Pemkab Soppeng Terjunkan Tim ke 21 Desa untuk Tekan Angka Stunting

Pemkab Soppeng Terjunkan Tim ke 21 Desa untuk Tekan Angka Stunting

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 29 Jul 2025 11:42 WIB
Wabup Soppeng Selle Ks Dalle dan Plt Kadis Kesehatan Soppeng M Evinuddin berfoto bersama Tim Aksi Stop Stunting.
Foto: Wabup Soppeng Selle Ks Dalle dan Plt Kadis Kesehatan Soppeng M Evinuddin berfoto bersama Tim Aksi Stop Stunting. (Dok. Istimewa)
Soppeng -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) menerjunkan tim percepatan penurunan stunting. Tim itu akan menyasar 21 desa dan kelurahan yang merupakan lokus stunting.

"Dalam tim ini ada 66 orang terdiri dari tim pendamping gizi 21, tim dokter 3, kader kesehatan 21, dan anggota PKK 21. Tim akan bertugas selama 90 hari di 21 desa dan kelurahan lokus untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Soppeng Muhammad Evinuddin kepada detikSulsel, Selasa (29/7/2025).

Pemkab Soppeng melakukan acara penerimaan dan pembekalan bagi Tim Aksi Stop Stunting Kabupaten Soppeng tahun 2025 di Aula Kantor Dinas Kesehatan Soppeng, Senin (28/7). Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Soppeng Selle KS Dalle yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Soppeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evin mengatakan, program ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran program serupa di tingkat Provinsi Sulsel dan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional, provinsi, dan daerah. Tim Aksi Stop Stunting akan difokuskan pada 21 desa dan kelurahan yakni Marioriaja, Goarie, Tettikenrarae, Labessi, Jennae, Cabbenge, Pajalesang, Lalabata Rilau, Maccile, Bila, Donri-Donri, Pesse, Pising, Lalabata Riaja, Tottong, Kessing, Panincong, Kaca, Tellulimpoe, Manorang Salo, dan Laringgi.

"Program ini akan menargetkan 630 anak yang mengalami masalah gizi dan 42 ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK). Jadi, selama 90 hari ke depan, tim akan melaksanakan berbagai intervensi di 21 desa dan kelurahan," katanya.

ADVERTISEMENT

"Tim akan pemberian makanan tambahan, multivitamin, susu ibu hamil, formula PKMK, serta edukasi dan fasilitasi akses terhadap layanan kesehatan esensial. Kolaborasi lintas sektor, pendekatan berbasis data, dan intervensi yang terarah diharapkan dapat menangani masalah stunting secara efektif," sambung Evin.

Sementara itu, Wakil Bupati Soppeng Selle KS Dalle menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap Tim Aksi Stop Stunting. Dia menekankan pentingnya penanganan stunting secara komprehensif dan multidimensional.

"Stunting ini dampaknya luas. Stunting tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan produktivitas anak di masa depan, makanya perlu penanganan yang serius dan sistematis," ucapnya.

Selle menambahkan, Pemkab Soppeng berharap terjalin sinergi yang kuat antara tim dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah desa, kader kesehatan, dan tokoh agama untuk menjadi model percontohan. Sebab, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesadaran dan komitmen kolektif seluruh pihak.

"Pemerintah Kabupaten Soppeng berharap desa-desa lokus ini dapat menjadi model percontohan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Soppeng dan daerah lainnya. Harapannya, tidak ada lagi anak-anak Soppeng yang masa depannya terhambat akibat stunting," jelasnya.




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads