musibah demi musibah wabah demi wabah silih berganti.
Bangkitlah rakyat Indonesia! Mari mencintai negara ini
Tanamkan merah putih di sanubari
Tumbuhkan kesadaran
Buktikan perkataan dan perbuatan
Demi tanah air Indonesia
Merdeka!
22. Merdeka
Karya: Siti Wahyu Nurlail
Semoga tak kulihat lagi
Mereka yang menangis darah
Mereka yang menjerit kesakitan
Mereka yang kosong tanpa jiwanya
Mereka yang kering tanpa oase dalam hidupnya
Karena jika aku jadi mereka
Tak kuasa aku menangis darah
Tak kuasa aku menjerit kesakitan
Tak kuasa aku kosong tanpa jiwa
Tak kuasa aku kering tanpa oase dalam hidupku
Karena sesungguhnya yang dikatakan merdeka itu
Tak ada tangis kesedihan
Tak ada jerit kesakitan
Tak ada raga kosong tanpa jiwanya
Tak ada hidup yang kekeringan
23. Kepak Sayapku Menghadapu Dunia
Karya: Ulfa Khairina
Aku bukanlah burung yang terbang di langit
tapi kupunya sayap taj terlihat nan kokoh
Aku bukanlah langit yang menaungi seisi alam
Tapi kuselalu coba berikan yang terindah siang dan malam
Hidupku ada di tanganku, Tuan
Karena merdekaku adalah kebebasanku
Karena kebebasanku ciptakan kemerdekaanku
Karena semua cita dan asaku tergantung pada duniaku
yang merdeka
Kemerdekaan bukan karena kita terlepas dari penjajah
Kemerdekaan, keberanianku mengepakkan sayap
menghadapi dunia
24. Pahlawanku
Karya: Reza Hidayat
Pahlawanku .....
Bagaimana aku bisa membalas jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tertembak peluru penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku ..... engkaulah bunga bangsa
25. Pengorbanan
Karya: Siti Halimah
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
Itulah kumpulan puisi tentang kemerdekaan yang singkat dan menyentuh hati untuk memeriahkan HUT ke-80 RI. Semoga bermanfaat ya!
(alk/alk)